Setelah selesai makan dari kantin perusahaan, Sehun akhirnya mengajakku untuk masuk kedalam ruangannya. Entah sudah sejak kapan terakhir kali aku ketempat ini dan pada saat itu aku tidak pernah menyangka kalau aku akan menjadi seperti ini dengan Sehun.
Mengingat hari-hari dimana Sehun secara terang-terangan menolakku, benar-benar membuatku merasa kalau kejadian hari ini adalah sebuah mimpi yang seharusnya hanya ada didalam khayalanku saja. Tapi siapa yang menyangka kalu ternyata mimpi yang terlihat seperti tidak mungkin akan terjadi itu, malah terjadi hari ini.
"Duduk saja dimanapun kau mau," ucap Sehun.
Aku mengangguk dan lalu duduk di sofa miliknya. Sedangkan Sehun duduk di meja kerjanya dan mulai membuka beberapa berkas yang cukup menumpuk diatas mejanya.
"Aku harus menyelesaikan dokumen-dokumen ini, jadi kau bisa membaca beberapa buku yang sengaja telah kubeli untukmu. Takut-takut kau bosan karena menungguku," kata Sehun sebelum akhirnya melanjutkan membaca dokumen-dokumen penting di tangannya itu.
Bibirku mengembang membuat sebuah senyuman. Ternyata Sehun benar-benar memikirkan soal diriku, buktinya dia sengaja membeli beberapa novel khusus untukku supaya aku tidak terlalu bosan ketika menunggu Sehun. Aku tidak terlalu senang membaca, tapi karena Sehun sudah menyiapkannya untukku, mau tidak mau aku harus membacanya. Kuharap bacaanku ini tidak membuatku mudah bosan karena ceritanya.
Hanya beberapa halaman saja yang kubaca dan aku sudah bosan dibuatnya. Aku benar-benar tidak tahan jika disuruh membaca novel seperti ini. Kuhelakan napasku, menandakan bahwa aku benar-benar sangat bosan saat ini.
"Kau bosan?" Sehun sepertinya menyadari sinyal bosanku.
"Sedikit."
"Sebentar lagi aku akan selesai."
Aku hanya mengangguk dan mendirikan tubuhku. Karena aku sangat bosan, jadi aku putuskan untuk mengelilingi setiap sudut ruangan Sehun ini. Kali saja ada sesuatu yang membuatku menjadi tidak bosan lagi. Tidak ada satupun benda yang ditambahkan oleh Sehun di ruangannya ini, karena semuanya hampir sama ketika terakhir kali aku datang kesini.
Mataku tiba-tiba mendapati sebuah shopping bag yang kuyakini berisi sebuah baju. Karena penasaran, aku mengambil shopping bag itu dan melihat apa yang ada didalamnya.
"Baju?" gumamku pelan.
Shopping bag itu berisi beberapa baju wanita yang sepertinya bukanlah baju baru. Karena baju itu tidak terlihat seperti baju baru, buktinya price tag yang ada di baju tersebut sudah tidak ada dan baju itupun terlipat terbalik, tidak rapih seperti baju baru. Dan ada satu notes yang membuatku bertanya-tanya soal kesungguhan Sehun terhadapku. Hatiku tiba-tiba terasa seperti terbakar ketika melihat isi notes tersebut.
"Ini baju siapa?" tanyaku tanpa menatap Sehun. Pandangan mataku masih lurus kearah notes yang berisi kata-kata yang cukup membuatku sangat kesal pada Sehun.
"Baju apa?"
Aku mengambil shopping bag itu dan membawanya kehadapan Sehun. "Ini! Ini gaun siapa?"
"O-oh ituuu... Hm..." Sehun terlihat sedikit gugup dan tergagap ketika hendak menjelaskan baju tersebut.
"Kenapa kau tidak bisa jawab?!" Nada terdengar sedikit meninggi. Aku kesal, oke, mungkin bukan kesal tapi lebih bisa dibilang aku cemburu.
Sehun tiba-tiba mendirikan badannya dan berjalan mendekatiku. Dia memegang kedua pundakku, berharap aku bisa menjadi lebih tenang, tapi itu tidak berhasil.
"Ini milik siapa?!" tanyaku sekali lagi dengan nada yang terdengan datar namun terkesan sangat serius. Ingin sekali rasanya aku membentak Sehun saat ini, tapi aku sepertinya harus sabar dan bertanya lebih dulu tentang kepemilikan baju ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Stranger (Oh Sehun)
FanficPegawai hotel yang tidak sengaja harus menikah dengan seorang CEO akibat kecelakaan kecil. Namun siapa sangka ternyata CEO a.k.a Oh Sehun tersebut memiliki sisi gelap yang tidak semua orang tau. Park Hae Jin juga harus tinggal di rumah Sehun dan har...