Extra Part

19.5K 498 20
                                    

Hai hai hai
Ada yang nunggu extra partnya Mas Ganesh dan mba Laras? ? (Ada dong ada dong 😟) biar semangat nih ngetiknya. Ga ada yang tanya juga tetep saya ketik kok, hehehehhehe.

****

Laras pov

Kulangkahkan kaki ringan menyusuri lorong, sesekali ku lihat betapa indahnya hiasan dinding di kiri dan kanan. Beberapa tampak abstrak namun memuaskan di nikmati. Karena tergambar penuh kepolosan dan kesederhanaan. Seperti takdir yang membawaku pada sebuah cinta yang sederhana, cinta yang begitu tulus tanpa menuntut apalagi meminta tapi saling menyempurnakan. Bagiku dan suami cukup hal sederhana mampu membuat kami bertahan walau sempat terseret badai kehidupan.

Teeenggg

Bel sudah berbunyi maka sebentar lagi pacarku akan keluar. Dengan merapikan sedikit anak rambut, dan menilai penampilan di kaca yang ada. Kuberikan senyum terbaik dengan sedikit kegugupan. Ketika pintu terbuka dengan rapi satu persatu keluar. Canda tawa penuh memenuhi gendang telinga Laras.

"Bundaaaa!"

"Sayang!"

Cup cup cup

"Bunda, mas sudah besar malu!" Protes meluncur dari bibir mungilnya.

"Oh ya, mas sudah besar bisa tunjukkan apa mas sudah setinggi bunda?" Ucap Laras gemas.

"Ehm sebentar bunda!" Dengan setengah berlari Mahesh menghampiri ayahnya, Ganesh.

Ya hari ini hari pertama Mahesh sekolah, sebaik mungkin aku melepasnya di kelas sendiri karena ini permintaannya. Sebab sudah 1 tahun yang lalu aku selalu menemani dia saat PAUD. Ya Mahesh sudah besar namun rasa cemas akan kehilangan lagi membuatku semakin tak bisa jauh darinya. Dengan perhatian dan pengertian dari Ganesh, suamiku mampu membuat keyakinanku pulih perlahan. Walau sudah tak kutemani di dalam kelas namun aku tetap menunggu di luar kelas.

"Bunda, sini!" Tangan mungil anakku memanggil.

"Iya sayang!" Ku berjalan perlahan dan terus tersenyum. Dua orang yang berharga dalam hidupku berdiri sempurna.

"Lihat aku sudah lebih tinggi dari bunda kan, jadi aku sudah besar ya bunda!" Ocehnya riang.

"Oh jadi minta ayah gendong hanya untuk terlihat lebih tinggi dari bunda!" Goda Ganesh.

"Baiklah tapi bagi bunda, mas adalah pangeran kecil bunda, yang akan tetap bunda sayang setiap hari!" Kuberikan sebuah kecupan di pipi kanannya.

"Bunda malu!" Rengeknya.

"Ayah juga sayang mas!" Suamiku pun memberi kecupan di pipi kiri anakku.

"Uugh sebel!" Bibir Mahesh nampak manyun.

"Ehh kenapa ini kok cucu Oma manyun sih!"

"OMAAA!"

Dengan sigap Mahesh berusaha memeluk Omanya walau masih dalam keadaan digendong ayahnya.

Cup cup cup

Dengan cepat Mahesh mencium ke dua pipi omanya, rasa bahagia sungguh terpancar dari matanya.

"Loh kok hanya Oma yang dicium ayah sama bunda mana?" Ganesh merajuk pada anak laki lakinya.

"Aku kan lagi sebel sama ayah dan bunda!" Jawab anakku.

"Sebel kenapa ganteng? Gak baik loh sebel sama ayah dan bunda, nanti tidak ada yang menemani mas loh main ke rumah oma!" Bujuk ibu mertuaku.

"Oke oke aku tidak jadi sebel sama bunda dan ayah tapi aku tidak mau dicium lagi aku sudah besar!" Ujarnya sambil menganggukan kepala.

Siapkah Kau? Istriku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang