Rania POV
Aku duduk di salah satu kursi di meja makan. Jam menunjukkan pukul 9 . Bau makanan menusuk hidungku. Di depanku banyak sekali bermacam-macam makanan. Tapi sayang, hanya aku sendirian yang melahapnya.
"Bi, kemana Ayah? Bunda?" Tanyaku pada salah satu pembantu.
"Pergi ke kantor Non."
"Dihari Sabtu begini? Mereka itu pemilik perusahaan? Atau budak sih?" Cecarku kasar pembantu itu hanya bisa menunduk.
"Maaf Non, bibi izin kebelakang."
Selalu saja seperti ini. Dari dulu mereka membiarkan aku bersama kekayaan yang mereka kumpulkan! Tanpa merasa bersalah mereka memenuhi ku dengan materi-materi ini! Aku butuh kasih sayang mereka! Kapan sih mereka peka? Kapan mereka mengerti? Dan sampai kapan mereka terus mengejar dunia ???!!
Ah lebih baik aku lari pagi deh!
******
Aku memakai sepatu nike pink dan biru muda. Dengan rambut yang aku ikat asal-asalan.
"Maaf Non, Non mau kemana?" Ucap salah satu bodyguard yang sedari tadi menjaga di depan pintu rumah.
"Lo gak liat apa? Gue udah ngestyle kaya gini?"
"Maaf Non, kalau Non mau pergi berati saya ikut."
"Gak usah! Jangan manjain gue deh! Cuman lari di taman komplek doang!"
"Maaf Non... ini perintah Tuan."
"Terserah lo deh."
Aku mulai berlari menuju taman komplek. Suasana kali ini ramai banyak keluarga yang menghabiskan weekendnya bersama keluarganya.
Huh bikin ngiri aja!
Aku melirik ke belakang. Bodyguard itu masih saja keukeuh ngejar gue.
Aha! Gue kerjain ahhh......
"Tedi! "
"Iya Non?"
"Lo haus gak?"
"Banget Non."
"Gimana kalo lo gue beliin minum?"
"Ah gak usah Non, kalau Non haus biar saya saja yang belikan minum."
"Ah gak apa-apa kok! Warungnya kan disana gak jauh! Lo kan cape Tedi! "
Tedi bingung.
Ah ayolah.. Tedii... gue gak ngapa-ngapain lo kok...
"Yasudah! Saya tunggu disini ya Non."
Yesssss
"Sip."
"Tapi Non jangan kabur ya!"
"Iya," ucapku seraya berlari.
Aku memelankan langkahku dan menoleh kebelakang si Tedi lagi ngebelakangin.
Mari beraksi Rania!
Aku langsung membelokan ke arah lain. Bersembunyi di balik semak-semak.
"Rasain!!! Tunggu aja gue sampai Obama kawin lagi!! Hahhahaha."
Mungkin setengah jam berlalu, aku masih bersembunyi di semak-semak. Mana kulit mulai digigitin semut. Gara-gara Tedi nih! Huh awas aja kalau dia macem-macem! Aku menelpon Lala untuk menjemputku. Mungkin kalian bertanya kenapa gak dari tadi ? Lha... si Tedi itu kalau belum nyari sampai lubang semut gak akan pergi. Dan aku yakin sekarang dia udah pergi.
"La... lo dimana?"
"Gue di jalan "
"Di jalan mana? Sekarang lo cepetan, lo jemput gue di depan komplek."
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is My Husband
Teen FictionMungkin hal ini adalah hal terburuk bagi Rania Ulahnya berbuah Hal ini membuat hidupnya seketika berubah Karena kebodohannya,ia hampir saja memusnahkan hidupnya. Hanya karena sakit hati ia melakukan hal yang paling bodoh. Namun,nasi sudah menjadi bu...