Karena kemarin rumah Sehun digeledah oleh polisi, aku harus membereskan semua barang yang diacak secara tidak tanggung jawab oleh polisi-polisi yang datang.
Semua barang yang tadinya terletak di atas meja, menjadi berhamburan di atas lantai. Sekarang masih pukul 6 pagi dan Sehun masih belum juga bangun. Bahkan wanita yang datang semalampun masih ada di kamar Sehun dan mereka tidur berdua di satu ranjang.
Aku bahkan tidak berani untuk membangunkan Sehun meskipun Sehun kemarin mengatakan padaku bahwa aku harus membangunkannya saat pukul 6 pagi. Tapi kurasa, aku tidak mau mengganggu kebersamaan mereka.
Aku mulai membereskan semua barang yang berhamburan di atas lantai dan setelah itu menyapu lantai serta mengepelnya. Benar-benar sangat melelahkan mengerjakan semua ini sendiri, karena rumah ini benar-benar sangat besar dan perlu berpuluh-puluh pembantu untuk membereskan rumah ini hingga bersih dalam waktu satu hari.
"Kenapa kau tidak membangunkanku?" Sehun tiba-tiba sudah berdiri di belakangku dengan bertelanjang dada. Perut berbentuk kotak-kotaknya dapat kulihat dengan jelas, kurasa dia benar-benar bekerja keras untuk itu.
"Karena kau sedang tertidur pulas dengan wanitamu dan aku tak bisa mengganggu kalian," balasku dengan terus mengepel lantai.
"Tapi aku menyuruhmu untuk membangunkanku kemarin! Apa kau tau kalau aku terlambat?!"
"Jika kau memang merasa sudah terlambat, sebaiknya sekarang kau bersiap-siap bukannya malah menghabiskan waktumu untuk mengomeliku seperti ini."
Sehun terlihat menggenggam tangannya erat dan mengacak rambutnya frustasi sebelum akhirnya dia kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap menuju ke kantornya. Dia kesal ternyata. Tapi aku puas melihatnya.
Lagian tidak mungkin juga kalau aku tiba-tiba masuk kekamar Sehun dan membangunkannya. Bagaimana kalau ketika aku masuk nanti mereka sedang melakukan 'itu'? Mataku akan menjadi lebih berdosa dan ternoda sepertinya.
Tak lama setelah Sehun masuk lagi ke dalam kamarnya. Perempuan semalam yang berpakaian mini itu kini telah merubah pakaiannya. Kurasa dia memakai kemeja Sehun karena baju yang ia kenakan itu terlihat sangat longgar untuk badannya yang sangat kecil itu.
Dan baju Sehun yang ia kenakan di tubuhnya sangat terlihat bagus. Wanita itu memandangku dari bawah sampai atas sebelum dia melewatiku dan keluar dari rumah ini. Aku tidak tau apa hubungan Sehun dengan wanita itu. Apakah dia pacar Sehun? Atau dia hanya wanita panggilan Sehun?
"Jam 10 nanti pembantuku yang cuti akan masuk lagi. Tapi meskipun mereka kembali masuk, kau akan tetap membereskan rumah ini. Mengerti?" ucap Sehun sambil memakai dasinya dengan sangat terburu-buru.
Aku menghela napas sedikit panjang melihat Sehun yang tidak bisa memakai dasi dengan benar itu dan aku memutuskan untuk mendekatinya lalu membantunya memasangkan dasi.
"Apa kau tidak tau cara memakai dasi?" Kataku yang langsung menarik dasi Sehun ke arahku sehingga leher Sehun terasa sedikit tercekik.
"Lepas! Kau mau apa?!" Bentak Sehun.
"Diamlah! Apa kau tidak malu jika karyawanmu melihat seorang bos tidak bisa memakai dasi dengan benar?" ujarku yang membuat Sehun terdiam. Tanganku dengan cepat membuatkan dasi untuk Sehun.
"Apa kau sering memakaikan dasi seseorang?"
Aku mengangguk, "aku beberapa kali memakaikan Jongin dasi."
"Jongin?"
"Tunanganku."
"Ah~"
"Selesai! Sekarang pergilah!" Aku membenarkan kerah baju Sehun sebelum akhirnya aku kembali mengambil alat pel yang ku letakkan di samping sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Stranger (Oh Sehun)
FanfictionPegawai hotel yang tidak sengaja harus menikah dengan seorang CEO akibat kecelakaan kecil. Namun siapa sangka ternyata CEO a.k.a Oh Sehun tersebut memiliki sisi gelap yang tidak semua orang tau. Park Hae Jin juga harus tinggal di rumah Sehun dan har...