[22] Gombalan Sehun

20.5K 1.9K 119
                                    

Setelah berada hampir seminggu di rumah sakit, akhirnya Ibu dibolehkan pulang oleh Dokter. Selama seminggu ini juga, sifat Sehun padaku sedikit demi sedikit sudah mulai berubah. Dia bahkan tidak lagi memanggil wanita one night stand-nya ke rumah meski terkadang wanita-wanita itu datang dengan sendirinya, tapi Sehun menolak mereka dengan tegas supaya tidak kembali menemuinya.

Jujur saja aku merasa senang dengan semua perubahan yang sudah Sehun lakukan belakangan ini karena dengan begini aku yakin kalau ucapan yang ia katakan padaku adalah sebuah keseriusan. Perlahan-lahan, rasa percayaku pada Sehun juga sudah mulai ada. Aku mulai belajar untuk mempercayai Sehun.

"Jadi malam ini kau tidak di rumah?" tanyaku pada Sehun ketika kami sedang menyantap sarapan pagi kami.

"Ya, aku sedang banyak kerjaan belakangan ini. Ada beberapa proyek baru yang harus kuselesaikan minggu ini," jawabnya.

Ya, setelah sekian lama aku tinggal disini dan menyantap sarapan bersama Sehun. Seminggu belakangan ini adalah hari dimana Sehun tidak lagi mengacuhkanku ketika aku bertanya padanya. Aku tahu terkadang Sehun akan pergi begitu saja meninggalkanku makan sendiri, tapi tidak udah satu minggu belakangan ini. Dia benar-benar akan menunggu makananku sampai habis dan setelahnya dia akan pergi.

"Oh baiklah."

Ekor mataku menangkap Sehun yang sedang tersenyum kecil. "Apa kau sedih karena nanti malam aku tidak pulang?" tanyanya.

Aku menghela napas samar. Jujur saja aku sedih. Maksudku, aku tahu kantor Sehun masih berada di kota yang sama dengan tempat tinggalnya. Tapi entah mengapa akhir-akhir ini aku tidak mau berjauhan dengan Sehun. Aku mau selalu dekat dengannya. Apakah ini karena bawaan bayi? Entahlah.

"Mau aku sedih atau tidak, kau tetap tidak pulang kan nanti malam?"

Sehun mengangguk sambil melahap roti selainya. "Tapi kau bisa main ke kantorku kalau kau mau."

Mataku seketika itu terbuka lebar, bibirkupun ikut mengembang, tak bisa menutupi kebahagian itu. Apakah aku tidak salah dengar? Dia bilang aku boleh datang ke kantornya?

"Sungguh? Kau sedang bercanda kan?" tanyaku memastikan.

Sehun menggeleng. "Aku serius. Kau bisa datang ke kantorku dan mungkin menemaniku disana kalau kau tidak bosan."

Aku benar-benar merasa sangat bersemangat saat ini. Membayangkan berada di kantor Sehun menemaninya saat bekerja saja sudah membuatku sangat bahagia. Aku tahu ini berlebihan, tapi ya sudahlah.

"Aku akan kesana nanti siang kalau begitu," tuturku. "Pastikan kau ada di tempat saat aku datang, ya."

"Baiklah, nanti setelah sampai, kau bisa langsung masuk kedalam kantorku," balas Sehun tersenyum. Ia lalu berdiri dari kursinya. "Aku ke kantor dulu."

Aku mengangguk dengan senyuman dan membalas ucapan Sehun, "Bye."

Sehun hanya membalasnya dengan sebuah senyuman. Ia kemudian meninggalkanku yang sudah selesai dengan makananku. Bukankah terasa sangat baik jika dari dulu Sehun bersikap seperti ini padaku? Kenapa dia baru seperti ini sekarang coba.

Aku tidak sabar mengunjungi kantor Sehun nanti sore.

***

"Ahjumma, aku akan ke kantor Sehun sekarang," pamitku  pada Ahjumma penjaga rumah.

Aku segera pergi kedalam mobil dan menuju kantor Sehun. Selama diperjalanan aku kembali teringat ketika pertama kali aku mengunjungi perusahaan Sehun. Saat itu dengan gilanya aku menerobos lift yang kemudian security harus menyeretku keluar karena ulahku yang kelewatan itu.

Married With Stranger (Oh Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang