Warning 18+
Diharapkan bijak dalam membaca, bagi yang belum cukup umur lebih baik skip ya. Kalau mau baca boleh saya akan berusaha mencoba agar tidak terlalu vulgar.
Selamat membaca,
Pagi hari matahari penuh kemenangan menyinari bumi. Burung berkicau bersahutan tiada henti, awan berarak berkumpul menyelimuti bumi memberi perlindungan. Oksigen memenuhi bumi, berbagi dengan makhluk Tuhan yang lain. Sinar mentari menembus dimensi waktu.
Teng
Teng
TengSuara lonceng gereja memekakan telinga, riuh tepuk tangan membahana di dalam ruangan. Iringan musik instrumental yang umum dimainkan memenuhi setiap rasa. Senyum bertebaran di wajah setiap insan yang duduk manis mengikuti setiap alur prosesi ikatan pertautan takdir.
"Selamat ya sayang, semoga pertautan kalian hingga maut memisahkan seperti sumpah kalian ucapkan!" Ucap Ibu Hadiningrat.
"Selamat ya Ndhok kini sudah ada yang menaut hati dan ragamu, ibu berdoa kalian mendapatkan pertautan kecil secepatnya!" Ucap ibu Natanegara.
"Terima kasih ya ibu, mama atas doanya, Laras tetap butuh kalian untuk mempertahankan pertautan ini!" Ucap laras penuh haru.
"Sayang, kami tidak kau butuhkan tapi suamimulah yang berkewajiban mempertahankan pertautan kalian!" Ucap Ibu Hadiningrat.
"Benar nak, kami hanya pendukung bukan kepada kami kalian belajar tapi belajarlah dari setiap keadaan yang ada!" Ucap Ibu Natanegara.
"Akhirnya tuan putri papa kembali ke rumah ma, rasanya tak bisa papa ungkapkan, bahagia, sedih juga ma, karena pasti nanti papa tidak akan bisa ditemani tidur siang lagi, ahh Ganesh papa bolehkan pinjam tuan putri kalau papa akan tidur siang?" Ucap Pak Hadiningrat berharap.
"Boleh pa, tapi nanti ya kalau sudah ada tuan putri kecil oke OPA Joseph!" Ganesh meledek papanya.
"Baiklah itu juga boleh, jadi bisa tolong hadirkan segera tuan putri kecil kalian!" Tantang pak Hadiningrat.
"Kalau kau minta tuan putri kecil, kalau bapak hanya butuh pangeran cilik yang cengeng bukan pangeran yang dewasa!" Ucap Pak Natanegara tidak mau kalah.
"Sepertinya kalian harus inseminasi buatan, aku kenal dokter dan rumah sakit terbaik!" Goda kak Ayu.
"Lebih baik alami saja siapa yang tahu ajaibnya yang Kuasa memberi bonus pada kalian!" Ucap mba Shinta.
"Tenang aja Bro, aku yakin kalau kualitas Hadiningrat tak diragukan, kalau kulitas Natanegara bisa kau lihat nanti, hati hati lah!" Ucap mas Yudhis menggoda.
"Mba, mas nanti akan adegan live atau siaran ulang, aku harus menyiapkan posisi yang tepat!" Ucap Galang sambil cengengesan.
Pletak
"Aduh, mas sakit tahu! Dosa apa sih kepalaku!" Ucap Galang geram.
"Siaran ulang sekalipun kau tidak boleh Galang, selesaikan saja kuliah mu, majukan perusahaanmu, cari jodohmu, menikah baru kamu boleh live atau siaran ulang!" Ucap mas Yudish tegas.
Gelak tawa saling bersahutan di dalam lingkaran keluarga tersebut. Hanya dua insan saling pandang, rona merah menyelimuti wajah keduanya. Gelisah, kikuk, dan juga resah menghinggapi yang pasangan baru menjalin pertautan takdir.
***
Pesta meriah karena suasana yang terbangun amat sangat mewah, ballroom hotel nomor satu di ibu kota, undangan mewah tercetak dan terukir tinta emas, bunga segar bertebaran di hampir seluruh ruangan, untaian kain dekor dari depan hingga ujung gedung. Lampu penghias memenuhi tiap sudut ruangan. Kini yang menjadi pusat pesta, sang pertautan takdir hadir ditengah ruangan. Decak kagum dilontarkan setiap tamu yang hadir. Para kalangan penghibur hati memenuhi undangan sang pemilik pesta. Ya topeng kekuasaan menutupi wajah licik, dan munafik. Para kalangan petinggi yang hadirpun hanya berbasa basi menghibur pemilik pesta.
![](https://img.wattpad.com/cover/65531322-288-k724963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapkah Kau? Istriku!
Random* Pria mapan, pengusaha muda, sederhana, simpel. Takdir cinta yang tak pernah salah membawa pasangan sejati, hati ku menuntun menemukan nya diantara jutaan cinta semu. ~Ganesh Putra Hadiningrat~ * Wanita muda, guru taman kanak kanak, ceria tapi hati...