Brianna berjalan beriringan dengan Louis. Mereka hanya diam tanpa kata.
"Aku check in sebentar, kau tunggu disini. Jangan kemana-mana."
Brianna hanya mengangguk.
**
Brianna menatap lantai dengan pikiran kosong, tiba-tiba seseorang menarik tangannya.
"Louis?"
"Kau bosan menungguku?"
Brianna menggeleng, menggigit bibir bawahnya.
"Bri."
"Hmm?"
"Aku mohon cepat kembali." Louis menarik tubuh Brianna ke pelukannya. "Aku tidak tau bagaimana kita setelah ini. Aku tidak tau bagaimana aku dengan Danielle, tapi yang pasti, aku merindukanmu Bri."
"Louis?"
"Hm?"
"Tidak apa-apa"
Louis melepas pelukannya. Dia memicingkan matanya ke arah Brianna.
"Kau ingin mengatakan apa tadi?""Tidak ada."
"Kau bohong."
"Hanya...sudahlah."
"Katakan."
"Tidak ada."
"Katakan Bri."
"Hmm terimakasih jauh-jauh kesini hanya demi aku."
Louis tersenyum lalu menarik lagi Brianna ke pelukannya.
"SIAL!!!" tiba-tiba Louis berteriak, melepas pelukannya dan menarik Brianna menjauh.
Brianna hanya mengikuti Louis dengan penuh tanya.
"Kenapa Lou?"
"Kita tertangkap?"
"Maksudnya?"
"Aku melihat beberapa orang mengambil gambar kita tadi. Aku takut.."
Brianna menghentikan langkahnya. Tapi Louis menariknya untuk tetap mengikutinya.
"Lepaskan aku."
"Kau ini kenapa?"
"Kau yang kenapa."
"Bri, aku hanya tidak ingin mereka mengambil gambar kita lebih. Aku yakin sebentar lagi semua akan tersebar di internet."
"Kau malu?"
"Maksudmu?"
"Kau malu kan Louis kalau kau ketauan sedang bersamaku." Kata Brianna sinis.
"Kau ini apa sih? Yang aku khawatirkan itu kau!! Tidak ada hubungannya antara malu atau tidak."
"Aku? hahaha kau bukan khawatir padaku Louis. Kau khawatir sama dirimu sendiri. Kau takut kalau Danielle melihat kita kan? Aku tau itu."
Louis tercengang tidak percaya atas kata-kata Brianna barusan.
"Aku sama sekali tidak ada berpikir tentang Danielle atau siapa pun. Aku hanya berpikir tentangmu. Aku hanya berpikir bagaimana kau akan menghadapi hujatan orang-orang? Bagaimana kau menghadapi ribuan kata-kata kebencian terhadapmu?"
Brianna terdiam, matanya mulai berair. Tapi dia menahannya agar tidak jatuh terlalu cepat.
"Ini salahmu Louis, kau yang meminta aku mengantarkanmu ke bandara."
"Ini memang salahku Bri, aku akan bertanggung jawab atas semuanya."
"Bagaimana caranya?"
Kali ini Louis terdiam, dia berpikir. Apapun yang dilakukannya dia tau, bukan dia yang disalahkan di kasus ini.
"Maafkan aku Bri."
"Mungkin ada baiknya kita tidak perlu bertemu lagi." Kata Bri lirih.
"Apa kau bilang?"
"Ini semua sudah lebih dari cukup Louis. Aku melahirkan anak darimu, aku bisa bersamamu walaupun hanya sementara, aku masih bisa melihatmu, kau merindukanku ketika aku merindukanmu, aku rasa itu semua sudah lebih dari cukup. Bahkan aku tidak pernah berharap ini sebelumnya, walaupun kau sama sekali tidak pernah bertanya bagaimana sebenarnya perasaanku terhadapmu."
"Kalau begitu katakan apa yang kau rasakan."
Brianna menggeleng. "Kita cukup sampai disini Louis, ini tidak adil buat Danielle."
"Aku tidak meninggalkan Danielle lalu apa yang tidak adil."
"Kalau begitu semua ini tidak adil bagiku."
Louis terdiam, terlihat frustasi.
"Aku tidak mengerti arah pembicaraan ini kemana, tapi sebentar lagi pesawatku berangkat."
"Baiklah." Brianna membalikkan tubuhnya meninggalkan Louis. Tapi Louis menariknya dan menghadapkan tubuh Brianna ke arahnya.
"Tapi bukan perpisahan seperti ini yang kau inginkan."
"Lalu katakan bagaimana."
"Aku tidak tau, tapi aku tidak ingin seperti ini."
Brianna melihat sekitar bandara, dia menghela nafas.
"Kau lihat di sekelilingmu Louis, daritadi kita menjadi pusat perhatian. Mereka sudah mengambil banyaaak sekali gambar untuk di post." Bri tersenyum sinis.
"Maafkan aku Bri."
"Tidak ada yang perlu di maafkan. Sudah masuklah Louis, kau akan ketinggalan pesawat."
Louis menatap Brianna sejenak. Menggenggam tangannya mencoba memeluk Brianna tapi Bri langsung menjauhkan tubuhnya.
"Okay, bye." Kata Louis putus asa. Dan saat dia berbalik membelakangi Brianna saat itu juga air matanya jatuh.
**
Brianna merasakan semua tatapan tertuju padanya, dia tau semua tatapan itu adalah tatapan menghujat, tapi dia tidak peduli.
Handphone nya berdering, dia melihat nama Louis di layar. Dengan sigap dia menggeser layar menolak panggilan Louis. Dia benar-benar akan mencoba menjauh, untuk kali ini dia sungguh-sungguh.
Handphone nya berdering lagi dan masih panggilan dari orang yang sama, dan kedua kalinya dia menolak panggilan tersebut. Buru-buru di bukanya pesan text dan mengetik sesuatu.
**
From : Brianna
Jangan pernah hubungin aku lagi, aku pikir sebaiknya kita tidak pernah bertemu ataupun berhubungan lagi. Ini demi kebaikan kau dan aku. x
Buru-buru Louis meng klik call. Tapi handphone Brianna sudah tidak aktif.
"Sial. Wanita ini benar-benar mengujiku."
**
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY
Fiksi PenggemarLouis tersenyum dan mengecup kening Brianna. Dia menyayangi Bri, tapi hanya sebatas sahabat. Dan Louis menyayangi Danielle dengan hatinya. Tapi kenyataan berkata seperti ini, dia harus mempunyai anak dari sahabatnya sendiri, dan dia harus bertanggun...