Toping 20 : Can I Move On?

20.5K 645 68
                                    

Duh pada semangat nih comentnya… jadi terharu hikz … hikzz… hikz… T-T

Aku kasih deh toping 20 nya nih ;’3

Makasih loh masih pada setia baca cerita yang kadang ga dapet feelnya ini ;’D

Aku kasih toping selanjutnya kalo komennya lebih dari 100 sama votenya pas seratus di hari Sabtu yah…

KEEP VOTE!! ^^

Laff Lafff {{{}}}

 

 

 

***************************************

 

 

 

– Al – 

Aku mengetuk-ngetukan jemariku ke atas meja kerja. Pikiranku terus melayang memikirkan nasib pernikahanku ini. Haruskah aku terus memaksakan Zara untuk bersamaku? Aku melihat betapa terlukanya dia saat bertemu lagi dengan nathan. Dia jadi murung, bahkan beberapa hari ini dia seperti nya menghindari Al. Tapi jika aku mempertahankannya lebih lama, aku dan Zara akan sama-sama terluka.

TOK TOK

"Ya?" Kemal muncul dari balik pintu ruanganku.

"Ini berkas yang tuan muda minta.." Aku menyandarkan tubuhku ke sandaran kursi.

"Taro di meja.." Aku memijit pelipisku yang terasa berdenyut-denyut.

"apa tuan muda yakin dengan keputusan tuan muda? Mm.. maksud saya bukannya saya lancing untuk mencampuri urusan pribadi tuan muda. Hanya saja, saya pikir tuan muda dengan nona Zara adalah pasangan yang serasi.” Aku tersenyum miris mengingat bahwa pernikahan ini dari awal bukan atas kesadaran diri Zara. Melainkan aku yang ingin menyelamatkannya.

“Saya hanya tidak ingin terus membuat Zara tersiksa dengan bertahan hidup bersama saya lebih lama lagi. saya hanya ingin melihat Zara bahagia. Karna melihat orang yang kita cintai bahagia rasanya lebih dari cukup. Yah, walaupun itu artinya kita harus mengorbankan perasaan kita sendiri.”

“Semoga tuan muda tidak menyesal dengan keputusan tuan muda. Saya permisi…” Kemal menghilang di balik pintu. Aku kembali menatap miris map coklat yang berisi surat gugatan cerai. Tuhan… haruskah? Tapi apa yang aku lihat sudah cukup menjadi bukti.

Kemarin siang aku hendak menjemput Zara di café, karna kata Auryn Zara sedang lunch bersama Nathan. Kemudian aku melihat Zara yang sedang terlihat tertawa lepas dengan wajah cerianya. Sesuatu yang jarang aku temui saat dia bersamaku. Bagaimana perasaanmu? Aku cemburu? Mungkin. Hanya saja sudut bibirku melengkung sempurna membuat senyuman di wajahku. Dan yang terakhir aku lihat Zara memeluk Nathan dengan sorot mata yang sulit aku deskripsikan. Aku tak ingin mengganggu kebahagiaan Zara dan mengurungkan niat awalku.

Aku pulang setelah jam di arlojiku menunjukkan pukul tujuh malam. Dengan langkah gontai, aku melepas jasku dan membawa serta map coklat di genggamanku. Ketika aku sampai di apartment, ku lihat Zara dengan wajah cerianya. Aku tersenyum melihat sorot matanya yang terlihat bahagia. Oh Tuhan… aku sungguh tak ingin melihatnya sedih lagi. aku harus melakukan ini. setelah mandi, aku dan Zara duduk berhadapann di meja makan. Sepertinya mala mini Zara memasak masakan yang special untuk kami berdua.

“Aku...” kami membuka suara secara bersamaan.

            “Kamu dulu..” ucapku yang dia jawab dengan menggelengkan kepalanya.

Ice Cream LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang