Guys, saya hadir kembali dengan cerita baru, dukung terus ya,
Maaf typo bertebaran.
Happy reading
**************************************
Disuatu pagi yang hangat, riuh tepuk tangan mungil saling bersahutan, ada gelak tawa, ada pula suara kegaduhan, saling memanggil para penampil di depan.
"Selamat pagi murid - murid Taman Kanak Kanak Pelangi!"
"SELAMAT PAGI BUUUU!"
"Sebelum kita masuk ke dalam kelas, kalian baris yang rapi, baris yang paling rapi akan dapat bintang dari Ibu hari ini, siap anak anak!"
"SIAAAPP BUU!"
"Ih, melody kamu sama icha aja sana aku gak suka sama kamu!"
"Huaa hiks hiks bu gulu icha nakal!"
Aduh setiap pagi pasti begini, Icha icha kapan sih kamu gak nakalin teman temanmu.
"Sudah ya melody jangan menangis lagi, icha sekarang minta maaf ya sama melody atau nanti bintang milikmu ibu ambil 1?" Tegurku halus.
"Tapi icha gak mau satu baris dengan melody, dia itu cengeng!"
"Oke sekarang melody baris dibelakang Stefani ya sayang, anak ibu yang manis!"
"Iya bu, Stefani ajak Melody di barisanmu!"
Ya disinilah aku, sebagai tenaga pengajar TK Pelangi. Kuliahku saja Management Bisnis tapi kenapa berakhir di TK. Aku disini pun harus berjuang kuliah lagi untuk jadi pengajar. Pasti kalian bilang aku sudah tua padahal usiaku baru 25 tahun bagaimana bisa? Yup kelas akselerasi karena usia 19 tahun aku sudah S1 management Bisnis dan usia 22 tahun lulus sebagai tenaga pengajar TK. Aku suka dengan anak anak, terutama Raden Bima Galang Pratama Natanegara, keponakkanku anak dari kakak pertamaku Yudhistira Ekacipta Natanegara, dan istrinya Raden Ajeng Shinta Purwanegara. Lalu aku juga masih punya seorang adik laki laki bernama Gilang Restu Bumi Natanegara. Satu hal yang perlu kalian tahu, aku memang anak dari pemegang saham terbesar dari pertambangan emas, barubara hingga minyak bumi bapak Sasmitro Natanegara dan pemilik beberapa yayasan sosial terbesar se Asia tenggara ibu Hanum Sriwedari.
Keputusanku menjadi seorang pengajar dikarenakan dulu, sewaktu menjadi tenaga honorer di salah satu yayasan di Jakarta ternyata banyak anak anak yang dibantu adalah anak anak jalanan, anak kurang mampu dan mengalami kekerasan baik dirumah maupun dijalan. Miris hatiku melihat anak usia 4 - 10 tahun harus mengalami kesulitan membaca, menulis hingga tidak tahu huruf. Dengan telaten aku dan tenaga honorer lainnya mengajar mereka, melatih kemampuan menulis, berhitung dan membaca. Karena waktu yang sempit, saat itu kami diberi waktu 1 bulan, alhasil tidak semua hasratku mengajar tersalurkan. Dengan penuh perjuangan meminta ijin pada ibu akhirnya aku diijinkan lagi kuliah sebagai pengajar. Ya disinilah aku mengajar di sekolah Taman kanak kanak Pelangi dari pagi hingga siang, nanti dilanjut aku membuka bimbingan belajar bagi tetangga sekitarku yang tidak mampu bersekolah formal. Garasi rumah yang kubeli menjadi sarana mengajar, menyalurkan setiap ilmu yang kudapat. Terkadang anak anak itu hanya main, membaca buku di setiap sabtu dan minggu.
Aku senang dengan yang kulakukan sekarang, hanya saja aku belum tahu kapan takdir cinta akan menghampiriku.
***
"Mba, pinjam buku ensiklopedia yang tentang anatomi tubuh dong!" Ujar adik ku Gilang
"Cari sendiri ya, dan jangan lupa kembalikan lagi ditempat semula!" Ujarku.
"Siap boss!"
"Mba, bisa bantu ibu memasak makan malam?" Ibu menghampiriku.
"Lagi malas bu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapkah Kau? Istriku!
Sonstiges* Pria mapan, pengusaha muda, sederhana, simpel. Takdir cinta yang tak pernah salah membawa pasangan sejati, hati ku menuntun menemukan nya diantara jutaan cinta semu. ~Ganesh Putra Hadiningrat~ * Wanita muda, guru taman kanak kanak, ceria tapi hati...