Louis berlari menjauh dari Brianna dan mengklik call di kontak Danielle. Dia merasa aneh pada dirinya sendiri, kenapa dia harus menjauh dari Bri hanya untuk menelepon Danielle.
"Halo." Sapa Danielle.
"Are you okay?"
"Aku bohong kalau aku bilang aku baik-baik saja."
"Aku benar-benar sangat ingin bertemu dengan mu sekarang. Tapi..."
"Tapi apa Louis? Kau masih sibuk dengan Brianna?"
"Hey... sejak kapan kau cemburuan seperti ini Danielle?"
"Aku tidak tau Louis, aku tidak cemburu, aku hanya takut kalau kau..."
"Dan,believe me you're the one and only!!"
'are you really sure Lou?' suara hatinya ikut berbicara
"Aku tidak akan jatuh cinta pada Brianna."
'Really?'
"Aku disini hanya untuk Freddie, percayalah."
'Mungkin ya, tapi..'
"I believe in you. I am so sorry." Danielle menjawab.
"Thanks Dan."
Untuk beberapa detik mereka saling diam.
"Sangat awkward saat aku harus mengakhiri panggilan denganmu."
"Have a good rest sayang, kita akan ketemu secepatnya."
"Bye. Love you."
"Love you too."
Klik.
Panggilan terputus.
"Argh..." Louis menjambak rambutnya sendiri. "Apa yang sedang kau pikirkan Louis?" katanya pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba ada panggilan masuk, dari Liam.
"Yes Liam." Jawab Louis.
"Where are you daddy?"
"At home, full time daddy."
"Good. Kami berencana kerumahmu hari ini."
"Datanglah secepatnya, banyak hal yang ingin aku ceritakan."
"Wow daddy's problem?"
"No, hearts problem."
"I think it will be hard."
"Like you think."
"Ok, just wait us."
"Ok."
Klik.
Panggilan terputus. Louis kembali ke tempat Brianna.
**
Liam, Harry dan Niall datang kerumah Louis. Harry langsung mendekat ke Freddie, Liam duduk di sofa dan menghidukan TV, Niall ke dapur mencari sesuatu yang bisa di makan.
"Sahabat macam apa kalian ini." Kata Louis. Tapi tidak ada yang menggubrisnya.
"Hey... Maksud dan tujuan kalian kesini itu apa?" Tanya Louis lagi.
Harry melirik ke arah Louis. "ssst... aku lagi main sama Freddie, jangan berisik."
'Sekarang ini rumah siapa itu anak siapa' batinya.
"Niall what are you doing?" teriak Louis.
"Dimana kalian menyimpan semua makanan? I can't find it" jawab Niall.
Louis menggelengkan kepalanya. Satu-satunya harapan adalah Liam. Dia mendekati Liam dan duduk di sampingnya.
"Liam."
"Hm.."
Louis mengambil remot dan mematikan TV.
"Apasih. Sini remot nya."
"Tujuan kalian kesini apasih?"
"Mau melihat Freddie."
"Nah ini apa?"
"Ya gentian dong. Freddie lagi sama Harry."
"Liam please..."
Liam melirik Louis, tidak biasanya dia seperti ini.
"Wanna tell me something?"
"Aku sudah ingin mengatakannya sedari tadi tapi kau sibuk sendiri dengan TV sialan itu."
"Yah TV aja di cemburuin."
Louis menepuk jidatnya. "I am serious Liam."
Sebenarnya Liam ingin tertawa melihat raut wajah Louis. Biasanya dia selalu yang paling iseng di antaranya semuanya. Tapi sekarang, saat ini Liam melihat wajah Louis yang berbeda, he really serious people.
"Ok, I am serious. Tell me."
Louis menarik nafas panjang.
"I think I never feel that way, but... I think I am falling for Brianna."
"WHAT???"
**
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY
FanfictionLouis tersenyum dan mengecup kening Brianna. Dia menyayangi Bri, tapi hanya sebatas sahabat. Dan Louis menyayangi Danielle dengan hatinya. Tapi kenyataan berkata seperti ini, dia harus mempunyai anak dari sahabatnya sendiri, dan dia harus bertanggun...