Ingin akhir seperti apa?

7K 295 4
                                    

Trims buat readers yang meluangkan waktu untuk membaca cerita sederhana saya😄
Don't miss it vote n komen yua😘
Selamat membaca, maaf atas kekurangan dalam penulisan😉😘

"Manusia berhak mengemukakan setiap impian pada Tuhannya, lalu menunggu kepekaan hati menangkap signal jawaban dari Tuhannya"

Jauh dari angan dan bayang seorang Ganesh melihat istrinya sadar dalam keadaan hampa. Hanya angin semilir mampu merobohkan segala pertahanannya. Walau harapan dan doanya tak pernah sama dengan realita hidupnya, Ganesh tetap bertahan bahwa Laras akan segera sembuh.

"Sayang, buka mulutnya lagi!"

"Sayang, satu suap lagi ya!"

"Sayang, aku suap air putih ya!"

"Sayang, berikan baju itu, kusimpan ya!"

"Sayang, tersenyumlah walau hanya tipis, agar harapanku tak semakin menipis!"

"Sayang, tidurlah bermimpilah bersamanya!"

***

Aaaarrgggg, hiks hiks hiks hiks

"RAS BICARALAH, UCAPKAN WALAU SEPATAH KATA, AKU KANGEN RAS!"

Prangg..

"RAS AKU PUN MENDERITA SAMA LARAS KITA SAMA MENDERITA LARAAASSS!"

Prangg..

"TUHAAAN TAKDIR APA LAGI INI! APA KURANG KU SEBAGAI MANUSIA?APA DOSAKU TERAMAT BESAR? ATAU APA AKU TERLALU MUNAFIK TERHADAPMU! KAU AMBIL PUTRAKU, CALON ANAKKU DAN KINI LARAS KENAPA TUHAN KENAPA AMBIL AKU SAJA CABUT NYAWAKU TUHAN CABUT NYAWAKU!"

hiks hiks hiks hiks

Dengan gontai Ganesh membasuh wajahnya, sudah cukup hari ini dia berseru pada Tuhannya. Perlahan diam mengendap endap masuk kedalam kamar istrinya. Setelah tengah malam lewat dia akan masuk dan memandang raut lelah sang istri. Sudah hampir 3 bulan setelah Laras sadar dari koma, namun jiwanya masih belum sadar. Rasa tertekan yang kian menghimpitnya membuatnya semakin jauh dari kenyataan hidupnya. Laras membangun dunianya sendiri tanpa ada Ganesh di dalamnya.

***

Flashback

Ganesh terus berlari tanpa henti mencari ruang gawat darurat, dia benar benar panik. Telp siang ini membuat jantungnya copot. Laras, istrinya mengalami kecelakaan tunggal. Karena kelalaian para penjaga, Laras keluar rumah menggunakan mobil, sambil berteriak dan menangis. Dengan penuh kepanikkan mendengar suara Mahesh menangis, membuat Laras melajukan mobilnya hingga kecepatan penuh dan menabrakakan diri ke sebuah pagar rumah hingga berhenti ketika membentur tembok. Kejadian yang cepat itu mengundang banyak orang sekitar datang menolong dan menyaksikan begitu hebatnya benturan yang terjadi.

Ganesh di sambut isak tangis seluruh keluarga, bahkan mama nya sudah terkulai lemas duduk di dampingi Ayu kakaknya. Tak ada yang berani mengatakan saty hal pun, Ganesh hanya dapat kebisuan dan tangisan. Habis sudah semangatnya ketika dokter datang dan mengatakan bahwa istrinya koma.

"Ma, salah kami apa ma?"

"Pa, kenapa semua seperti ini?"

"Pak, kenapa harus kami mengalami ini?"

"Bu, tolong kami bu jawab kenapa kami seperti ini, apa salah kami?"

"Kak, kenapa harus istriku, anakku tolong beri aku jawaban kak!"

Semua hanya diam, airmata terus mengalir tiada henti, Ganesh sudah putus asa. Melihat istrinya harus berbaring tanpa pasti akan kembali. Sang mertua datang dan memeluknya bahkan menumpahkan segala kesedihannya. Sang papa pun yang pernah hampir tak kembali pun sudah tak mampu menopang segala keresahaan sang putra. Bahkan sebuah kata penyemangat pun tidak ada.

***

"Sayang, bangun dong kita masih punya tugas nih, Mahesh ngumpet bunda, ayah lelah mencari sendiri, ayah butuh bunda, kalau berdua mencari pasti Mahesh cepat ketemu!"

"Bun, hari ini ayah sudah mencari Mahesh hampir mampir ke kolong semut, bunda tahu bahkan semut pun tidak tahu di mana Mahesh sembunyi, rupanya anak kita amat pandai bersembunyi!"

"Sayang, kamu doakan ya, besok aku akan pergi ke Lombok kemarin kata polisi ada penggebrekan human traffing, dan kebetulan banyak bayi usia Mahesh, semoga ada anak kita disana, cepatlah membuka matamu agar aku percaya bahwa Tuhan itu ada!"

"Maaf sayang, aku kembali tanpa Mahesh, rupanya anak kita masih betah bersembunyi!"

"Sayang, bangunlah sejenak saja agar aku tak semakin hilang di tengah arus ketidak pastian ini, jawab lah aku apapun caramu, sedikit saja beri aku harapan Tuhan sedikit saja!"

Tak pernah Ganesh jatuh terpuruk dalam sebuah kubangan kedukaan yang teramat mendalam, hanya dirinya yang kini mengerti mengapa langkah kakinya sampai ke rooftop rumah sakit. Segala kemampuan panca indranya mati, seperti akal dan rasanya. Air mata terus mengalir membuang segala kegundahannya bersama ratap dan sengsaranya. Kini langit nampak dekat bagi Ganesh, amat sangat dekat bahkan lebih dekat seakan tangan pun dapat membelainya.

Satu langkah lagi maka berakhir sudah setiap kesedihannya, sengsaranya dan kepahitannya. Ganesh menulikan,membutakan, dan membisukan setiap indranya. Kini senyum nampak mengawali hidup barunya menyusul sang istri.

Oeekk ooeekkk ooeekk









Salam hangat untuk semua

😄😄😄😄

Tunggu kelanjutan nya ya...

Siapkah Kau? Istriku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang