BAGIAN TIGA

2.7K 103 0
                                    

"Ya sudah sabar aja ya serahin aja sama Allah SWT. anggap aja ini ujian sabar mu za." suara abi memberi nasihat. Setelah mereka bertiga dengan berat hati memutuskan untuk pulang karna sudah larut malam.

Abang menyuruh bang Reza buat nginep di rumahku.

Aku pergi ke kamar, hatiku merasa khawatir dengan hal itu, bagaimana bisa motor dipakir dan ditinggal untuk menemui Sang Maha Cipta bisa hilang begitu saja.

Mungkin ini karena kelalaian bang Reza yang meninggalkan kunci di motor, tapi yasudahlah mungkin ini sudah kehendak ALLAH SWT.

Memikirkan tentang hal itu sejenak, tiba-tiba, tubuhku seakan menyuruh untuk ke kamar kecil. Buru-buru aku menuju tempat itu, tapi belum sempat aku tepat di depan pintu, aku melihat pintu tempat itu tertutup, entah siapa malam-malam begini ke kamar kecil itu??

Kamar kecil itu biasa hanya ku pakai sendiri, karna abi, ummi, dan abang akan memakai kamar kecil yang di dekat tangga, hanya kamar ku yang dekat dengan kamar kecil ini.

Tanpa peduli aku pikir tak ada orang, ku buka pintu itu, dan tak terbayang oleh ku ada sesosok pria dengan telanjang dada memunggungiku.

"Aaaaaaaaaaaa............ " spontan ku tutup kembali pintu itu, hatiku bertanya siapa dia, tapi sebegitukah ingatanku belum lama aku memikirkan bang Reza, aku langsung lupa.

Ya dia memang dia pria yang ada di kamar kecil itu, dari rambut yang kulihat dari belakang. Mungkin dia belum tahu betul letak kamar mandi yang seharusnya dia masuki.
Astaghfirullah.... Anugrah Aisyah Anisa, apa yang kamu lakukan

Hening...
dalam lorong sebelah tangga aku, abang, dan bang Reza.

"Maaf Ann, aku nggak tahu cara ngunci pintunya." Kata bang Reza memecah keheningan.

"Astaghfirullah bang nggak papa kok, aku aja yang salah nggak ketok pintu dulu." Jawabku.

"Aku juga salah nggak tanya dulu mana kamar mandinya."

"Sudahlah, yang penting nggak terjadi apa-apa." Kata bang Muhammad.

Kembali ku kekamar, aduh hatiku rasanya deg-degan banget, mengapa itu terjadi??
Ku ambil buku coklat segi panjang dan pen warna hijau yang biasa menemaniku menuangkan sebagian dari kisah ku. Karna semuanya ku serahkan kepada Rabb ku ALLAH SWT.
Ku mulai dengan huruf-huruf, menuju ke kata-kata, dan menuju ke kalimat-kalimat lalu ke paragraf-paragraf.

----***----pagi----***----

"Gimana nak Rez, udah ada kabar dari polisi??" Tanya ummi ku memecah suasana pagi

"Belum tante" jawab bang Reza dengan muka yang menyesal, kata bang Muhammad, bang Reza beli motor itu dari hasil tabungannya sendiri ditambah dengan tabungan dari orang tua dan hasil kerja sampingan sebagai guru ngaji dan spg toko buku islami.
Subhanallah, dan jelas saja jika bang Reza sedih kehilangan motor nya ituu.
"Mi Aisyah berangkat yaaa, ayo bang." Sambil mencium tangan ummi aku mengucap salam dan mengajak abang.

----***----DI SEKOLAH----***----

"Assalamu'alaikum ra, tugas biologi mu dah??"
"Waalaikumsalam wr wb, alhamdulillah udah, tapi yang sulit aku nyontek Siti.. hehehe..."

"Anugrah... tugas mu udah kaann udah yaa, aku pinjem mau nyocokin jawabannya oke oke..."
suara temen perempuanku dari belakang memotong pembicaraan kami.

---***istirahat***---
"An, kamu di suruh ke taman tu sama Azzam" suara gadis berjilbab dengan ramahya, ya Siti.

Tapi Azzam?? Astaghfirullah ada apa lagi dia ituu, padahal waktu istirahat udah akan usai. Takut terjadi apa-apa aku temui dia. Dasar Azzaaam...
Tapi.. eh..

^bruukk^

"Aduuuhh... uh.. bisa jalan hati-hati nggak sih" kata gadis di depan ku ini ngomel nggak jelas, tapi memang aku sih yang salah.

"Eh maaf, maaf yaa, maaf"
"Aku tanya kamu bisa jalan hati-hati nggak??" Katanya masih dengan muka yang ngomel.

"Bisa sih, tapi aku lagi buru-buru, jadi maaf yaa." Tak peduli apa yang dia katakan lagi aku langsung meninggalkannya.
"Ehhh benta..rr" terdengar suara dari gadis itu. Aku tak peduli, yang penting aku kan dah minta maaf.

"Assalamu'laikum ada apa zam??" Salam ku pada Azzam, sementara temen-temennya langsung pergi, seperti mempersilahkan kami berdua saja.

"Wa'alaikumsalam wr wb. Santai dong an" sambil senyum-senyum nggak jelas. Astagfirullah ada apa lagi ya ALLAH.
"Siapa yaa yang tadi malam di kamar kecil ketemu cowok telanjang dada ...."

Ha? Suara Azzam terdengar menyindir, tapi dia sedang berbicara dengan ku, lalu aku?? Eh dia bilang apa? Telanjang dada? Apa? Jangan-jangaaaa....nnnn, mataku mendelik.

"Astaghfirullah zam, apa yang kamu katakan??" kataku mencoba memperjelas.
Tanpa jawaban dia malah memperlihatkanku buku coklat persegi panjang, mataku kembali mendelik.
"Astaghfirullah Azzam, itu punya ku, dari mana kamu dapat buku ituu, dan kenapa kamu am.." belum sempat aku melanjutkan tapi Azzam memotong.

"Sssssssssssttt....... Anugrah, tenang dulu, aku punya syarat buat kamuu"

Lagi-lagi syarat lagi-lagi syarat huh
"Astaghfirullah Azzam apa lagi sih udah sini, sini bawa sini zam, ayolah zam." Kataku sambil meraih-raih buku coklat itu.

"Aku belum baca semua kok an, tenang, tapi siapa ya bang Reza ituu???"
"Astaghfirullah Azzaaaammmm......."

"Udah ah aku kasih tahu nggak syaratnyaaa??"
"Apa?"
Dengan menyerah aku menanyai syaratnya. Dasar Azzam apa sih yang ada dalam pikiranya, tapi di buku itu ada hal tentang Azzam, dan tentang pribadi yang lain, aku jadi makin khawatir, dan berharap syaratnya akan tidak aneh-aneh.
Ya ALLAH bantu hambaMu ini ya ALLAH. Amiiinnn.

ISTIQOMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang