[4] Menjadi Pembantu

23.4K 2K 36
                                    

Apakah aku akan benar-benar bisa berada dirumah pria brengsek itu? Ah, bodohnya aku mengapa aku dengan cepat meng-iyakan kesepakatan untuk tinggal dirumahnya?!

Suara pintu terbuka terdengar dikupingku. Eomma masuk dengan raut wajah bertanya-tanya, matanya terfokus pada koper yang ada didepanku.

"Kau mau kemana?" Tanya eomma menghampiriku.

"A-ah ini?" Aku menghampiri eomma dan memegang kedua pundaknya supaya dia tidak terlalu kaget melihat kepergianku yang secara tiba-tiba ini. "Begini eomma, jadi perusahaan menyuruhku untuk bekerja diluar kota selama beberapa bulan. Mereka memberitahuku juga secara tiba-tiba dan besok aku akan langsung berangkat ke kota itu." Aku mencoba menjelaskan secara perlahan pada eomma.

"Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Ah.. Itu karena orang yang seharusnya pergi besok tiba-tiba membatalkannya dan aku harus menggantikannya. Soalnya hotel dan tiket sudah dipesan oleh perusahaan."

"Eomma akan membantumu membereskannya kalau begitu."

Eomma membantuku memasukkan barang-barangku kedalam koper. Maaf, eomma aku membohongimu. Aku hanya tak bisa mengatakan yang sejujurnya padamu mengenai masalah ini karena aku tau kau tidak akan menyetujuinya dan akan membenciku. Tapi, jika aku tidak melakukan ini anak yang ada dikandunganku akan terlahir tanpa Ayah dan aku tidak mau itu.

"Jam berapa besok kau berangkat?" tanya eomma dengan tangan yang masih membantukku memasukkan baju didalam koper.

"7 pagi."

"Sangat pagi. Aku akan bangun dan membuatkanmu sarapan. Dengan begitu kau tidak kelaparan dijalan."

"Tidak perlu eomma. Aku akan membelinya saja, kau bisa bangun siang besok."

"Tidak, tidak. Aku akan memasakannya untukmu."

"Baiklah," ucapku akhirnya.

Apakah setelah aku pindah kerumah pria itu besok, semuanya akan menjadi baik-baik saja? Aku bahkan tidak tau bagaimana sifat dan kejelekkan pria itu. Ketika eomma selesai membantuku memasukkan baju didalam koper, eomma keluar dari kamarku dan meninggalkanku sendiri di dalam kamar. Karena tidak ada kerjaan, aku membuka internet dan mencari-cari informasi mengenai tes DNA. Hasilnya adalah tes DNA dapat dilakukan jika usia kandungan seseorang sudah 10-12 minggu. Kalau begitu aku harus tinggal dirumahnya selama 3 bulan untuk membuktikan bahwa ini adalah anaknya? 

Aku menghela napasku gusar. Apakah pilihanku ini benar? Apakah aku tidak akan menyesal dengan keputusanku ini? Kuharap aku tidak menyesalinya. Otakku mulai mengimajinasikan berbagai skenario yang mungkin saja akan terjadi ketika aku berada dirumah pria itu. Mulai dari dia yang mungkin saja akan memperlakukanku sebagai seorang pembantu sampai dia yang mungkin akan mengacuhkanku dan menganggapku seperti seseorang yang invisible di rumahnya.

***

Sehun's P.O.V

"Ahjumma, mulai besok ahjumma bisa mengambil cuti. Kemarin saya tidak memberikan cuti pada ahjumma, 'kan? Sekarang ahjumma bisa mendapatkan cuti itu," ucapku pada pembantu rumah tangga yang sudah bekerja puluhan tahun dengan orang tuaku. Orang tuaku sengaja membawa ahjumma kerumah ini karena dia adalah orang yang sangat dipercaya orang tuaku. Dia bahkan sudah bekerja sebelum aku lahir. Sebenarnya bukan hanya ahjumma yang membersihkan rumahku, ada beberapa pembantu lainnya namun mereka sedang cuti dan akan kembali lusa.

 

"Baik, Tuan."

Aku sengaja memberikan ahjumma cuti karena besok wanita itu akan datang dan dia akan menjadi pembantu di rumah ini. Apa dia pikir aku akan cepat masuk kedalam kebohongannya itu? Kami hanya melakukannya sekali, jadi bagaimana bisa dia mengandung anakku? Dia memang sangat tidak pandai berbohong. Aku sudah menyuruh sekretaris pribadiku untuk memberitahukan alamat rumah ini pada wanita itu. Mungkin besok pagi dia akan sampai di rumahku dan tak lama kemudian terdengar suara bel. Sepertinya seseorang datang dan kurasa aku tau siapa yang datang.

Married With Stranger (Oh Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang