Louis terlihat berlari tergesa-gesa mengelilingi isi rumah. Dia mencari seseorang yang baru saja hadir untuk mengisi hari-harinya. Freddie, yah anak laki-lakinya.
Louis melihat ke kamar tapi tidak menemukan Freddie.
"Brianna, dimana Fredd?" Louis berteriak, tapi tidak ada jawaban dari Brianna. Di liriknya jam tangannya. Dia ada janji dengan Danielle, tapi tidak mungkin dia meninggalkan rumah sekarang, dimana dia belum menemukan Freddie dan Brianna.
"Bri, dimana kau?" Louis mengeraskan suaranya. Setelah berkeliling rumah dan tidak menemukan mereka Louis berlari ke halaman belakang, dan begitu lega nya dia ketika melihat Brianna sedang menggendong Freddie dan memberikannya susu.
"Hi Lou." Sapa Bri. "Kau mau menemui Danielle?"
"Aku mencari mu dari tadi, aku hampir kehilangan akal. Syukurlah kau disini bersama Freddie." Louis mengacuhkan pertanyaan Brianna.
"Aku akan selalu disini Lou, aku tidak punya tempat berlari." Jawab Bri dan tersenyum simpul. "Kau mau pergi menemui Danielle?" Tanya nya lagi.
"Iya, mungkin aku akan pulang larut malam, tidak apa-apa kan?"
"Apa pernah aku melarangmu?"
Louis tersenyum dan mengecup kening Brianna. Dia menyayangi Bri, tapi hanya sebatas sahabat. Dan Louis menyayangi Danielle dengan hatinya. Tapi kenyataan berkata seperti ini, dia harus mempunyai anak dari sahabatnya sendiri, dan dia harus bertanggung jawab akan hal itu walaupun tanpa harus menikahi Brianna.
Louis tidak tau apa yang dirasakan Bri terhadapnya, yang jelas Bri tidak pernah menuntut apapun, Bri tidak pernah melarang Lou melakukan apapun termasuk bertemu dengan wanita lain. Louis juga tidak tau bagaimana perasaan Brianna yang sebenarnya, karena mereka tidak pernah membahas hal itu. Yang Louis tau, mereka hidup bersama hanya untuk Freddie.
"Kabari aku kalau ada apa-apa dengan Freddie."
"Pasti Lou."
Louis mencium Freddie, "Ayah pergi sebentar ya sayang, jangan nakal sama Bunda."
Mereka bersepakat untuk tetap memberikan panggilan Ayah dan Bunda untuk Freddie. Louis mencium Freddie sekali lagi dan kemudian pergi.
Brianna memandangi punggung Louis yang semakin menjauh. Dia tau dia tidak berhak untuk melarang Louis. Tapi siapa yang bisa mengontrol perasaan? Kalau boleh memilih Bri juga tidak mau memiliki perasaan ini. Ada rasa sakit yang timbul ketika Bri membayangkan Louis dengan wanita lain.
Freddie menangis.
"Oh my Baby, you feel me right?"
**
Louis sampai dirumah Danielle.
"Sekarang sudah pukul berapa Mr. Louis Tomlinson?" Sindir Danielle dengan senyuman dibibirnya.
"Maafkan aku Ms. Danielle Campbell, kau tau bagaimana sulitnya menjadi seorang ayah." Jawab Louis dengan senyuman juga.
Danielle menghela nafas. "Aku jadi ingin merasakan bagaimana menjadi seorang Ibu."
"Soon. Sekarang terlalu cepat." Bisik Louis menggoda.
Danielle tertawa renyah. Louis tidak bisa mengalihkan pandangannya.
Dia merasakan ketulusan dari Danielle, tidak banyak wanita seperti dia yang bisa menerima keadaan Louis sekarang ini. Danielle, gadis yang menjadi kekasihnya sekarang, mendukungnya 100% untuk mengurus Freddie, bahkan dia tidak merasa cemburu jika Louis satu rumah dengan Brianna. Dia percaya, Louis tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Yah, Louis tau, dia dan Brianna adalah sebuah kesalahan.
**
Louis dan Danielle menghabiskan waktu bersama sepanjang hari, Louis mengantar Danielle pulang, Jika saja Louis tidak ingat Freddie mungkin dia akan menginap di apartement Danielle.
"Aku harus pulang." Ucap Louis lirih, ada nada berat di suaranya.
"Be carefull daddy." Danielle mengecup pipi Louis sebelum turun dari mobil. "Jangan cemberut gitu, Freddie menunggu dirumah."
"I wish I see you again tomorrow."
Danielle tersenyum, "I'll be happy if I can see you every single day."
Louis menarik wanita itu ke pelukannya, mengecup keningnya.
"I love you Danielle."
"I love you more than you love me Louis." Kemudian Danielle turun dari mobil dan memandang mobil Louis menjauh.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY
FanfictionLouis tersenyum dan mengecup kening Brianna. Dia menyayangi Bri, tapi hanya sebatas sahabat. Dan Louis menyayangi Danielle dengan hatinya. Tapi kenyataan berkata seperti ini, dia harus mempunyai anak dari sahabatnya sendiri, dan dia harus bertanggun...