FAKTA [REVISI]

6.1K 208 0
                                    

RANIA POV

Dan.. selalu.

Kadang aku bingung dengan sikap Ajeng. Aku akui, ia sangat sayang sama Arga. Dan ia ingin Arga bahagia. Tentunya bukan dengan aku.

Aku tahu. Nita memang lebih baik daripada aku. Sebelum ia datang pun aku juga tahu.

Cuman...

Apa harus segitunya???

Mengundang wanita itu setiap hari?? Mencoba mendekatkan dia dengan Arga.

Harus ku akui. Aku sangat tidak suka dengan tingkah Ajeng yang seperti itu.

Tapi aku bukan wanita yang akan mengomelinya karena ha litu. Bukan wanita yang akan meraung-raung mengadu pada Arga dengan segala sikap buruknya.

Karena aku tahu. Bahkan aku lebih buruk daripada dia. Aku hanya bisa sabar dan membiarkan dia seperti itu.

Aku berusaha menganggapnya angin lalu. Karena aku tahu dengan diriku. Aku tak mau berbuat hal nekat karenanya.

Aku tak mau terpancing oleh orang yang masih berpikiran sempit.

Bukan maksudnya aku so pintar. Tapi yang aku lihat ia memang seperti itu. Selalu mandang negatif pada hal yang buruk. Dan tidak menyisakan celah pada hal buruk itu. Setidaknya, hal buruk masih ada hal baiknya juga.

Aku tak mau ambil pusing. Yang aku pikirkan sekarang ialah berdamai dengan keadaan.

Ternyata memang sulit untuk menerima ini semua. Walau Arga sudah berusaha menerimaku. Menjagaku dan mulai dekat denganku. Tapi rasanya lain..

Apa ini karena Rehan?

Entahlah...

Yang jelas rasa itu masih ada. Entah sampai kapan akan hilang. Aku tak tahu. Aku pun berusaha menghilangkan rasa itu. Namun..terlalu kuat.

"Ran, kita jalan yuk??"

"Ran kita belajar bareng yuk?"

"Kamu udah makan kan?"

"Kamu kok pucet? Apa kamu sakit?"

Dan Rehan selalu memperhatikanku. Kadang pembicaraanya merujuk pada hal yang tak akan  bisa aku tolak dan sekaligus menerimanya. Pembicaraan mengenai hubungan kami. Aku ingin kembali bersamanya. Sungguh.

Tapi aku tahu itu hal yang tidak mungkin.

TOK...TOK

Aku memalingkan muka. Pintu kamarku terbuka. Dan sosok Argalah yang muncul. Dengan senyuman khasnya ia melangkah mendekatiku.

"Rajin..." ucapnya.

"Ada apa?" Tanyaku to the point.

Ia terlihat kikuk. Aku tahu ia mungkin jenuh dengan pekerjaanya. Lalu dengan hobi barunya merecokiku. Yah betul, belakangan ini ia sering mencoba masuk ke dalam hidupku. Aku tak keberatan toh untuk beberapa waktu kedepan aku akan bersamanya.

"Emm... mau ngeliatin kamu doang.."

Aku menggelengkan kepala. Bahkan ia seperti anak 5 tahun kalau seperti itu.

"Boleh. Asal kamu ajarin aku oke!"

Mau dibilang pemanfaatan atau apa. Terserah. Yang jelas aku emang butuh tutor. Besok UN hari terakhir. Sudah 3 hari ini ia selalu mengunjungi kamarku ini. Mencoba melihat apa yang aku kerjakan.

Karena itu aku tahu. Dia sangat pintar.

KREBEK..BEK..

Dan bunyi itu menginterupsi semuanya. Aku tak tahan tersenyum.

This Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang