PART 29

40K 1.7K 13
                                    

Aldian POV

Aku merasa menjadi laki-laki paling bodoh di dunia karena tidak bisa menjaga gadisku dan anak yang dikandungnya dengan baik bahkan aku tidak tau bahwa dia sedang hamil.
Kuusap wajahku kasar, jika saja aku bisa menjaganya pasti dia akan berada disini bersamaku dengan perut yang setiap bulannya akan bertambah besar karena ada benihku didalamnya. Bodoh!!! Aku merasa benar-benar bodoh karena tidak bisa menjaganya.

Tok tok tok

"Aldian buka pintunya nak..." aku diam mendengar suara mama dari luar kamarku

"Aldian buka pintunya!! Kalau dalam hitungan ketiga pintunya belum dibuka papa akan mendobrak pintunya."

"Aldian.. buka pintunya nak, mama mohon..." Aku terenyuh mendengar suara lembut mama,

"Satu...."

"Dua...." kuusap kembali wajahku lalu berdiri membuka pintu kamarku sebelum papa benar-benar mendobraknya

"Ti.."

Ceklek

"Syukurlah kamu membuka pintunya nak, mama dan papa sangat khawatir dengan keadaanmu." mama memeluk tubuhku erat sedangkan papa memandangku dengan sebelah alia terangkat

"Bisa kamu jelaskan?" aku menarik nafas panjang kemudian menganggukkan kepala

###

Aldian seperti berada didalam sebuah persidangan, ia kini duduk tepat didepan kedua orangtuanya, untuk menghilangkan rasa grogi dalam dirinya ia menarik nafas panjang lalu mulai bercerita.

"Aldian... Aldian sudah punya anak ma,pa.." Wina dan Riza kaget mendengar ucapan anaknya

"Anak? Anak siapa Al, anak kamu?" tanya Wina shock, Aldian mengangguk

"Wanita mana yang kamu hamili? Apa salah satu dari wanita yang biasa kamu ajak ke hotel?" Aldian menggeleng keras mendengar ucapan papanya

"Bukan pa dia bukan wanita yang seperti itu, dia wanita baik-baik yang aku cintai pa."

"Apa kamu akan menikahinya?" tanya Riza

"Iya pa, aku akan menikahinya, akan ku pastikan dia menjadi ibu dari anak-anakku kelak." Riza memandang lurus anaknya mencari keseriusan

Ia bahagia melihat mata anaknya yang penuh dengan keseriusan, dalam hati ia bahagia kerena anaknya telah berubah.

"Lalu dimana wanita itu dan anakmu nak?" tanya Wina

Wajah Aldian berubah sendu mendengar pertanyaan dari ibunya.

"Dia sedang dirawat dirumah sakit ma." jawab Aldian dengan kepala tertunduk

"Dirumah sakit?" gumam Wina kemudian matanya terbelalak "Astaga... jangan bilang kalau kamu menyuruhnya menggugurkan kandungannya?" mata Wina berkaca-kaca membayangkan hal itu

"Apa benar itu Aldian??" suara Riza naik beberapa oktaf, matanya melotot penuh amarah

"Demi Tuhan... aku nggak pernah menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya ma,pa.." Aldian menarik rambutnya frustasi "Dia dirawat dirumah sakit karena kecelakaan." kepala Aldian semakin tertunduk

"Kecelakaan?" tanya Wina tidak percaya

"Iya ma dan itu semua karena kebodohan Aldian tidak bisa menjaganya, hingga... hingga bayi kami tidak bisa diselamatkan lagi."

Tanpa Aldian sadari airmata keluar dari kedua sudut matanya. Wina langsung memeluk tubuh anaknya itu, sebagai seorang ibu ia juga merasakan kesedihan yang dirasakan oleh anaknya.

"Permisi tuan.." seorang laki-laki suruhan Aldian untuk mengawasi gadisnya masuk kedalam rumah dengan wajah penuh kekhawatiran

"Tuan saya ingin melaporkan bahwa keadaan nona Andin dalam keadaan kritis." Aldian terperanjat mendengar nama gadisnya disebut

"A..apa?" suara Aldian bergetar "Apa kamu bilang barusan?"

"Itu tuan.. nona Andin sekarang dalam keadaan kritis."

Aldian segera berlari ke kamarnya mengambil kunci mobil.

"Aldian, mama dan papa ikut." ucap Wina sembari memegang tangan anaknya

"Tapi ma..."

"Papa dan mama harus ikut." sahut Riza cepat

Dengan terpaksa Aldian menganggukkan kepalanya. Mereka bersama pergi ke rumah sakit.

Tidak lama kemudian mereka sudah sampai dirumah sakit, Aldian segera berlari menuju ruangan gadisnya dirawat. Dadanya berdebar kencang karena khawatir dengan kondisi gadisnya.

"Om, bagaimana keadaan Andin?" Aldian menatap pintu ruangan Andin khawatir. .

Rey yang bersikap acuh pada Aldian karena ia masih kecewa

"Masih diperiksa oleh dokter."

"Eheemm.." Riza berdehem

"Oh ya om, tante perkenalkan ini mama dan papa saya." kedua orangtua Andin dan Aldian saling berkenalan

"Lalu ini siapa?" tanya mama Aldian menoleh kearah Rey

Rey berdiri dengan senyum di bibirnya "Saya Rey om, tante sahabatnya Andin." Rey menjabat tangan Wina dan Riza dan disambut baik oleh Riza dan Wina

Ceklek

"Dok bagaimana keadaannya?" tanya Aldian langsung

"Dia sudah melewati masa kritisnya." semuanya menghembuskan nafas lega "Dan kami memiliki sebuah kabar baik." lanjut dokter

"Kabar baik apa dok?" tanya mama Andin

Dokter mulai menjelaskan kabar baik yang ia maksud, semuanya tersenyum senang mendengar penjelasan dari dokter termasuk Aldian. Ia begitu bahagia dan beryukur hingga airmata menitik dari kedua sudut matanya, namun ini bukan airmata kesedihan melainkan airmata kebahagiaan.

Alhamdulillah...
Oya untuk siapa saja baca part 28 bagian akhir aku revisi seperti diatas ya
Selamat membaca, jangan lupa vote and commentnya

BIG LOVE
HY




Love U.. Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang