BAGIAN SEMBILAN

1.4K 66 2
                                    

Assalamu'alaikum....
Alhamdulillah
Lanjut aja yaaaa... ^_^

"Sedang apa kamu Aisyah? Dan ...... dia siapa?"

"Emm dia emm di dia temen Aisyah bi." Jawab Anugrah terbata-bata.

"Siapa namanya?" Dengan tegas abi bertanya

"A Azzam bi" kata Aisyah, dengan menundukkan kepalanya, rupanya Aisyah sudah pasrah apa yang akan terjadi.

"Terus kamu Azzam kenapa kamu narik-narik Aisyah?" Tanya abi sambil menunjuk ke arah Azzam.

"Emm gini om, saya ada perlu dengan Anugrah."

"Ada perlu? Penting? Sampai narik-narik Aisyah gituu?" Tanya abi lagi.

"Iya penting om"

Percakapan itu terus bergulir sampai akhirnya abi menyuruh Azzam untuk berbicara dengan Anugrah, kalau memang itu penting. Namun tidak ada apa-apa, artinya tidak harus ada sesuatu apapun yang tidak baik.

"Kata abi memang bener zam, tapi itu kalau aku mau, maaf zam aku harus pergi, jangan sekarang kalau mau ngomong." Kata Anugrah lalu beranjak pergi.

Namun, sebelum Anugrah pergi terlalu jauh..

"Tunggu an, apa kamu mau kita bertemu di lain waktu? Aku tahu pasti kamu enggan, aku ke sini karna terakhir kalinya kita bertemu, kamu bilang mau pergi dari kehidupankau.". Kata Azzam membuat Anugrah terhenti dari langkahnya.

"Tapi zamm.." Ucap Anugrah terhenti, karna berpikir.

"Emm baiklah kamu mau bilang apa?" Tanya Anugrah

"Aku cinta kamu an"

Hening ~~~

"Karna apa?"

Hening lagii~~~

Wajah Azzam terlihat bingung akan hal yang di tanyain Anugrah

"Kamu berbeda dari yang lain an"

"Oh ya? Di sana masih banyak orang yang lebih berbeda dari aku zaamm, lalu apa kamu masih cinta sama aku?"

Azzam benar-benar tidak percaya

"Tapi aku maunya kamu ann" kata Azzam membuat jantung Anugrah berdenyut kencang.

"Aku nggak tahu zamm, aku mau pergi, maaf, dan seharusnya kamu mencintai seseorang hanya karna Allah." Kata Anugrah lalu beranjak pergi.

Entah kenapa kata-kata ituu seperti menusuk dalam di hati Azzam. Azzam melihat punggung Anugrah yang pergi menjauh.

Setelah ituu Azzam pergi dari sana, seakan-akan dia di usir mentah-mentah. Hatinya terasa sakit.

--------- DUA HARI KEMUDIAN ----------

Anugrah duduk di depan televisi, namun tidak selayaknya orang menonton televisi, pandangannya tak mengarah ke televisi melainkan ke arah lain, ya .. dia sedang melamun

Melamun apa? Melamunkan kejadian dua hari yang lalu, dimana Azzam temannya datang dan menyatakan perasaannya.

"Woii ada apa ini adikku melamun?"

Kata bang Muhammad sambil berjalan menuju Anugrah dan menepuk pundak Anugrah dan duduk di kiri Anugrah diiringi bang Reza yang duduk di kanan anugrah membuyarkan lamunan Anugrah

"Eh bang Muhammad, ini bang aku lagi mikiriinnn.. mikirinn"

"Mikirin apa?" Tanya Bang Muhammad.

"Kamu galau yaa?"

"Udah abang bilang kamu nggak usah terlalu deket sama cowok, tu lihat cuma satu cowok dan masalah sekecil itu udah buat kamu galau."

"Tapi kak, aku tu cuma mau ngomong kalau aku mau nikah."

"Apa? Nikah? Sama siapa?"

"Gini lho kak aku tu capek dengan masalah ini ituu" Kata Anugrah, ia berpikir bahwa dengan menikah tidak akan ada urusan ini itu.

"Kamu pikir dengan menikah semua akan baik-baik sajaa? Gini lho Ann, di setiap rumah tangga itu pasti ada masalah, dan itu merupakan ujian dari Allah."

Anugrah kali ini mengangguk

"Tapi kalau kamu nikah muda juga nggak papa, umur kamu 21 kan? Pas itu buat nikah."

Anugrah kaget atas apa yang di ucapkan bang Reza, tak biasanya sahabat abangnya ituu berbicara lantang seperti ituu.

"Za, lho apaan sih, nggak sejalan sama gue, udah lah Ann, kamu masuk kamar gih, belajar kek tidur kek, sanaa."

Tanpa menjawab Anugrah menuju kamarnya.

Setelah Anugrah pergi .. lalu

"Za, lho kenapa sih, keceplosan?" Tanya bang Mihammad.

"Eh apa dam, iya hehe, habis aku juga nggak tahan bilang itu dam." Jawab Reza

Reza dan Muhammad memang berencan menjodohkan Reza dengan Anugrah..

----------




Alhamdulillah selesai bagian 9 nyyaa,

Maaf yaa akunya lagi kurang mood
Dan ceritanya garing banget yaa

Next in shaa Allah akan lebih bagus

Di tunggu vote and coment biar akunya semangat nerusinn.

Daaaaa

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

ISTIQOMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang