"Bagaimana saksi?"
"Saaaa....hhh"
"Alhamdulillahrobbila'alamiiiinnn"
Alhamdulillah, ijab qobul sudah dilaksanakan Azzam dan istrinya. Anugrah tak menyangka, temannya yang dulu menginginkannya manjadi istrinya sekarang sudah menikah. Sekarang acara dilanjutkan pemasangan cincin oleh kedua mempelai. Semua rangkaian rencana itu membuat Anugrah memutar ingatan dulu saat ijab qobul dengan suaminya. Tanpa disadari air matanya menetes di pipinya.
Reza tanpa menyadari telah melihat Anugrah dengan air matanya yang mengalir.
"Kalau mau nangis dilanjutin nanti." Ucap Reza tanpa memandang wajah Anugrah.
Menyadari ucapan suaminya, Reza menoleh ke arah Reza. Lalu jeda beberapa detik, dia menghapus air matanya pelan.
"Aku hanya terharu mas."
"Aku nggak nanya."
Jleb!
Seoalah ada panah yang langsung menusuk hati Anugrah. Membuat perasaannya sedikit sakit, bagaimana bisa suaminya yang ia kira tak seketus ini dapat berkata begini? Mungkin ada yang janggal yang belum terselesaikan.
"Mas masih cemburu?" Tanya Anugrah mencoba pelan.
Bukannya langsung menjawab, Reza malah menatap istrinya sekilas.
"Aku akan tunggu di mobil, kamu mau ucapin sama pamit dulu sama Azzam boleh."
Setelahnya langsung melonglong pergi, meninggalkan Anugrah yang mematung tak jelas harus melakukan apa untuk menyikapi suamianya itu. Baru aja menikah sudah ada masalah seperti ini? Dia harus banyak bersabar sepertinya. Tapi jika dibiarkan terus, ini akan membuat Anugrah geram. Apa dia pantas marah?
Entahlah..Setelah mengucapakan selamat dan mendoakan tentunya plus pamit, Anugrah menyusul suaminya yang sudah dari tadi menuggu di mobil.
Membuka pelan pintu mobil, menatap Reza, memastikan tidak akan terjadi apa-apa lalu masuk ke dalam mobil. Duduk dengan pelan menunduk. Mungkin ini yang bisa dilakukan oleh Anugrah.
Namun, yang Reza lakukan sudah keterlaluan. Ini dalam perjalanan ke penginapan. Namun dari tadi Anugrah masuk mobil, tidak ada satu patah katapun yang diucakan Reza. Bahkan Reza tak sama sekali menoleh ke arah Anugrah sejak tadi.
Sudah ini bener keterlaluan, jika karna cemburu ini lebih dari cukup. Anugrah berfikir dia pantas untuk marah."Hem ehm." Membasahi tenggorokan tentunya tak masalah bagi Anugrah.
"Kalau mas masih marah sama aku karna cemburu aku minta maaf. Tapi ini lebih dari cukup." Lanjut Anugrah.
Lagi-lagi tak sepatah katapun yang keluar dari mulut Reza. Ia hanya menatap serius ke depan.
Siitt..
Mobil sudah sampai di depan penginapan dengan rem mendadaknya.
Anugrah melihat Reza sekilas lalu memunduk lagi.
"Besok pagi kita pulang."
"Apa bukannya kita seharusnya pulang sore?"
Reza hanya diam sejenak lalu pergi begitu saja keluar dari mobil.
Astaghfirullah.. kata Anugrah dalam hati.
Anugrah memasuki penginapan. Melihat tingkah laku suaminya yang mondar-mandir merapikan barang nya. Ia heran sepertinya Reza sedang berberes untuk pulang.
Sampai saatnya Reza ingin masuk kamar mandi, namun di halangin oleh Anugrah seolah mencegah untuk masuk.
"Mas harus jawab dulu, apa mas masih marah sama aku? Dan kenapa mas mau pulang pagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTIQOMAH
EspiritualFollow dulu baru read yaa sahabat ^_^ #butuhdukungansemangat Istiqomah, sebuah kata bermakna indah. Tetap teguh manjalani. Setiap manusia mungkin pernah merasakan cinta. Namun cinta akan indah jika cinta hanya untuk Nya, Allah SWT. Seperti yang di...