[27] Orang Ketiga?

17.4K 1.6K 72
                                    

Sebelum makan siang tiba, aku sudah bersiap-siap akan mengantarkan makan yang ia buat ke kantor Sehun. Aku tidak memberitahu mengenai ini terlebih dahulu pada Sehun karena aku sengaja ingin membuat kejutan untuknya.

Aku tahu bahwa aku tidak pandai memasak. Tapi setidaknya aku bisa membuat kimbab. Sebenarnya hingga saat inipun aku tidak tahu apa makanan kesukaan Sehun. Oleh karena itu aku hanya membawakannya kimbab.

"Agassi ingin kemana?" tanya ahjumma.

"Aku ingin ke kantor Sehun," jawabku dengan senyuman kecil.

"Aku pergi ya, ahjumma," kataku lagi setelah selesai membuat bekal untuk Sehun.

Membawa bekal seperti ini untuk Sehun ke kantornya. Aku merasa seperti kami sudah bersuami-istri. Ya, kami memang sudah menikah secara resmi. Tapi tetap saja pernikahan kemarin itu bukanlah kemauan kami. Jadi aku tidak menganggap bahwa itu adalah pernikahan asli kami meskipun kami sudah mendaftarkan pernikahan kami secara resmi.

Aku benar-benar ingin mengulangi pernikahan kami setelah Sehun memantapkan perasaannya padaku. Hingga detik ini kurasa dia masih bimbang terhadap perasaannya meski dia tidak terlalu menunjukkannya padaku. Tapi terkadang hal itu mengusik hatiku.

Apakah Sehun hingga kini masih memikirkan wanita yang sudah meninggal itu? Lalu mengenai pihak kepolisian yang terus memburunya, membuatku menjadi berpikir apakah Sehun yabg benar-benar membunuh mantan kekasihnya itu?

***

Saat sampai di perusahaan Sehun, kali ini aku bisa masuk dengan mudah karena beberapa karyawan di perusahaan Sehun sudah mengenalku. Aku segera memasuki lift yang berisi banyak sekali karyawan.

"Apa kau tahu kabar mengenai mantan kekasih CEO kita yang sudah meninggal itu?"

Kupingku tiba-tiba mendengarkan secara seksama percakapan karyawan Sehun yang sedang menggosip.

"Tahu. Siapa yang tidak tahu wanita itu?" ucap yang lainnya.

"Kudengar orang tua dari perempuan itu datang."

"Hah? Benarkah?"

"Iya."

Dan saat aku hendak ingin mendengarkan pembicaraan mereka lebih lagi, pintu lift terbuka yang membuatku harus keluar dari lift dan menuju ruangan Sehun.

Apakah orang tua dari mantan kekasih Sehun itu benar-benar datang? Aku menghela napasku sebelum akhirnya mengetuk ruangan Sehun.

"Masuk," ucap Sehun dari dalam.

Tanganku memutar knop pintu ruangan Sehun dan membuka pintu tersebut. Benar seperti yang diucapkan karyawan Sehun di lift tadi bahwa seorang wanita paruh baya yang tak kukenali sedang duduk berhadapan dengan Sehun.

"Oh, kau ada tamu," kataku. "Aku akan kembali setelah kau selesai mengobrol," tambahku.

"Tidak perlu, masuk saja."

Aku mengangguk pelan dan masuk kedalam ruangan Sehun. Wanita paruh baya itu memperhatikanku dengan seksama. Sehun menghampiriku dan merangkul pundakku, lalu mencium puncak kepalaku sekilas.

Married With Stranger (Oh Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang