Toping 3 : Marry Without You

26K 823 12
                                    

 – Zara – 

            Aku terjaga sejak pukul tiga pagi. Aku memutuskan untuk duduk bersantai sambil menonton televise karna aku tak bisa tidur lagi. Sebenarnya perasaanku tidak enak sejak tadi malam. Aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi hari ini. tapi sebisa mungkin, aku tak ingin berfikiran yang enggak-enggak.

            Pukul 6.30, para perias yang telah kun anti datang. Memang pernikahanku dengan Nathan hanya mengundang keluarga besar kami. Setidaknya, aku masih sekolah jadi nggak bisa bikin party wedding yang besar-besaran. Cukup dirias dengan sederhana, di sanggul seperti orang Bali, dan mengenakan kebaya yang sederhana. Memang keluarga kami ada aliran darah orang Bali. Hanya saja lebih dominan ke luar alias Indo. Ini sunggguh menabjubkan. Aku tidak perotes selama di make up alias di dandanin hehehe.

            Jam delapan tepat, aku dan kedua orang tuaku pergi ke Masjid Istiqlal. Setidaknya masjid itu tidak terlalu jauh dari rumah kami.

            “Haruskah secepat ini ayah melepas putri ayah?” ayah menghela nafas di sampingku/

            “Ayah… Zara kan nikahnya sama Nathan. Ayah tau kan Nathan orangnya gimana? Zara bisa main kapan aja ke rumah kalo ayah sama mama kangen sama Zara/..” aku mengusap tangan ayah. Aku baru sadar bahwa kulit tangan ayah tidak sekencang dulu. Mulai ada keriput dan lekukan kulit diatas tangan ayah.

            “Udah jangan mellow dong.. nanti make up Zara bisa luntur. Udah cantik-cantik begitu juga…” mama mencoba menengahi. Walaupun aku tau mama juga merasa kehilangan anak paling kecilnya ini.

            “Jadilah istri yang baik. Yang selalu setia menemani suamimu saat suka maupun duka. Beri dia support, dukungan, dan kepercayaan. Semoga suami kamu bisa jadi imam keluarga yang baik ya Za…”  ayah mengelus tanganku dengan kasih sayangnya.

            “Amin ….” Aku tersenyum dan bersandar ke bahu ayah.

            Sesampainya di masjid, aku bisa melihat keluargaku berkumpul disana. Ada juga om Rick dan… Al? Al terlihat makin tampan dengan setelan tux hitamnya itu. Aku tersenyum kea rah Al dan keluarga om Rick. Al membalas senyumanku. Tapi aku merasa, ada luka di matanya. Hey apa-apaan aku. Sebentar lagi kan aku akan menjadi istri Nathan.

            Tapi Al sudah sangat baik padaku. Saat Nathan terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Al bahkan menyempatkan diri untuk mengantar atau menjemput aku ke sekolah. Juga menemani aku fiting gaun pengantin. Akhir-akhir ini aku memang banyak menghabiskan waktu dengan Al. membuat aku semakin merindukan Nathan yang dulu. Sebelum dia workaholic seperti sekarang. Tante Ana berjalan menghampiriku.

            “Zara… cantik sekali hari ini kamu…” aku dan tante Ana bercipika-cipiki.

            “Terima kasih tante…”

            “Selamat ya Za…” om Rick menepuk bahuku.

            “Makasih om…” aku membalasnya dengan senyuman.

            “Duhh… andai aja yang jadi menantu tante itu kamu Za. Pasti tante seneng banget deh..”

            “Aku yakin Al bisa ngedapetin cewe yang lebih cantik dan lebih pinter dari aku ko nte..”

            “Tapi tante tetep maunya kamu Za..” rengek tante Ana.

            “Udahlah ma… Zara juga udah mau nikah hari ini. jangan di ganggu lagi..” ahh… Al emang pengertian.

Ice Cream LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang