PART 19

45K 1.6K 8
                                    

Meskipun Andin merasakan badannya agak panas serta kepalanya yang pusing ia memaksakan untuk masuk kerja, memakai blouse biru, rok span hitam serta sabuk kecil dipinggang rampingnya membuat penampilannya begitu mempesona.
Mengendarai mobil kesayangannya ia pergi menuju kantor Hermawan Group. Andin memberhentikan mobilnya didepanku sebuah apotek untuk membeli obat pusing.

"Mbak ada obat untuk pusing?" tanya Andin pada petugas apotek

"Ada, sebentar saya ambilkan" setelah membayar obatnya Andin kembali menjalankan mobilnya menuju kantor.

"Din?" ia menolehkan kepalanya lalu kembali berjalan

"Andin tungguuu!!" menghela nafas panjang Andin menghentikan jalannya

"Saat kita ke club kamu kemana aja? Aku cariin kok gak ada?" tanya Vira dengan nafas yang ngos-ngosan karena berlari mengejarnya

Andin terdiam mendengar pertanyaan Vira, bayangannya melayang ke malam saat ia pergi ke club dan karena hal itu keperawanannya hilang. Keinginan untuk menangis lagi muncul mengingat hal itu.
Andin menggelengkan kepalanya, tidak! Ia tidak boleh menangis lagi toh semuanya sudah terjadi dan tidak akan bisa kembali seperti semula.

"Din? Andin, hello.." Vira mengibaskan tangannya didepan wajah Andin membuat wanita itu mengerjapkan matanya

"Apa?"

"Kamu kemana aku cariin kok gak ada?"

"Aku pulang duluan soalnya mama nelfon disuruh pulang." jawab Andin berbohong, gak mungkinkan dia jujur?

"Kok gak bilang sama aku?"

"Lupa, udah ah aku mau ke ruanganku dulu. Banyak kerjaan" ia segera berjalan keruangannya agar terhindar dari pertanyaan-pertanyaan yang akan Vira keluarkan

Andin duduk dikursinya kemudian menarik nafas lega, ia segera membuka berkas-berkas yang ada diatas mejanya.

Ceklek

Andin menoleh melihat Rey masuk kedalam ruangannya, penampilan laki-laki itu begitu tampan pagi ini namun lebih tampan dia... Ah,, untuk apa ia memikirkan laki-laki itu, laki-laki yang telah mengambil sesuatu yang berharga miliknya.

"Kamu udah sarapan?" Andin menggeleng, tadi pagi memang ia tidak sarapan karena lagi malas

Ia lupa tadi membeli obat untuk pusing di apotek dan belum meminumnya, ia merogoh tasnya mengambil obat. Rey bingung melihat Andin.

"Itu apa?"

"Obat pusing tadi aku beli di apotek." saat Andin akan meminum obatnya Rey mencegahnya

"Jangan, tadikan katanya kamu belum sarapan lebih baik kamu ikut aku sarapan."

" Tapi.."

"Udah ayo ikut" dengan berat hati Andin mengikuti langkah Rey

###

Andin melihat makanan didepannya tanpa selera padahal makanan itu adalah menu favoritnya saat makan di restoran ini. Ia memang sering pergi makan dengan Rey ke restoran ini dari mereka saat kuliah.

"Kok gak dimakan sih Din? Kamu sakit?" Andin menggeleng

"Lagi gak selera aja." jawab Andin pelan dengan kepala tertunduk, Rey menghembuskan nafas berat

"Kamu ada masalah?" lagi-lagi hanya dijawab Andin dengan gelengan kepala

"Kamu kenapa sih Din? Kalo kamu ada masalah cerita sama aku jangan diem gini?"

"Aku gak papa kok Al.." jawab Andin tetap menundukkan kepalanya, alis Rey terangkat

"Al? Al siapa?" Andin langsung menengadakan kepalanya "Aldian? Kamu ada hubungan apa sama dia?"

"Eng.. enggak kok, aku gak ada hubungan apa-apa sama dia." Rey tidak percaya dengan jawaban Andin, dia tau pasti ada yang disembunyikan sahabatnya itu.

Rey langsung teringat peristiwa saat Aldian menghajar seorang laki-laki di club karena Andin, apa Andin jadi pendiam karena peristiwa itu?

"Din apa karena malam itu?"

"Malam itu? Maksut kamu apa sih Rey?" Andin memandang Rey penasaran

"Malam dimana.."

"Boleh saya duduk disini?" suara seseorang menginterupsi obrolan mereka

Tadi pagi gak bisa update karena belum selesai ngetiknya
Selamat membaca...
Ditunggu vote and commentnya..

BIG LOVE
HusnulY

Love U.. Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang