Percobaan Awal

17.8K 846 8
                                    

Selamat membaca...

****

Langit malam mulai menemani dua insan menelusuri indahnya kota. Pedagang kaki lima berjajar rapi menawarkan makanan dan kebutuhan dari atas kepala hingga ujung kaki. Hanya berdampingan sambil menikmati suasana yang dingin ditengah keramahan para pedagang.

"Mau minum?" Ganesh memulai percakapan.

"Boleh, tapi air mineral saja!" Laras berhenti sambil memandang pedagang makanan dan minuman di depannya.

"Bu, air mineral 2 botol!" Ganesh menyerahkan uang dan menerima yang dimintanya.

"Terima kasih mas!" Ucap Laras lembut.

"Ras, duduk situ yuk!" Ganesh menunjuk ke sebuah bangku halte.

"Di sana saja, di situ ada orang asing!" Laras takut karena melihat banyak yang duduk di halte.

"Ya sudah kita duduk di trotoar, gak apa apa nanti kotor celanamu?" Ganesh memperhatikan jeans selutut milik Laras.

"Gak apa apa, atau kita jalan santai saja sampai dekat Monas!" Tawar Laras atas solusi tempat mereka istirahat.

"Atau kita pinjam tikar, duduk di sana sepertinya kerak telor enak!" Solusi lain dari Ganesh.

"Boleh, emang kamu suka kerak telor?" Tanya Laras menatap serius pada Ganesh.

"Benar Laras aku suka kerak telor, kalau kerak bumi aku gak doyan!" Canda Ganesh memunculkan senyum tipis Laras.

Mereka berjalan berbeda tujuan, Laras menyewa tikar sedang Ganesh memesan 2 porsi kerak telor. Laras membentangkan tikar dekat sebuah pohon kelapa. Duduk menselonjorkan kaki, dan merebahkan punggung di batang pohon kelapa.

Monas, bagi sebagian orang mungkin bersama dikala malam minggu hanya diperuntukan orang dengan kantong pas pasan, pas lagi ada ya datang pas lagi gak ada dana ya cukup di teras rumah. Entahlah angin apa yang membuat Ganesh mengajak Laras ke sini. Suasana Monas agak sepi maklum malam senin. Jarang yang main di hari ini, besok adalah awal memulai hari jadi rata rata sudah kembali ke rumah. Laras mengeluarkan hp dan mulai asik ngegame hingga tak sadar Ganesh sudah duduk disebelahnya.

"Asik amat bu, main ularnya!" Tegur Ganesh pelan.

"Ish, ganggu aja sih jadi mati nabrak tembok!" Rutul lesal Laras dengan tetap memandang hp.

"Bu, tolong yang bicara di sini bukan di hp!"
Ganesh mengangkat dagu Laras hingga mata mereka bertemu.

Ada rasa canggung terlihat dari interaksi keduanya. Dengan cepat Ganesh menyingkirkan tangannya, dan memutus kontak mata dengan Laras.

"Tuh kerak telornya dimakan lalu dihabiskan masih hangat!" Ucap Ganesh sambil menunjuk kerak telor dekat kaki Laras.

"Makasih!" Ucap Laras pelan.

Dalam diam mereka menikmati kerak telor masing masing, tanpa ada suara maupun tatapan mata, hanya saling lirik sekilas.

"Ras, kamu tahu saat aku memandang kamu tadi jantungku berdebar hebat!" Ucap Ganesh memecah kebisuan antara mereka.

"Oo, kurang lebih sama yang kurasakan!" Pengakuan yang membuat Ganesh menatap Laras dengan intens.

"Benarkah, apa kamu merasa risih aku ajak malam senin ke Monas?" Tanya Ganesh serius.

"Serius banget tanyanya, gak masalah sih hanya saja tolong nanti jangan sampai larut pulangnya, besok aku mengajar pagi!" Jelas Laras agar Ganesh paham situasinya.

"Iya, aku paham! Menurutmu Monas bagaimana?" Ganesh kembali bertanya sambil duduk bersilang kaki di hadapan Laras.

"Seru, ramai juga, not bad untuk meluangkan mata melihat kemegahannya di malam hari!" Ucap Laras sambil memandang Tugu Monas.

Siapkah Kau? Istriku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang