Louis berbaring di tempat tidurnya menatap langit-langit kamar.
'seharusnya aku berbaring dengan Brianna malam ini.'
Louis mengambil handphonenya dan mencari nama Brianna. Tidak, dia tidak menelponnya, dia hanya memandangi kontak Bri.
'dia tidak akan mengangkat telponku selarut ini.'
Louis mengetik pesan untuk Bri.
To : Brianna.
Kau dimana?
*delete it
Kenapa kau pergi tanpa memberi kabar? Kau baik-baik saja?
*delete it
Maafkan aku Bri, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu.
Delete it
"Shit"
To : Brianna
Kau sudah tidur?
*send
Louis melemparkan handphone nya kesebelahnya, kenapa dia masih begitu gengsi untuk mengatakan apa yang dia ingin katakan. Begitu gengsi menanyakan apa yang dia ingin tau.
Louis mengambil bantal yang di bawah kepalanya dan menutupi wajahnya dengan bantal itu, tidak sampai satu menit dia menggeserkan kembali bantal itu dari wajahnya dan bernafas lebih kencang. Dia merasa sesak.
"Sial, aku tidak tau bagaimana caranya untuk tidur malam ini."
**
Louis tersentak ketika handphone nya berbunyi pertanda ada pesan. Ini tidak seperti biasanya dia terbangun hanya karena suara handphone. Antara tidurnya tidak nyenyak atau dia menunggu panggilang seseorang. Dengan sigap dia melihat siapa yang mengiriminya pesan.
From : Johannah
Kau benar-benar tidak ada niat melihat anakmu Louis?
"Jo, ini masih terlalu pagi untuk menanyakanku hal ini." Louis meletakkan kembali handphonenya dan membaringkan tubuhnya lagi. Handphonenya berbunyi lagi. Kali ini dengan malas dia mengambilnya, tapi rasa kantuknya seketika hilang melihat nama yang ada di layar handphonenya.
From : Brianna
Aku sudah bangun.
'Dia membalasnya'
Louis ingin sekali mengklik tanda call tapi dia menahannya. Kemudian dia mengetik sesuatu.
To : Brianna.
Kau sudah sarapan?
From : Brianna
Belum. Kau?
To : Brianna.
Mau memasakkanku dada ayam?
From : Brianna.
Tidak.
To : Brianna.
Baiklah, bagaimana dengan melihat Freddie hari ini?
Sekian menit tidak ada balasan dari Brianna. Louis mulai gusar.
To : Brianna.
Kau tidak merindukan Freddie?
From : Brianna.
Tentu saja rindu.
To : Brianna
Dari skala 1-10?
**
'Louis masih saja seperti dulu, menanyakan skala 1-10. Itu hanya perhitungan bodoh kami dulu. Dia bertanya aku tidak merindukan Freddie? Haha Ibu bodoh mana yang tidak merindukan anaknya.'
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY
FanfictionLouis tersenyum dan mengecup kening Brianna. Dia menyayangi Bri, tapi hanya sebatas sahabat. Dan Louis menyayangi Danielle dengan hatinya. Tapi kenyataan berkata seperti ini, dia harus mempunyai anak dari sahabatnya sendiri, dan dia harus bertanggun...