– Zara –
Pagi ini aku bangun dan berada di sebuah ruangan yang aneh. Kamar ini terlihat asing untukku. Semuanya berwarna seperti kayu. Coklat muda, coklat tua, dan perpaduan keduanya. Aku ingat. Kemarin aku pindah ke apartment Al. sudah pasti ini kamarnya. Terlihat cukup rapid dan bersih. Aku menyibak selimut yang menutupi tubuhku. Aku duduk dan jari-jari kakiku bisa merasakan lantai kayu yang dingin. Di dekat kakiku ada sepasang sandal rumah yang bisa menghangatkan kakiku.
“Hai Za.. udah bangun? Pagi ini aku anter ke sekolah ya…” aku hanya mengangguk kemudian berjalan ke lemari pakaian Al yang kini juga menjadi lemari pakaianku. Al mengenakan baju di ruang kerjanya, sedangkan aku mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah.
Setelah selesai mandi, aku berjalan ke pantry dan melihat Al sedang membaca Koran di sana. Aku berjalan ke arah kulkas mencari sesuatu yang bisa aku masak agar aku bisa membuatkan sarapan untuk kami berdua.
“Kamu mau sarapan apa Al?” aku tidak bisa menemukan apapun selain sekotak susu putih dan susu bubuk coklat.
“Susu putih aja Za. Aku belum nyari bahan makanan.” Aku mengangguk. Aku mencari dua buah gelas di lemari bawah.
“Dispensernya nggak kamu tancepin ke listrik?” aku melirik lampu dispenser yang mati.
“Aku lupa. Aku tancepin dulu?” aku menahan tangan Al.
“Nggak usah. Biar aku masak air panas aja…” Al kembali duduk dan membaca Koran paginya.
Aku menuangkan susu ke dalam gelas. Tapi tiba-tiba aku merasa seperti kembali ke masa lalu. aku seperti berada di apartment Nathan. Aku pernah menginap di apartment Nathan. Mungkin sering. Setiap akhir pecan kami selalu menghabiskan waktu bersama. Biasanya aku selalu membuatkannya milk tea. Biasanya Nathan memelukku dari belakang dan mengecup pipiku diam-diam. Nathan… aku merindukannya. Nathan kamu dimana?
“Zaa…” tepukan di bahuku membuatku tersentak dan tidak sengaja menjatuhkan gelas di tanganku.
PRAAANGGGG
“A-al. m-maaf….” Aku mengusap ujung mataku yang tak terasa meneteskan air mata sebelum berjongkok untuk membersihkan puing-puing gelas kaca yang berserakan.
“Udah biarin aja. Kamu duduk aja. Biar aku yang bikini susu.” Aku mengangguk lemah dan duduk di balik meja pantry.
Tak lama kemudian, Al datang membawakan dua gelas susu. Satu miliknya dan satu lagi milikku. Aku meniup susu di genggamanku yang masih panas. Aku melihat Al sedang membenarkan dasinya sambil melirik korannya.
“Maaf Al… nanti pulang sekolah aku beresin…” ucapku menyesal sambil menunduk.
“Udah gapapa. Nanti aku suruh cleaning service aja buat bersihin ini. habisin gih susunya. Nanti kamu telat..” aku mengangguk dan menghabiskan susu coklatku. Setelah itu, Al mengantarku ke sekolah. Jarak dari apartment Al ke sekolahku cukup dekat. Selama di perjalanan, aku dan Al memilih diam sambil menatap jalanan ibu kota yang padat merayap. Handphoneku bergetar. Sms.
From : Auryn
Gue tunggu di kantin sekolah.
Aku menghela nafas dan mengembalikan handphoneku ke dalam saku jas sekolah. Al melirikku sekilas.
“Kenapa Za?” tanyanya. Aku menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Love
RomanceBagaimana rasanya ditinggal orang yang kita cintai pada hari pernikahan? Hancur. Itulah yang Zaranthia rasakan ketika kekasihnya Nathan memutuskan hubungan mereka lewat telefon saat akad nikah akan berlangsung. Tapi kemudian, ada seorang pria yang m...