Arga POV
Aku menjatuhkan tubuhku ke kasur. Nyaman. Itulah yang aku rasakan. Walau sebenarnya jauh di sana. Di sudut terdalam yang tak terjamah oleh diriku sendiri.
Rasa perih.
Mengingat kejadian yang diluar dugaan terus mengalir tanpa tahu bagaimana aku.
Hidup baru.
Memulai hidup baru.
Dengan istri baru.
Dan..problema baru.
Tok..tok..tok
"Bang..aku udah siapin makan."
"Tunggu bentar."
"Sekalian ajak tuh si Rania. Aku males ngajaknya."
Selalu.
Mungkin waktu yang akan merubah Ajeng. Aku mengerti. Ini hal sulit baginya.
Aku beranjak. Melangkahkan kaki lalu mengetuk pintu. Saat aku ingin membuka pintu Rania sudah membukanya. Dan itu membuatku kaget.
"Maaf lama bukanya. Aku baru selesai mandi." Ucapnya.
"Gak apa-apa. Ayo makan!"
Ia tak bergeming.
"Kenapa?"
"Aku makannya nanti aja."
"Kenapa begitu?"
"Tidak. Tidak kenapa-kenapa. Aku belum lapar."
"Ya sudah."
*****
"Kenapa? Kenapa dia tak mau semeja denganku? Takut kali ya?" Ia tersenyum sinis.
"Udah deh Jeng, Abang udah pernah bilang, coba kamu terima dia."
"Enggak" ucap dia pasti.
"Terus kamu akan seperti ini?"
"Sampai dia pergi dari rumah ini."
"Kamu atau dia?"
Ia menautkan alis lalu tersenyum meremehkan "Oh... Abang ngusir aku untuk dia?"
Aku terhenyak. Bukan itu maksudku.
TRAK!
"Dengan senang hati malam ini juga aku pergi."
"Ajeng... please, jangan kekanak-kanakan."
"Kekanak-kanakan? Cih!"
Salah ngomong deh.
****
Aku menunggu Ajeng di bawah. Maksudnya hanya untuk memastikan kalau ia tak benar-benar pergi.
Sudah 2 jam aku menunggu gelisah. Ah apa jangan-jangan ia kabur lewat jendela?
Astaga...Arga...whats wrong with you ?Aku segera berlari menuju kamar Ajeng.
Ceklek.
Tidak dikunci.
Aku bernafas lega. Ternyata Ajeng sudah tertidur pulas. Ia sepertinya menangis.
Aku mengulurkan tanganku. Mengelus puncak kepalanya.
"Abang tahu, ini berat. Tapi hidup harus terus berjalan. Semoga kamu cepat mengerti Jeng.."
"Bang..." lirihnya.
"Ya Ajeng?"
Ia bergumam. Entah apa. Tapi aku baru sadar kalau badannya panas.
Ia sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is My Husband
Teen FictionMungkin hal ini adalah hal terburuk bagi Rania Ulahnya berbuah Hal ini membuat hidupnya seketika berubah Karena kebodohannya,ia hampir saja memusnahkan hidupnya. Hanya karena sakit hati ia melakukan hal yang paling bodoh. Namun,nasi sudah menjadi bu...