Part 1 Suami

17.9K 540 2
                                    


Selamat membaca

Awal bulan adalah kenikmatan tersendiri bagi para karyawan baik swasta maupun negeri. Supermarket, hingga toko mart sekitar rumah menjadi buruan para keluarga kecil mencari kebutuhan sebulan. Antrian demi antrian memenuhi setiap lorong kasir. Trolley penuh kebutuhan pokok hingga tersier. Ada pula yang hanya ikut menikmati berdiri mengamati setiap barang milik orang lain. Merk terkenal pun menjadi penanda tingkat sosial seseorang.

"Mas, kita mau belanja hari selasa sore atau senin malam?" Tanya Laras sambil menata makan malam dimeja.

"Aku ikut saja, kamu yang lebih paham kebutuhan dapur dan rumah, uangnya cukup atau harus aku tambah?" Tanya Ganesh sambil mengambil tempe.

"Masih cukup mas, bisa taruh tempenya dulu, seingat ku kita belum mengucap syukur!" Sindir laras.

***

"Mas, cari barang kebutuhan mu dulu baru cari kebutuhan rumah, sekalian barang pribadiku!" Ucap Laras sambil mendorong trolley.

"Oke, kita ke bagian elektronik dulu ya!" Ucap Ganesh.

Mengitari rak rak elektronik, alat perlangkapan otomotif, tak lupa perkakas rumah. Beberapa saat lalu rumah mungil milik Ganesh dijual diganti dengan perumahan mungil yang lebih dekat kantor Ganesh dan sekolah TK Laras. Semua dilakukan Ganesh agar Laras nyaman pulang pergi tidak terlalu jauh. Sebagai seorang suami Ganesh lah harus memenuhi isi rumah barunya.

"Ras, baik mesin cuci satu tabung atau dua tabung?" Tanya Ganesh saat memilih mesin cuci.

"Dua aja mas, kalo satu tabung boros air dan listrik!" Ucap Laras sambil memilih mesin cuci.

"Trus beli AC satu atau dua Ras?" Ganesh meneliti spesifikasi AC.

"Satu aja buat ruang tamu mas, kalau kamar pake kipas angin aja!" Jawab Laras.

"Kok kipas Ras, dikamar AC aja nanti diruang tamu kipas angin dinding!" Protes Ganesh.

"Buat apa AC dikamar mas, cuma kita berdua, gak berguna!" Ucap Laras.

"Baiklah nyonya Hadiningrat!" Ucap Ganesh dengan malas.

"Kalau keberatan tolong diungkapkan, aku tidak mau ada kesalahpahaman diantara kita mas!" Ucap Laras tegas.

"Aku rasa kau lebih tahu segalanya mana yang pantas dan baik untuk kebutuhan rumah, aku ikut saja nyonya!" Jawab Ganesh gemas.

"Kenapa kamu jadi mendadak seperti ini mas?" Tanya Laras geram.

"Kata yang sudah pengalaman berumah tangga, istri itu ratu rumah, jadi dia jauh lebih mengerti apa yang menjadi kebutuhan rumah dan paham bagaimana dengan isi serta fungsinya, kalau kaum adam hanya cukup mengeluarkan tiap tetes keringatnya di kantor!" Jelas Ganesh.

"Kamu pikir di dunia ini ada berapa type istri, bisa kamu hitung dengan jari, kalau aku type istri yang ingin isi serta fungsi rumah dibicarakan berdua, sampai bertemu ujung sepakat atau bersandingan tanpa celah kritik tak penting!" Ucap Laras penuh amarah.

"Okey, jadi bisa kita putuskan sekarang!" Tanya Ganesh.

"Okey, kamar dan ruang tamu pakai AC dengan konsekuensi biaya listrik naik, atau pilih kipas dinding di kamar dan ruang tamu!" Tanya Laras kembali.

"Okey, beli 2 kipas dinding saja, toh masa kita beli AC hanya untuk salah satu!" Ganesh menutup debat.

"Ras, kulkas 2 pintu ya, biar sayur dan daging lebih awet, trus televisi yang ukuran 32 inc itu lumayan bagus!" Ucap Ganesh.

"Boleh, lalu aku butuh mixer, blender, setrikaan, dan penanak nasi! Barang yang lama mau aku kasih ke ibu panti asuhan yang ada dekat rumah lamaku, bagaimana?" Tanya Laras kepada Ganesh yang akan memilih beberapa mini streo.

Siapkah Kau? Istriku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang