Author POV
Miss Maria tetap mematung. Tanganya bergerak meremas-remas kertas yang sedari tadi ia genggam. Seakan tak sadar jikalau ia memegang sesuatu ditangannya. Beberapa menit kemudian,ia baru sadar akan kertas itu.
"DNA...."
Sebenarnya, ia pun belum tahu hasil tes itu, ia terlanjur marah pada Istan setelah mengetahui bahwa surat yang diberikan itu adalah DNA. Ia hanya takut jika ini rencana jahat Istan kepadanya. Maka saat itu Steph mengingatkannya, ia langsung termakan omongan Steph.
"Positif??"
Sedikit kaget dengan hasil tes itu,padahal bukan sekali ini saja ia melihat tes DNA seperti ini. Namun,entah kenapa.. mengingat ini adalah Istan yang memberikan, hatinya sedikit melunak. Bahkan ada perasaan bahwa semua ini benar adanya..
"Laki.. laki itu," Gumam Mis Maria ketika ia membuka halaman demi halaman album foto. Dalam foto itu terlihat wanita yang mirip dengan dirinya sedang menggendong bayi permpuan cantik dengan pita merah,dan laki-laki itu dalam foto memeluknya dari belakang.
Guncangan hebat dirasakannya. Entah kenapa kini hatinya berontak ingin segera menemukan Istan. Dengan tangan bergetar Miss Maria membuka foto itu dari palstik albumnya. Ia melihat ada coretan.."Dua nafas hidupku."
Seluruh tubuh terasa lemas. Tapi keinginan hati dan pikirannya stuck. Stuck pada keyakinan jika kini dia telah menemukan keluarganya.
"Maria?" Tangannya menggenggam pundak Miss Maria.
"Steph.." lirihnya.
"Kenapa kamu bergetar seperti ini? Apa kamu sakit?"
Mata beningnya mulai memerah, "Steph.. aku telah menemukan keluargaku."
Steph terlihat bingung, "Apa maksudmu Maria? Ah sudahlah Maria ayo pergi. Pesawat sudah akan take off."
Miss Maria menggeleng keras ia langsung berlari mencari Istan. Kini ia yakin sekali jika Istan adalah anak yang selama ini ia cari.
"Maria??? Maria?!! MARIA!!!" Teriak Steph.
Namun, Miss Maria tidak menghiraukan teriakan calon suaminya itu. Ia terus berlari walau ia pun tak tahu harus pergi kemana.
Setengah jam kemudian...BRUKKKK
"Miss??"
"You .. are..my .. lovely..child, Istan."
Kata itu meluruhkan rasa yang selama ini terpendam. Kata itu menaburkan harapan yang semula mati. Kata itu membuat jiwa menjadi hidup. Kata itu sihir mujarab bagi nestapa raga.
Tak ada yang berbicara lagi. Semuanya berbicara lewat hati. Rio yang melihat pemandangan ini sedikit menitikkan air matanya. Baru saja ia mendengar kepedihan dari Istan. Kini ia lihat, memang benar. Jika darah dipisahkan sedemikan rupa akan tetap menjadi darah.
"Moms," ucap lirih Istan. Air matanya tak terbendung lagi.
"Maaf, moms tidak mempercayaimu."
"Tidak moms, oh ya ada yang harus moms temui."
"Siapa?"
"Ayah, tapi kita harus cepat. Ayah akan take off lima menit lagi."
Istan menarik lengan ibunya. Ia pun sebenarnya tak yakin jika Ayahnya masih ada. Ia kini hanya ingin mempertemukan mereka . Mengingat, kisah cinta Ayah dan Ibunya yang sangat rumit.
Rio tersenyum tipis melihat tautan tangan anak dan ibunya itu. Seperti diangkatnya beban dipundaknya,melihat Istan dan Miss Maria seperti ini. Dulu, saat ia pertama kali melihat Miss Maria, fellingnya begitu kuat jika ada sesuatu diantara mereka. Saat mereka akan memasuki area yang tidak sembarangan orang bisa masuk kecuali para penumpang dan crew,seseorang berteriak dengan lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is My Husband
Teen FictionMungkin hal ini adalah hal terburuk bagi Rania Ulahnya berbuah Hal ini membuat hidupnya seketika berubah Karena kebodohannya,ia hampir saja memusnahkan hidupnya. Hanya karena sakit hati ia melakukan hal yang paling bodoh. Namun,nasi sudah menjadi bu...