Rania POV
Sinar matahari membangunkanku. Siluet perempuan berwajah tirus memenuhi korneaku.
Mama?
"Kamu sudah bangun sayang?"
Aku tak menjawab. Aku masih asing dengan keberadaanku sekarang.
Apakah aku berada di surga?
Ah bukan, seharusnya aku berada di neraka!
"Sayang..."
Aku tersenyum.
"Aku... bermimpi?" Ucapku parau.
Mama mengernyitkan dahi, "Mimpi? Emm kamu ngelindur ya? Mama panggilkan dokter ya?"
Mamah beranjak tapi aku segera menahannya.
"Aku.. ingin Mamah disini," suaraku semakin parau. Tenggorokkanku terasa tercekat.
"Baiklah..minum dulu."
Aku mengangguk.
Mamah mengelus puncak kepalaku. Saat-saat seperti ini, inilah yang aku dambakan.
Mama tersenyum, "Maafin mamah, ya sayang. karena Mama, kamu bisa seperti ini. Karena Mama kamu nyakitin diri sendiri. Karena Mama kamu bisa di Rumah Sakit seperti ini," ucap Mamah terisak.
Rumah Sakit?
Ah ternyata memang di Rumah Sakit, ku kira aku berada di dunia antah berantah.
Ya Tuhan... jika ini nyata, perlambatlah waktu agar aku bisa merasakan sentuhan-sentuhan mulia ini. Aku merindukan keluargaku yang dulu..
Aku menepis tetes air mata yang jatuh membasahi pipi putih Mama.
Melihat Mama seperti ini, hatiku bagai tersayat. Aku teringat dengan hal bodoh yang aku lakukan. Aku telah mengecewakan kedua orangtuaku. Aku tak pantas untuk hidup...
"Mama gak salah, Rania yang salah. maafin Rania, Mah.."
"Enggak sayang.. ini semua karena Mamah, maafkan Mamah Nak.."
Mamah memeluk erat tubuhku. Seketika pertahananku hancur. Saat itulah aku mengingat semua hal bodoh itu. Aku kecewa dengan diriku sendiri. Aku benci diriku sendiri...
"Ehmm."
Seseorang telah menginterupsi pelukan Mamah. Suara itu suara ,Papah.
Aku mendongak..ternyata bemar tapi...ada seseoramg di belakangnya..
Itu dia??
Aku menatap tak percaya. Sempat mataku bertemu pria itu. Dan sontak di pikiranku berputar kejadian itu..kejadian yang paling ku benci..
Apakah ini hari terakhirku?
Ya Tuhan.. jika memang ini hari terakhirku izinkan aku untuk mengucapkan kata maaf untuk mereka.. untuk semua orang yang kusayangi.
Aku masih tak percaya dengan apa yang aku lihat. Pria itu... menatap dingin ke arahku.
"Papah..sunguh sangat kecewa.."
Maafkan Rania Pah..
"Tapi Papah tak bisa menyalahkanmu. Ini juga kesalahan Papa."
Mamah menangis. Aku hanya bisa menatap kosong kearahku.
"Mungkin kamu tahu siapa pria ini..Jadi Papa putuskan..kamu akan segera menikah."
Deg.
Tolong... ini bukan kenyatan ini mimpi! Tolong siapapun kamu..bangunkan aku dari mimpi buruk ini...!! Aku takut..
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is My Husband
Dla nastolatkówMungkin hal ini adalah hal terburuk bagi Rania Ulahnya berbuah Hal ini membuat hidupnya seketika berubah Karena kebodohannya,ia hampir saja memusnahkan hidupnya. Hanya karena sakit hati ia melakukan hal yang paling bodoh. Namun,nasi sudah menjadi bu...