Happy reading
Pasar malam nampak lengang dari aktivitas jual beli, lapak yang ada nampak basah karena hujan. Tak nampak pembeli yang datang, hujan membuat aktivitas perekonomian pasar malam lesu. Begitu juga hati seorang perempuan yang masih setia menanti datangnya seseorang dari ujung gang, beberapa kali dengan gelisah menoleh. Hujan memang sudah berganti dengan rintik, tapi payung masih terus di genggam erat. Lelah berdiri perempuan itu masuk kedalam rumah mencari kehangatan.
Tok tok tok
"Hai, maaf tadi kamu sudah lama nunggu ya?" Ucap seorang pria dengan jaket kulit coklat.
"Belum lama kok mas, masuklah nanti masuk angin!" Ucap perempuan itu.
"Boleh minta teh hangat jujur tadi aku sempat kehujanan!" Ucap pria ini dengan sopan.
"Iya mas, sebentar ya!"
Dengan penuh senyum perempuan ini datang membawa 2 gelas teh yang masih mengepul hangat. Dengan sigap sang pria menerima teh tersebut.
"Ras, maaf kalau kedatanganku tiba tiba, jadi gak enak sama kamu sampai nungguin depan rumah!" Ucap pria itu.
"Gak masalah Tom, santai saja!" Ucap Laras santai tapi tidak dengan hatinya.
"Ras, ada tamu?" Ucap seorang ibu dengan lembut.
"Ehh, ibu belum tidur, ini Tommy bu teman kuliah Laras!" Ucap Laras kepada wanita itu.
"Tommy bu, teman kuliah Laras!" Ucap pria yang bernama Tommy itu dengan lantang.
"Hanum, ibunya Laras!" Ucap bu Hanum lembut.
"Ras, ini sudah malam tidak baik menerima tamu pria, apa kalau tidak ada ibu kamu juga bertindak seperti ini?" Tegur tegas ibu Hanum.
"Maaf bu, ini semua salah saya tolong ibu memaafkan saya, mungkin sudah bertamu di saat yang salah, maaf ya Ras lebih baik saya pulang saja, tidak enak juga terhadap tetangga!" Ucap Tommy sambil bangkit pamit meninggalkan Laras dan ibu Hanum
"Mas, maafin ibu ya!" Laras mencoba mengejar hingga teras.
"Gak apa apa Ras, aku juga yang salah bertamu hingga malam, mungkin lain waktu aku kerumah kamu agak sore atau siang!" Jelas Tommy.
"Iya mas, jangan kapok ya main!" Laras masih berusaha ramah.
"Iya Ras, santai aja!" Ujar Tommy santai.
Dengan sedikit kecewa Laras masuk kedalam rumah. Namun justru ibunya dengan masih duduk manis di ruang tamu. Dengan malas Laras pun duduk disebelah ibunya.
"Siapa tadi?" Tanya ibu Hanum tanpa basa basi.
"Teman bu, namanya Tommy dia dosen di universitas negeri, dulu dia juga sebagai tenaga honorer di yayasan bareng sama aku, kebetulan memang saat ini aku sedang dekat dengan dia ya sebagai teman belum lanjut, menurut ibu dia bagaimana?" Jelas Laras ingin mengetahui pendapat ibunya.
"Lembek Ras, gak macho baru juga disindir udah kabur, payah kurang laki Ras, ibu gak mau punya menantu begitu, nanti baru di sindir sedikit langsung kabur!" Ucap bu Hanum santai.
"Ahh ibu gimana sih masa semua laki laki yang deket sama aku pasti negatif semua!" Rutuk kesal Laras.
"Gak ada calon lain Ras, yang laki gitu?" Tanya bu Hanum.
"Ada, besok senin malam aku ada janji dengan ibunya, untuk memastikan aku sama calon mertuaku cocok!" Ucap Laras lesu.
"Itu baru laki, sudah lama kenal?" Ibu Hanum semakin penasaran.
"Dia bekerja sebagai Karyawan lapangan di WO yang dipakai Lisna bu, kami baru 2 kali jalan bersama, dan sepakat buat mencoba takdir bersama!" Jelas Laras sambil merebahkan kepala di pundak sang ibu.
![](https://img.wattpad.com/cover/65531322-288-k724963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapkah Kau? Istriku!
Random* Pria mapan, pengusaha muda, sederhana, simpel. Takdir cinta yang tak pernah salah membawa pasangan sejati, hati ku menuntun menemukan nya diantara jutaan cinta semu. ~Ganesh Putra Hadiningrat~ * Wanita muda, guru taman kanak kanak, ceria tapi hati...