HURT [REVISI]

6.2K 224 1
                                    

Rania POV

Tetesan air hujan terdengar mengalun indah. Hujan yang baru saja reda terlihat begitu anggun ketika meneteskan tetesan terakhirnya.

Sesederhanakah bahagia itu?

Melihat tetesan hujan yang turun,seraya melayangkan permohonan-permohonan hati.

Sesederhanakah bahagia itu?

Melihat seorang yang kita cintai bahagia bersama orang lain.

Sesederhanakah bahagia itu??

Membiarkan kita pergi dari telanan asmara hati...

Sesederhanakah bahagia itu??

Namun,sampai saat ini jika memang bahagia seperti itu. Aku belum merasakannya. Semakin aku pergi,semakin rasa bersalah menyekapku bersama keheningan yang menjalari hidupku.

"Bumill gi galu nih!"

Aku mendelik sebal saat Dimas duduk dihadapannya. Bocah satu ini paling gak punya tatakrama. Masuk rumah serasa punya sendiri.

Eh tunggu.

Ini emang rumah dia, hehe.

"Bumillll..njir lo galau kenapa sih?? Masih menyesali kesalahan lo? Kenapa lo gak balik aja ke suami lo itu. Biar gue tenang disini."

"Gue pergi. Warisan lo angus."

"Buseet...!! gue kan becanda. Lo boleh kok tinggal sesuka lo disini. Gue kan sodara lo. Tapii... jangan bilang ke Mamih ntar warisan buat gue bisa tersendat. Please ya Ran.."

"Lo nolong gue ada maunya ternyata."

"Lo tahu itu. Hahah tapi yang jelas gue seneng ada elo disini!! Rumah gue jadi rame sama bacotan lo. Tapi gara-gara ada lo fans gue jadi nurun. Yang ngejar-ngejar gue jadi turun. Nyangka lo istri gue. Jadinya gue gak bisa modusin cewek lagi.."

"Ishh..dasar playboy CAP BEBEK NUNGGING. Kapan sih lo nyari cewek tuh yang bener yang lo seriusin. Jangan keseringan ngemodusin kualat lo nanti."

"Sampai nemuin cewe sekuat lo Ran.."

Aku mencebik, "Kemarin lo bilang gak mau punya pacar badung kayak gue. Yang hobinya kabur-kaburan."

"Gue bilang gue mau cewe sekuat lo bukan sebadung lo.."

"Emang ada yang mau sama lo?? Kelakuan playboy kayak gitu.."

"Yaelah Ran, gue masih muda masih main-main lah ya.."

"Jangan keseringan main-main."

"Iya bumilll galau. Nah sekarang gimana keadaan dede utun didalem?? Harus sehat ya. Terus doain Bundanya biar gak galau-galau terus, and jangan lupa cepet-cepet keluar biar nanti kita main sepak bola bareng Om Ganteng."

"Bayinya cewek Dim.."

"Bayinya cowok titik. Lagian darimana lo tahu?? Lo aja gak pernah mau USG. "

"Itu lo tahu? Kenapa lo juga ngotot kalo bayi gue cowok??"

"Hehehe.. lo udah minum susu lo, Ran?"

"Udah."

Ya seperti inilah kami. Seorang bumil dan seorang bujangan disatukan dalan satu atap. Aku memilih kabur ke Rumah Dimas bukan tanpa alasan.

Rumah yang kami tempati jauh dari keramaian. Kami berdua juga mengelola sebuah yayasan panti jompo. Tapi beberapa hari ini aku absen, mengingat perutku yang semakin membutuhkan istirahat ekstra.

Yah... mau tidak mau semenjak kedatangan aku ke rumah ini, Dimas harus berperan ganda menjadi Ayah siaga.

Walapun ia bilang melakukan semua ini karena warisannya. Ya, Tante aku sudah wanti-wanti pada Dimas untuk menjagaku karena kalau tidak warisannya bakalan dicabut. Sadis ya? Tapi itu hanya ucapannya. Aku tahu dia sangat bertanggung jawab cuman dia itu terlalu suka bermain-main.. errr menyebalkan.

This Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang