Selamat membaca,
Ibarat buku adalah jendela dunia, maka para lelaki adalah celah angin surga bagi para wanita. Dengan sedikit bujuk rayu, airmata, suara manja, dan sedikit sentuhan maka para lelaki akan memberi sedikit nikmat surga para wanita. Mulai dari urusan ujung rambut hingga kaki, financial, sosialita hingga ranjang bergoyang. Para lelaki memang pemuja wanita.
Matahari malu malu menampakkan dirinya, sinar hangat menyentuh permukaan bumi perlahan. Bayang pepohonan mulai bertebaran dihamparan rumah nan asri. Seorang pria mulai merenggangkan otot otot tangan, dan kaki. Perlahan kakinya mulai berlari pelan, disusul lebih cepat. Udara pagi.yang masih segar dipagi hari memenuhi paru paru sang pria.
"Pagi, tumben lari pagi sendiri pujaan hati kemana Tuan?" Tanya seorang yang lebih muda.
"Nyonya sedang bergelung selimut, mengumpulkan energi setelah bertarung semalam!" Ucapnya penuh senyum.
"Okey, papa menang, nyebelin banget, bikin iri hati, niat hati mencari startegi untuk jalinan takdir berikutnya malah dibuat panas dengar pergulatan semalam!" Rupannya sang anak merasa tersinggung atau lebih tepatnya tersipu sang papa menjawab dengan lugas.
"Oke, startegi apa yang kamu mau, langsung pada lawan atau gerilya dari bawah dulu?" Tanya sang papa serius tapi santai.
Akhirnya ayah dan anak itu pun duduk dirumput hijau basah karena embun. Meluruskan kaki sambil merenggangkan otot yang lelah berlari.
"Menurut ku lebih baik, langsung pa karena selain menghemat waktu, aku juga ingin merasakan bergelung selimut dipagi hari pa!" Ucap sang anak sambil cengengesan.
Pletak
"Punya anak laki satu satunya masa belum pernah merasakan bergelung selimut LA, pewarisku sungguh amat kuno, kuliah mampu di LA tapi urusan pria belum pernah tersentuh, masih berfungsi kan Nesh?" Sang papa meledek satu satunya anak laki lakinya.
"Pa, emang urusan itu belum pernah menjamah, tapi ngicipin pernah pa, kalau live udah mantan ku dan diranjangku pula!" Ucap Ganesh dengan kesal.
"Okey boy,sekarang papa tanya sudah ada yang lolos dari juteknya nyonya besar?" Tanya papa serius.
"Tuan belum mendapat informasi terbaru dari Nyonya besar? Beliau sudah meloloskan satu orang wanita!" Ucap Ganesh bangga meledek sang papa.
"Okey kalau Nyonya besar sudah setuju maka hamba pun akan setuju dengan pilihan Nyonya besar!" Sang papa tersenyum merekah hingga tatapan tenang terpancar.
"Baiklah, waktu kita hanya 3 bulan pa, so mari kita bekerja!" Ucap Ganesh seraya bangkit.
"Oke mari mulai!" Papa dan Ganesh berjalan beriringan masuk ke dalam rumah.
"Atur pertemuan keluarga kita di salah satu resto kita ya Nesh!" Ucap papa semangat.
"Beres Tuan!" Ucap Ganesh sambil menunduk dalam.
***
"Pak, Laras sedang bertautan dengan seorang pria, apa bapak sudah siap melepas Laras berlayar?" Tanya Laras pelan kepada bapak di sampingnya.
"Siap dong, kapan pun itu!" Ucap bapak penuh keyakinan.
"Bapak tidak ngetes dulu? Siapa tahu ga cocok dengan kriteria bapak?" Ucap Laras ragu.
"Sudah lolos dari ibu suri sayang?" Tanya bapak dan dijawab dengan anggukan pelan dari Laras.
"Kalo ibu suri setuju maka bapak juga setuju!" Jawab bapak yakin.
"Baiklah, mereka mengundang kita besok untuk bicara masalah 3 bulan yang akan datang!"
"Okey putri ku!"
![](https://img.wattpad.com/cover/65531322-288-k724963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapkah Kau? Istriku!
Random* Pria mapan, pengusaha muda, sederhana, simpel. Takdir cinta yang tak pernah salah membawa pasangan sejati, hati ku menuntun menemukan nya diantara jutaan cinta semu. ~Ganesh Putra Hadiningrat~ * Wanita muda, guru taman kanak kanak, ceria tapi hati...