Toping 19 : Pregnant

22K 648 68
                                    

– Zara – 

            Sudah empat hari ini aku masih belum berani menggunakan test pack yang Auryn berikan padaku. Pagi ini aku masih di dalam kamar mandi apartment Al sambil memandangi diriku sendiri. Yah, beberapa hari ini memang aku selalu mengalami morning sick. Apa mungkin? Tapi masa iya sih! Aku mengeluarkan test pack dari balik saku jas sekolah yang aku kenakan. Memandanginya seolah itu adalah obat beracun yang harus aku makan. Hey! Tidak sehoror itu juga sih sebenarnya. Aku takut dengan hasil yang akan di berikan oleh benda yang ada di genggamanku saat ini.

TOK TOK TOK TOK

            “Za… kamu gapapa?” aku dengan cepat langsung memasukan testpack itu ke dalam saku jas.

            “A-aku gapapa Al.” teriakku.

            “Kamu mau berangkat sekolah nggak?” aku membuka kunci pintu kamar mandi dan mengangguk dengan semangat.

            “Aku gapapa ko. Yuk…” aku berjalan mendahului Al. seperti biasanya, Al selalu mengantarku pergi ke sekolah. Hanya saja akhir-akhir ini aku lebih memilih jaga jarak dengan Al. entahlah kenapa aku bersikap aneh seperti itu.

            “Hmm… nanti aku mau hang out. Boleh kan?” Al mengangguk.

            “Mau aku bawain uang berapa?” tanyanya yang langsung aku jawab dengan gelengan kepala.

            “Nggak usah. Aku Cuma mau jalan-jalan aja ko. Lagian juga aku masih punya uang ko..” aku berniat membelikan kado untuk ulang tahun Al lusa. Mana mungkin aku menerima uangnya untuk membeli kado. Aku masih punya uang di tabunganku sendiri.

            “Oke. Hati-hati…” Al mengacak rambutku yang langsung aku tepis. Aku tersenyum kemudian masuk ke dalam sekolah. Sepertinya hari ini Auryn akan terlambat masuk sekolah. Aku menunggu di kelas bersama beberapa orang lainnya. Yah, beginilah kami. Anak-anak yang sudah dinyatakan lulus tapi belum dapat ijazah. Jadi lontang-lantung ga jelas gitu di sekolah. Aku menghela nafas kemudian mengeluarkan iphone dari tasku. Mengirim Nathan sebuah pesan…

To        : Nathan

            Nath, aku butuh bantuan kamu buat nyari kado.

            Bisa temenin aku pulang sekolah di mega mall?

            Setelah pertemuanku di café siang itu, Nathan jadi sering aku minta tolongin ini itu. Aku sudah beberapa kali menelfon Al, tapi jawaban dari Kemal hanya tuan muda sedang meeting, tuan muda sedang bersama klien, tuan muda sedang ini, tuan muda sedang itu, dan arrrghhh… bikin bête lah jawabannya.

Drttt Drrttt

From   : Nathan

            Oke. See you soon. ^^

            “Woyyy!!”

            “Astaga! Berhenti buat ngagetin gue Ryn. Bisa serangan jantung gue lama-lama gara-gara lo!” aku menoyor kepala Auryn. Jantungku berdegup cepat.

            “Yeh. Sorry dah. By the way, udah sarapan belom lau? Gue laper nih, cari makanan yuk. Apa kek roti, mie, bakso, atau susu coklat.” DEG. Mendengar nama itu membuatku kembali merasa mual. Aku meraih iphoneku dan berlari menuju toilet sekolah. Kepalaku terasa berdenyut dan entah kenapa perutku terus merasa mual. Arrggghh… kenapa denganku ini! tiba-tiba Auryn telah bersandar ke salah satu pintu toilet sambil melipat tangannya di depan dada sambil mengetuk-ngetukkan kakinya ke lantai.

Ice Cream LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang