Kelopak mata Andin sedikit demi sedikit mulai membuka dan mulai menyesuaikan dengan cahaya yang langsung menerpanya, ia menatap sekitarnya. Heran, dimana ia sekarang? Apakah dia sudah meninggal?
Cklek
Ia menoleh melihat mama dan papanya, mata mamanya berbinar senang melihatnya.
"Kamu sudah sadar nak?" Andin tersenyum sebagai jawaban, tenggorokannya terasa kering
"Mi....num.." Rita segera mengambilkan minum untuk anaknya sedangkan suaminya membantu anak mereka untuk duduk
Andin cepat meneguk air yang disodorkan oleh mamanya.
"Makasih ma..pa.." mama dan papanya mengangguk
Aitmatanya tiba-tiba menggenang tangannya menyentuh perutnya yang datar. Anaknya, anaknya telah meninggalkannya..
"Anakku..." lirih Andin dengan bergelimang airmata
Rita langsung memeluk anaknya, hatinya sakit melihat anaknya dalam keadaan seperti ini. Ia tahu, ia juga seorang wanita sekaligus seorang ibu, wanita mana yang mau kehilangan anaknya?
Sebagai seorang ayah Doni juga merasakan sakit yang sama dirasakan oleh istrinya melihat anak yang sangat disayanginya dalam keadaan lemah, lemah dalam arti sebenarnya fisik juga psikisnya."Anakku ma... anakku meninggalkanku.. Hikss.."
"Nggak nak,, dia tidak meninggalkanmu dia begitu menyayangimu dan adiknya hingga rela mengorbankan dirinya demi kamu dan adiknya.." Andin mendongak memandang mamanya bingung
"Maksut mama?"
"Dia melindungi adiknya yang masih disini..." Rita mengelus lembut perut anaknya yang masih datar
"Ma...maksud mama apa? Andin nggak ngerti?"
"Kamu mengandung anak kembar nak,, dan yang meninggal adalah salah satu dari mereka sedangkan yang lain masih bertahan disini.." kembali Andin merasakan mamanya mengelus perutnya lembut
"Ja...jadi mak...maksud mama..." Andin tidak bisa melanjutkan kalimatnya lagi, airmata mengalir deras dari kedua matanya
Dia bahagia, amat sangat bahagia. Tanpa sadar ia mengelus perutnya dengan senyum mengukir di bibirnya. Ia berjanji akan menjaga anaknya ini.
###
Aldian bergegas pergi menuju rumah sakit setelah mendapatkan kabar gadisnya telah siuman, hatinya begitu bahagia membayangkan senyum gadisnya yang akan dilihatnya lagi.
Ia tidak peduli dengan sumpah serapah yang dilontarkan oleh para pengguna jalan kepadanya karena membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dalam waktu sepuluh menit ia sudah sampai di rumah sakit, itu berkat kegilaannya dalam membawa mobilnya."Hoshh..hosh..." Aldian sibuk mengatur nafasnya didepan ruangan gadisnya dirawat setelah berlari kencang
Aldian menarik nafas lalu mengembuskannya kemudian pelan-pelan ia membuka pintu.
Ceklek
Matanya langsung bertatapn dengan mata indah gadisnya, dadanya berdesir. Melangkah pelan ia menghampiri gadisnya, kedua orangtua Andin keluar dari dalam ruangan memberikan waktu untuk Aldian dan Andin berbicara berdua.
"Kamu sudah sadar?" Aldian menggenggam tangan Andin
Andin mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Aldian namun genggaman lelaki terlalu kuat, matanya menatap Aldian tajam, melihat itu membuat Aldian gemas sendiri.
Cup
Mata gadis itu seakan ingin keluar karena dengan beraninya Aldian mengecup bibirnya.
"Kamu apa-apaan sih??" desis gadis, oh ralat dia bukan gadis lagikan? Maksudnya desis wanita itu kesal "Pergi sana!!!" Aldian menggeleng
"Enggak, aku nggak mau pergi. Aku mau disini menjaga kamu dannn.. anak kita." jawab Aldian, tangannya tanpa disadari mengelus perut Andin membuat wanita itu membeku
"Kamu... kamu tau?" tanya Andin pelan, Aldian langsung mengangguk
"Maafkan aku.. maaf karena tidak bisa menjaga kamu dan anak kita yang lain." kepala Aldian menunduk, sungguh ia menyesal karena tidak bisa menjaga wanita yang dicintainya
"Untuk apa kamu minta maaf toh itu tidak akan membuat anakku hidup kembali." mata Andin kembali memanas mengingat hal itu
"Aku minta maaf..." Aldian berdiri dari duduknya kemudian memeluk wanita yang dicintainya itu
Kemeja Aldian mulai basah karena airmata Andin namun Aldian tidak peduli ia tetap memeluk erat Andin. Bukan hanya Andin yang sedih dan sakit tapi ia juga merasakan hal tersebut. Jantungnya berdenyut nyeri mengingat anaknya tidak bisa terlahir didunia ini.
"Lebih baik kamu pergi, pergi ke wanita itu. Bukannya hari itu kalian sedang berciuman??" sindir Andin
"Aku nggak pernah berciuman dengan wanita sialan itu, justru dia yang memaksa menciumku." dada Aldian naik turun
"Memaksa?" Aldian mengangguk "Cih, bukannya kamu menikmatinya juga?"
"Sungguh aku tidak berbohong kalo kamu tidak percaya aku bisa memperlihatkan rekaman ccty-nya?" Andin mengalihkan pandangannya
Aldian duduk di samping Andin sambil menggenggam tangan wanitanya kemudian mengecup buku-buki tangan Andin lembut membuat pipi Andin merona.
"Aku mencintaimu Andini Pramoedya.. sangat mencintaimu..." wajah Andin semakin memerah
Hatinya berbunga mendengar pernyataan Aldian, ia juga mencintai lelaki itu tapiii ia masih ragu.
"Aku... aku juga mencintaimu.." kepalanya menunduk untuk menutupi pipinya yang merona
Dadanya menghangat mendengar ucapan wanitanya, senyum di bibirnya melebar, ia langsung membawa tubuh Andin dalam pelukan hangatnya.
"I love you.."
"I love you too.."
Maaf baru bisa update sekarang, tadi malammau update tapi ketiduran. Oke selamat membaca.. Jangan lupa vote and comment ya
FYI mungkin 2 part lagi akan selesai.BIG LOVE
HY
KAMU SEDANG MEMBACA
Love U.. Mr. CEO
RomanceSeiring berjalannya waktu perasaan benci itu berubah menjadi cinta.. Cover by: SylRa_Shin