KEBENARAN [REVISI]

8.1K 249 0
                                    

Author POV

Rania menyusuri lorong kelas, ia hendak pergi ke toilet. Dalam pikirannya masih berkecamuk tentang pernikahan yang akan segera dilaksanakan 2 hari mendatang .

Entahlah, hal ini bagi Rania lebih buruk daripada mati.

Rania beberapa kali menghembuskan nafas kasarnya. Ingatannya kembali menangkap seseorang yang telah merenggut kehormatannya.

Menurut informasi dari orang tuanya pria itu bernama Arga berusia 25 th pemilik restoran yang terkenal.

Kalian tahu?

Restoran itu adalah restoran yang sangat ingin Rania kunjungi.

Oke bilang aja Arga itu tajir.

Kedua orang tuanya meninggal saat kecelakaan pesawat. Dia punya adik perempuan.

Dan dia adalah seorang duda.

"Sial!" umpat Rania yang segera memasuki toilet. Sebenarnya Rania tidak kebelet pipis tapi dia terlalu stres memikirkan pernikahannya, lebih tepatnya hidupnya nanti.

Bagaimana dia harus hidup dengan orang asing?

Bagaimana dia harus menjadi seorang istri dari orang yang dia tidak kenal dan cinta?

"Argghhhh breng**k!!!!" Rania menghempaskan tubuhnya ke dinding. Setetes air mata mengalir dipipinya. Tangannya reflek mengelus perutnya.

"Maafkan Bunda ya dek.."

*******

Bel pulang telah berbunyi. Semua murid langsung ngibrit ke parkiran. Sedangkan Rania masih dengan malas-malasan membereskan buku-bukunya walupun sebenarnya dari jam pertama ia tak sedikitpun ada pelajaran yang masuk.

Pikirannya terlalu penuh dengan hal yang membuatnya ingin mengakhiri hidupnya saja. Bayangkan saja ia harus menikah dengan seorang duda baru di cerai!

Yap, Arga baru di cerai istrinya.

Di cerai istrinya.

Dengan fakta itu membuat Rania sedikit takut...

Okelah dia duda ganteng nan tajir tapi semua itu tak berguna tanpa adanya CINTA yang mendasari.

Bagaimana dia harus bertahan?

'Ya Tuhan..tolonglah hambamu ini' doanya dalam hati.

******

"Ran kok bengong sih?" Tanya Lala.

"Hah? Engga gue gak bengong."

"Bohong!! Kita tuh punya dua mata lho Ran, kita tahu.."

"Ya kalau tahu ngapain nanya?" Ketus Rania.

"Ih sensi amat sih, Bu! Gimana kalau kita ke kedai ice cream?"

"Boleh tuh! Gimana menurut lo Ran? Lo mau kan?" Ucap Lala antusias.

"Boleh," ucap Rania datar.

Dengan sigap Lala dan Sania memeluk Rania. Entahlah akhir-akhir ini Lala dan Sania sering sekali memeluk Rania sampai-sampai Rania terbatuk-batuk.

"Kalian.. mau bunuh gue?"

"Ehehe peace damai Nyonya!" Ucap Sania seraya melepaskan pelukannya, Lala hanya terkikik geli.

"Makanya jangan sedih terus dong. Ingat.. kita bakalan ada di samping lo!"

Rania hanya bisa tersenyum.

Mereka bertiga sedang berjalan menuju parkiran. Lala dan Sania berusaha menghibur Rania tapi tetap saja Rania tidak menggubrisnya .

Saat Lala dan Sania sedang tertawa mereka baru sadar kalau Rania tertinggal jauh. Mereka pun mencari Rania.

This Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang