Part 2 Istri

14K 473 3
                                    

Selamat membaca,

Dunia berputar pada porosnya, manusia pun akan menemukan poros dalam hidupnya, dimana pada satu orang itu dunianya akan berputar, keluarga. Sejauh apa pun manusia melangkah akan ada satu titik dimana dia akan kembali, rumah. Bagi setiap insan rumah yang paling nyaman dan tentram adalah ibu. Karena disanalah awal kehidupan, terbentang jarak tak mampu terhitung pun, dekapan seorang ibulah rumahnya kembali.

"Ndhok, bagaimana kabarmu, kok sudah jarang telepon ibu?" Tanya Ibu Natanegara pada anak perempuan satu satunya, Laras.

"Maaf, bu saat ini aku lagi sensitif banget, setiap bertemu ibu yang ada hanya pertanyaan kapan ada mahluk bernama bayi hadir, sedang saat ini saja Laras masih belajar penyesuaian menjadi istri!" Ungkap Laras seraya mendesah kesal.

"Ya sudah selamat menikmati peran baru ya Ndhok!" Ibu Natanegara memutus telepon.

***
Awal baru setelah menikah adalah berbagai macam keterkejutan demi kejutan. Bukan kebahagian tapi keburukan pasangan kita. Siapa yang akan menyangka kebiasaan yang paling jorok terpampang di pagi hari ketika kita bangun. Belum lagi kita yang juga punya segudang rutinitas rutin yang pasti bentrok dengan pasangan kita. Sekarang aku bangun pagi dan menemukan suamiku, Ganesh sudah bangun dan sarapan seorang diri.

"Mas, maaf aku kesiangan ya?" Ucap Laras malu.

"Ehh maaf Ras, aku mungkin yang terlalu biasa bangun pagi, gak masalah kok!" Ucap Ganesh sambil menyeruput teh paginya.

"Ya tapi aku gak enak mas, masa hari pertama jadi istri justru bangun kesiangan, paling tidak hargai aku dengan pura pura mas kesiangan, jadi aku tidak terlalu merasa bersalah!" Ucap Laras polos.

"Maaf Ras, aku gak biasa bangun siang apalagi pura pura!" Ucap Ganesh lagi.

"Kamu memang kurang peka, wanita apalagi istri akan merasa ga nyaman kalau hari pertama wajib bangun pagi menyiapkan sarapan untuk suami!" Laras mulai marah marah.

"Yang benar itu pengantin baru memang bangun kesiangan karena malamnya bergulat diranjang!" Goda Ganesh.

"Mas, bisa jaga ucapan agar lebih sopan!" Laras malu.

"Kenapa Ras, kita ini pasangan dewasa bukan ABG yang nikah muda!" Ganesh mulai berjalan ke kamar mandi.

~~~
Selama jadi istri seorang Ganesha Putra Hadiningrat, aku semakin paham suamiku bukan type yang peka, butuh ekstra pemberitahuan kalau aku selaku istri merasa kurang nyaman. Ya hampir setiap malam tidur diranjang yang sama, hanya mengobrol menjadi topik kami. Sedang kewajiban dan hak suami istri tidak terlaksana.

"Mas, kenapa melamun?" Tanya laras pelan.

"Hanya lagi berpikir, apa yang bisa aku lakukan untuk mengungkapkan kalimat sakral itu?" Ucap Ganesh sambil menerawang langit kamar.

"Kenapa? Mas ingin hak sebagai seorang suami?" Tanya Laras.

"Bukan, hanya saja kenapa semua ini cepat terjadi yang awalnya hanya percobaan kenapa menjadi abadi!" Ucap Ganesh tanpa sadar membuat Laras sakit.

"Menurut mas, apa hanya kalimat sakral itu yang bisa menyatukan setiap insan yang bertautan, tidak semua butuh kalimat sakral itu mas, saat ini kita hanya berusaha menjalani setiap waktu pertautan abadi kita dengan baik, aku tidak menuntut mas untuk kalimat sakral itu!" Ucap Laras sambil mengalihkan pandangan ke tembok.

~~~
1 bulan ini suamiku meminta pisah, sedih pasti, tapi kecewa lebih besar. Hanya karena dia belum merasakan cinta, apa cinta dan kasih yang kuberi tidak cukup menyentuh kepekaan hatinya. Aku hanya berharap dia tidak mempertaruhkan pertautan kami.

Siapkah Kau? Istriku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang