Selamat membaca,
Waktu terus bergulir diantara hari dan bulan, rentang jarak yang pendek membuatnya cepat berganti. Musim pun ikut berganti sesuai dengan keinginan hati Sang penciptaNya.
Tak terasa hampir 6 bulan kandungan Laras, berbagai upaya Laras lakukan agar buah takdir abadinya selalu sehat. Walau tak jarang Ganesh acap kali khawatir ketika Laras dengan antusias melahap segala jenis makanan dan minuman yang baik untuk janinnya. Hingga kini pun Ganesh masih takut menghadapi datangnya buah takdir mereka. Terkadang malam menjadi saksi bisu bulir ratapan Ganesh, entah mengapa setiap berbaring dan menatap perut Laras hati Ganesh kian ciut. Seakan bom waktu yang akan memporakporandakan hatinya.
"Mas, sshh, maass, sshh!" Rintih Laras memecah sunyi malam itu.
"Yang, Ras, bangun sayang kenapa?" Ganesh mengusap pelan pipi dan kening Laras yang berkeringat.
"Eegghh maaas, pe rut ku sa kiit!" Laras makin melengkungkan tubuhnya ke dalam.
"Kita ke kerumah sakit ya!" Ganesh dengan sigap membopong Laras keluar kamar.
"Sakiit mas, sakiit!" Cengkraman erat Laras melukai hati Ganesh.
"Please Ras, hentikan rintihanmu, aku sedang menyetir! Ku mohon Ras, sebentar saja!" Ketegangan menyelimuti benak Ganesh.
Sejenak Laras mencoba menahan rasa sakitnya, bibirnya bergetar, namun suara lirih yang tercipta. Ganesh memacu semampu yang bisa dia lakukan, karena tidak mungkin menambah kecepatan dikala seluruh tubuhnya gemetar menahan sakit.
"Tolong istri saya sus, dia terus merintih!" Ucap Ganesh memburu nafas yang masih mampu dia ambil.
"Baik pak, silahkan bapak urus administrasinya, dokter juga sudah memeriksa istri bapak!" Ucap suster hanya berlalu di telinga Ganesh.
Detak jantung jarum jam membunuh setiap helaan nafas Ganesh satu persatu. Tak ada lagi suara rintihan dari mulut mungil Laras. Derap langkah para pekerja rumah sakit pun tak mampu menggoyahkan kepalan tangan Ganesh menahan emosi.
"Nesh, she safe now!"
"Nesh, Nesh, istrimu selamat!"
"GANESHA PUTRA ISTRI ANDA SEKARAT!"
Bugh
"Damn, sadar bung!" Wisnu coba menepuk pundak Ganesh pelan.
"Gimana aku bisa TENANG KALAU ISTRIKU SEKARAT BODOH!" Teriak Ganesh meluapkan sakitnya.
"Hah, capek kalau punya suami macam kau Bang, bunuh hayati ke kuburan Bang!" Wisnu hanya mampu menggeleng kepala.
"CUKUP WISNU URUS ISTRIKU SEKARANG!" Ancam Ganesh.
"Hahahaha santai Bro, istri mu sudah aman, sekarang istri cantikmu sudah dirawat di kamar VVVIP PUAS!" Wisnu pergi meninggalkan Ganesh yg masih membatu dengan kebisuan nya.
Setetes demi setetes cairan itu terus turun perlahan hampir membunuh setiap nafas Ganesh. Matanya terus menyalang memandang sendu antara wajah pucat sang istri dan perut yang menjulang dihadapannya. Tak pernah terbayang dalam benak Ganesh belum juga buah takdir mereka hadir tapi sudah membuat Laras merasakan sakit. Ganesh semakin frustasi dengan ini semua.
"M a s!" Lirih Laras
"Ma as!"
"Mas!" Tangan lembutnya menyentuh jemari Ganesh.
"Hah, ada yang sakit kah? Dimana? Kupanggil dokter dulu Ras!" Ganesh khawatir.
"Mas, tidak perlu aku hanya haus!" Suara lemah Laras meruntuhkan air mata Ganesh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapkah Kau? Istriku!
Random* Pria mapan, pengusaha muda, sederhana, simpel. Takdir cinta yang tak pernah salah membawa pasangan sejati, hati ku menuntun menemukan nya diantara jutaan cinta semu. ~Ganesh Putra Hadiningrat~ * Wanita muda, guru taman kanak kanak, ceria tapi hati...