Maafpkan gue kawan kalo part yang ini Feelnya kurang ngena dan lagi-lagi lama banget ngepostnya.
Sejujurnya ga ada maksud buat ngePHPin kalian. Tapi mau gimana lagi…
Guru Bio mengumumkan ulangan dan gue harus extra kerja keras buat ngehafal=_=
Oh ya ini part terakhir. Makasih buat yang udah mau baca cerita yang kadang gajelas ini.
Part ini juga berhasil gue upload hari ini gara-gara tadi malem gue ngegalauin si MANCHAN yang yah gitu lah. Berterima kasihlah kalian pada manchan gue yang satu itu karna kalo ga gara-gara dia, gue ga bakal nulis part terakhir ini. *apasih-_-*
Sekian curcol gue kali ini.
Selamat menikmati toping terakhir kawan-kawan…
Jangan lupa kasih pesan kesan kalian buat novel gaje pertama gue yah! Pokoknya KUDU MUSTI WAJIB buat ngeVOTE dan kasih pesan kesan!!
Buat novel selanjutnya mungkin baru bisa mulai di upload beberapa bulan lagi kalo ga sibuk-sibuk banget gue nyiapin ujian hihihihi :3
Laff Lafff ;*
*
*
*
– Al –
Aku masih berusaha mencerna kata-kata Auryn barusan. Apa katanya? Zara... Hamil?
"Lo berdua itu bego apa kegedean gengsi sih! Saling cinta tapi ga mau jujur." Aku kembali terkejut atas omongan Auryn.
"Dia? Zara...cinta gue?"
"Ingatan boleh ilang. Tapi hatinya ga ilang kakak sepupu gue yang ganteng-ganteng lola. Pergi Al kejar dia sebelum akhirnya lo menyesal selamanyaaa!!" Tanpa ba bi bu aku keluar dari ruanganku tak menghiraukan teriakan Auryn yang memanggil-manggil namaku. Yang ada di fikiranku kini hanya Zara. Hanya Zara. Aku melajukan harrierku menuju apartment berharap Zara belum pergi.
Aku membuka pintu apartment secepat mungkin. Meneriakkan namanya ke seluruh sudut apartment. arg!
“ZARAA!”
“KAMU BELUM PERGI?!”
“ZAAA??”
Sial. Sepertinya dia telah pergi. Aku berdiri di ruang tengah sambil mengacak-acak rambut frustasi. Hingga sebuah benda yang tergeletak diatas meja ruang tengah menarik perhatianku. Aku berjalan mendekatinya kemudian mengangkat benda itu. Kotak. Terbungkus rapi. Apa ini kado? Aku membaca memo dari Zara. Astaga! Bagaimana bisa aku merusak kejutan yang telah ia siapkan di hari ulang tahunku. Dengan gusar aku berjalan meninggalkan ruang tengah.
KRIING KRING KRING
Apalagi sekarang! Aku mengangkat telfon di meja dekat pintu masuk.
“Ya?”
“A-Alvin. Za-zara vin Zara…” sepertinya Auryn yang menelfon.
“Zara kenapa!”
“Itu vin Zara…”
“Ngomong yang jelas Zara kenapa atau gue penggal pala lo!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Love
RomanceBagaimana rasanya ditinggal orang yang kita cintai pada hari pernikahan? Hancur. Itulah yang Zaranthia rasakan ketika kekasihnya Nathan memutuskan hubungan mereka lewat telefon saat akad nikah akan berlangsung. Tapi kemudian, ada seorang pria yang m...