Trima kasih atas semua bentuk dukungan kalian semua, kiranya Mas Ganesh n Mba Laras senantiasa memberi cerita yang fresh setiap saat.
Selamat membaca,
Ganesh pov
Sudah 4 bulan Mahesh menemami kami, tawanya dan derai airmata selalu terlihat nyata sepanjang waktu. Laras ya istriku yang paling bawel dan dan menjadikan aku prioritas terakhir dalam jadwal hariannya. Cemburu dengan Mahesh yang adalah anakku. Benar aku memang cemburu, setiap saat dia membuatku kalah dalam pertarungan rutinitas. Seperti yang baru saja terjadi, lagi lagi aku kalah dari Mahesh.
"Yang, sudah selesai ngurus Maheshnya?" Tanyaku pelan.
"Sudah Mas, masuklah sini lihatlah Mahesh kalau tidur lucu, ngegemesin!" Ucap riang Laras.
"Ya tiap hari juga begitu, yang lucu, nggemesin, aneh, manis dan endebla bla bla!" Sungut ku gemas.
"Ya ampun Mas, kamu ini kenapa, ada masalah di kantor?" Tanya Laras sambil mengusap lenganku.
"Gak ada, sudahlah aku lelah, lebih baik tidur!" Ucapku sambil mencium kening Laras singkat.
"Mas!" Panggil Laras pelan tapi tak direspon olehku.
Dengan malas aku merebahkan tubuh diranjang kami, bukan lagi kami tapi hanya aku karena Laras lebih senang menemani Mahesh putranya. Ku pandang foto pernikahan kami 1,5 tahun yang lalu, nampak kami saling menatap penuh makna. Dan saat pernyataan kalimat sakralku, Laras memandangku penuh makna.
***
Panasnya terik matahari tak pernah surut sejak 1 jam lalu, dengan santai ku kayuh kaki dan tangan menerjang air kolam. Seminggu di USA dengan tujuan perluasan hotel bintang 2 milikku pribadi diluar Hadiningrat Group. Sebenarnya hanya sebuah alasan klise dari jenuhnya kantor dan rumah. Dulu aku amat mengagungkan sebuah ikatan takdir tapi kini justru keagungan takdir itu seakan sirna oleh sikap istriku sendiri. Egois! Memang aku seperti itu, aku ingin menjadi prioritas utama istriku bukan hanya penyanding dirinya. Kebutuhan lahir dan bathinku mulai terkoyak dengan hadirnya Mahesha, makhluk Tuhan paling lemah itu menyedot seluruh perhatian luar dalam istriku. Cemburu! Pasti aku cemburu, aku rasa tidak satu pria pun yang tidak cemburu terhadap anaknya. Hah lelah aku dengan segala ini."Sir, maaf ada telepon dari Indonesia, umm dari istri anda!" Ucap Neta sekretaris ku.
"Makasih Net!" Ku ambil handphone dari tanganya.
"Iya Ras, ada apa?" Tanyaku malas.
"Mas, Mahesh demam, sudah ku beri ASI terus tapi belum turun juga panasnya, Mas masih lama di sana? Apa bisa pulang malam ini juga?" Ucap Laras khawatir.
"Ras, kamu salah telepon, harusnya kamu hubungi Wisnu, dia dokter atau rumah sakit Ras!" Ucapku resah.
"Maaf Mas, aku hanya panik jadi telepon kamu!" Ujar Laras mendesah kecewa.
***
Laras pov
Setelah memiliki buah takdir dan merubah status menjadi orang tua mengapa kini suamiku surut rasa kebahagiaannya. Sekarang tak lagi seperti yang dulu, perhatiannya kian memudar, bahkan ketika banyak seorang ayah akan menjadi first daddy in the world Mas Ganesh justru menjadi the last daddy, seolah olah Mahesh tak membutuhkannya.
"Ras, Mahesh kok sering ditinggal pergi ayahnya?" Tanya mertuaku, Ibu Hadiningrat.
"Ayah Mahesh sibuk Oma, banyak proyek masa depannya buat Mahesh Oma!" Ucapku riang penuh kecewa.
"Tapi Mahesh itu masa depan kalian bukan harta mati seperti itu!" Mertuaku mulai gusar.
"Aku sudah coba Ma, bukan hanya sekedar bertanya tapi juga berselisih paham!" Ucapku sambil merapikan pakaian Mahesh di lemari.
![](https://img.wattpad.com/cover/65531322-288-k724963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapkah Kau? Istriku!
Random* Pria mapan, pengusaha muda, sederhana, simpel. Takdir cinta yang tak pernah salah membawa pasangan sejati, hati ku menuntun menemukan nya diantara jutaan cinta semu. ~Ganesh Putra Hadiningrat~ * Wanita muda, guru taman kanak kanak, ceria tapi hati...