PART 30

41.4K 1.6K 17
                                    

Aldian POV

Hatiku berdebar menunggu kabar baik dari dokter mengenai keadaan gadisku.

"Setelah kami melakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata ada seorang bayi lagi yang berada dikandungan pasien." mataku berkaca-kaca mendengar apa yang dikatakan dokter "Kemungkinan yang meninggal adalah kakaknya."

Ada perasaan sedih juga gembira dalam hatiku, sedih karena salah satu darah dagingku tidak bisa hadir ke dunia. Sedangkan gembira karena aku masih diizinkan oleh Tuhan untuk menjaganya.

"Lalu bagaimana keadaan anak kami dok?" tanya papa Andin khawatir

"Pasien masih belum sadarkan diri tapi ia sudah melewati masa kritisnya." aku tersenyum lega

"Apa kami bisa menjenguknya?" tanyaku, aku sudah sangat merindukan gadisku itu

"Silahkan tapi dimohon tidak mengganggunya." aku mengangguk mengerti

"Kalau begitu saya permisi dulu."
Aku memasuki ruangan gadisku dirawat, hatiku sakit melihatnya terbaring lemah diatas tempat tidur dengan mata tertutup serta pergelangan tangannya yang terdapat jarum infus.
Kugenggam lembut tangannya sembari kukecup buku-buku jarinya.

"Cepatlah buka matamu sayang.. aku sungguh merindukanmu.." kataku lirih

"Maafkan aku... maafkan aku karena tidak bisa menjagamu dan anak kita... Aku.sungguh minta maaf.." airmata menggenang di kedua pelupuk mataku, aku tidak peduli mereka mengataiku lelaki cengeng, aku tidak peduli

"Kamu boleh membeciku tapi cepatlah buka matamu agar aku bisa menebus segala kesalahanku.. Bukalah matamu sayang,, aku mencintaimu.." kutenggelamkan wajahku di lekukan lehernya, menghirup aroma vanilla favoritku

Kamu adalah nafasku, cepat bukalah mata indahmu untukku. Untukku yang sangat mencintaimu.

###

Wina dan Riza menatap sedih anaknya, mereka tidak menyangka anaknya yang terkenal playboy dan arogan bisa terlihat lemah karena seorang wanita.

"Bisa kita bicara?" tanya Riza pada Doni

Doni menoleh kearah istrinya yang juga sedang memandangnya kemudian menganggukkan kepala.

"Rey om tinggal sebentar ya?"

"Iya om.."

Mereka berempat keluar dari ruang rawat menuju kantin rumah sakit.

"Sebelumnya kami ingin meminta maaf atas perbuatan anak kami yang diluar batas." Doni hanya diam mendengar ucapan laki-laki yang seumuran dengannya

"Sebagai orangtua kami merasa gagal membimbing anak kami Aldian, tapi kami tau anak kami sangat mencintai anak kalian yang bernama Andin." Rita tersenyum

"Dan anak kami juga sangat mencintai anak kalian." Wina dan Riza tersenyum tulus "Tapi kami juga kecewa terhadap perbuatan mereka, tidak hanya nak Aldian yang salah namun anak kami juga bersalah."

Wina dan Riza begitu kagum melihat kebijaksanaan Rita.

"Apakah kalian memaafkan anak kami?" tanya Rita penuh harap

"Maaf tapi saya sudah terlanjur kecewa." jawab Doni

"Pa..." Rita menggenggam tangan suaminya, Doni menoleh

"Tolong maafkan anak kami Aldian.." mohon Wina

Doni menghembuskan nafas berat "Baik, aku memaafkan anak kalian..." Rita dan Wina tersenyum bahagia

"Terima kasih." ucap Riza

Part selanjutnya mungkin Andin udah sadar tapi apa Andin akan memaafkan Aldian juga seperti kedua orangtuanya? Atau justru Andin akan membenci Aldian?

Selamat membaca.. jangan lupa vote and commentnya ya...

BIG LOVE
HY

Love U.. Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang