Itu Anakku...

8.9K 288 2
                                    

Makasih untuk semua vote n komennya,,
Saya suka saya suka saya suka 😘😘😘
#meimei comel ahh

Selamat membaca,

"Ibu bilang berhati hatilah dalam setiap langkah kaki kita,
"Ibu bilang berucap lah sepelan mungkin namun isilah dengan ketegasan,
"Ibu bilang kembalilah ketika sudah lelah,
"Ibu bilang peluklah ibu nak, pulanglah segera"

***

Disebuah rumah sederhana dari bilik bambu, seorang wanita sedang menimang sang anak, sesekali mengusap lembut kening sang anak. Baru semalam sang anak mengalami demam ringan, yang sudah di alami sejak kedatangannya dari rumah sakit, tangis sang anak terus menggaung mengisi rumah. Bahkan para tetangga sering menyapa dengan kurang sopan. Mungkin terlalu seringnya sang anak membuat keributan di rumah tersebut.

"Mbok, tungguin sebentar anak ku ya, tadi dokter ngasih resep baru katanya manjur!"

"Iyo, hati hati ndhuk!"

"Nggeh mbok!"

Sudah hampir 3 minggu dirinya bolak balik rumah sakit, bidan bahkan dokter anak. Bayinya yang baru berusia 3 minggu selalu mengangis karena demam. Sebagai seorang ibu tugasnya adalah memperjuangkan sang anak walau bekas jahitan belum pulih. Demi sang anak dia pun menahan setiap sakit, dan nyeri tubuhnya. Bolak balik rumah sakit sudah hal yang wajib dilakukan, seharusnya dia tidak usah melakukan itu bila saja mau menaruh anaknya dirawat di rumah sakit, namun apalah dayanya sebagai seorang perempuan, dirinya hanya seorang buruh tani di desanya, pendidikannya pun hanya sampai SD. Begitu pula sang suami yang hanya seorang tukang bersih bersih. Dengan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup maka demi sang buah hati dirinya bekerja menjadi buruh sawah yang dibayar 20rb sehari. Segala kerja kerasnya justru harus dibayar dengan lahirnya anaknya secara prematur, di usia kandungan 7 bulan anak tersebut lahir dengan sempurna tampak secara fisik namun kelainan jantung tersembunyi dari tangis bayi itu. Dokter yang menolong pun tidak dapat berbuat banyak.

***

"Mba maaf mau beli obat ini mba?"

"Sebentar ya bu, saya ambilkan!"

"Bu, ini obatnya total semuanya 784.000 ribu bu!"

"Maaf mba apa tidak salah kenapa mahal sekali?"

"Ibu ini obat khusus dan tidak dijual tanpa resep, kalau ibu tidak percaya bisa dilihat harga yang tertera di kemasannya!"

"..."

"Bagaimana bu jadi beli obatnya?"

"..."

"Bu, ibu, ibu!"

"Ehh, ma af maaf mba gak jadi!"

"Iya bu, tidak apa apa!"

"Terima kasih ya mba!"

***

"Mas, bisa kirim uang buat nebus obat dedek?"

"Ya ampun Marni, Marni kamu pikir aku gudang uang, aku kerja jadi cleaning service bukan direktur!"

"Iya mas maaf, tapi anak kita butuh obat itu mas!"

"Marni, hutangku saja belum aku bayar, coba kamu yang cari hutangan di kampung!"

"Nanti bayarnya gimana mas, kemarin hutang sama mbokdhe Yul aja belum aku bayar, kemarin orangnya kerumah nagih!"

"Ya sudah nanti aku coba pinjam temanku di sini!"

"Iya iya mas, udah dulu ya aku hanya pinjam hp Nur, ndak enak kalau lama lama!"

"Iya!"

***

"Pak saya mohon bantuannya, anak saya dikampung sedang sakit!"

"Maaf pak Kirun tapi toleransi peminjaman bapak sudah mencapai limitnya, kami takut nanti ada masalah sosial bila bapak kami beri pinjaman kembali!"

"Saya mohon pak, anak saya benar benar sakit!"

Perdebatan antara atasan dan bawahannya kian lama dan keruh, tidak ada kata sepakat dalam kamus mereka. Bahkan suara dalam ruangan pun makin meninggi. Hampir saja terjadi adu kekuatan otot diantara mereka, bila Ganesh tidak cepat masuk ke ruangan tersebut.

"Astaga, pak Kirun pak Alex ada apa dengan kalian?"

"Pak Ganesh maaf sebelumnya, jadi saya dan pak Kirun sedang berdebat soal pinjaman kantor, pak Kirun ini sudah melampaui limit, jadi saya tolak!"

"Maaf pak Kirun kalau saya boleh tahu ada masalah apa sampai meminjam uang sebanyak itu?"

"Hmm begini pak anu anu saya malu pak!"

"Katakanlah pak tidak usah sungkan!"

"Hmm begini pak hmm anak saya anak saya mengalami kelainan jantung bawaan dari lahir pak?"

"Astaga lalu sekarang kondisi anak bapak bagaimana?"

",,"

"Jawab saja pak, siapa tahu saya bisa bantu pak?"

"Hmm menurut istri saya masih harus bolak balik rumah sakit pak!"

"Baiklah, pak Alex tolong siapkan rumah sakit yang terbaik dan cukupkan perawatan untuk anak pak Kirun!"

"Baik pak!"

"Makasih pak Ganesh makasih pak!"

"Pak, saya hanya melakukan yang seharusnya saya lakukan, baik lah pak Kirun, Lex saya harus segera menjemput anak dan istri saya dulu!"

****

Tanah merah itu masih basah oleh guyuran hujan semalam, pijakan kaki pun masih goyah. Bumi pun bergetar menikmati perputaran dunia ini. Hanya dunia mereka yang tak berputar, masih tetap tak berubah.

Satu bulan lalu segala upaya demi kesembuhan sang anak, namun apa daya ketika Sang Penguasa pun tak berpihak restunya. Sang anak dibawa Sang Khalik untuk dijaganya.

Tangis air mata pun tak mampu berhenti dari kedua matanya. Isak pun mengalun tanpa koda. Tumpuan kedua tangannya lunglai hanya mampu merapalkan tanah yang terserak terbawa air. Bunga pengharum pun tak berjejak. Kayu penanda pun goyah.

"Ikhlaskan ya dek, semua sudah jalan yang di atas, ayoo kita pulang dek!"

"Sebentar mas, kasih bunga dulu kasihan dedek nanti ga wangi!"

***

Maaf hanya mampu segini ngetiknya, lanjut besok lagi ya guys 😳

Salam manis untuk kalian semua☺☺

Siapkah Kau? Istriku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang