– Zara –
Hari-hari untukku bertempur dengan ujian telah dimulai. Setiap pulang sekolah sampai laurt aku selalu berkutat dengan buku. Al biasanya membuatkan makanan cemilan dan selalu menemaniku. Sejak aku mulai ujian, Al selalu di rumah untuk menemaniku dan membantuku belajar. Ternyata benar kata Auryn. Al benar-benar pintar. Aku bahkan tak mengerti apa yang dimakannya atau mungkin dulu bunda saat mengandung Al ngidam buku-buku pelajaran yang bisa membuat Al jadi kelewat pinter. Setiap kali aku ketiduran di ruang tamu, pasti paginya aku telah menemukan diriku diatas ranjang bersama Al. jangan berfikiran yang ‘tidak-tidak’! kami sudah menikah. Apa salahnya tidur satu ranjang?
Pagi ini aku sangat bersemangat. Wajarlah, hari ini hari terakhir aku ujian. Oh Friday! Huaa… sebentar lagi aku akan terbebas dari penjara yang siap membuatku gila! arggghh!!
Aku bangun lebih awal dari biasanya. Pelan-pelan aku beranjak dari tempat tidur, menggantikan tubuhku yang tadinya di peluk Al menjadi guling. Aku tersenyum dan berlari ke kamar mandi untuk bersiap-siap.
Seminggu yang lalu, aku mulai berhasil mengenyahkan Nathan dari pikiranku. Jadi aku bisa lebih berkonsentrasi saat di dapur. Seperti pagi ini, aku menyiapkan sarapan dua gelas susu – untukku dan Al, serta roti yang ku oles madu sedikit kemudian aku panggang. Dan aku berniat untuk mengisi roti yang telah di panggang oleh es gelato – es krim Italia.
“Pagii..” aku tersentak merasakan pinggangku di rangkuh dari belakang oleh seseorang.
“Al… Berhenti membuatku terkejut tiap pagi…” aku mengaduk susu di gelas.
“Hmm… Kenapa bangun pagi-pagi banget sayang…” rajuknya dengan suara serak khas orang bangun tidur sambil menopang kepalanya di bahuku. Argh Al!! kenapa suaramu begitu sexy saat bangun tidur… aku menggeram dalam hati.
“Hari ini terakhir aku ujian. Jadi pengen cepet-cepet ke sekolah, terus selesaiin ujiannya…” aku menghela nafas membayangkan liburanku yang akan segera di mulai.
“Hmm, bagus lah.. Kalo gitu kita kan bisa mulai buat bikin baby Za…” kemudian bisa ku rasakan Al mulai menenggelamkan kepalanya ke leherku. Jantungku mulai berdegup tak keruan. Darahku serasa berdesir saat ia membuaiku di sana.
“Al… mandi gih. Aku ga bisa nyiapin sarapan kalo kamu kaya gini…” aku mencoba meraih roti yang sedang ku dinginkan di dekat microwafe. Tapi tak sampai. Melepaskan lengan kokoh Al pun percuma. Walaupun ia baru bangun, tenaganya tetap tak sanggup aku kalahkan.
“Kalau begitu lupakan saja sarapannya. Aku ga laper ko. Cukup sarapan ini aja…” ucapnya diantara upaya menggodaku. aarrr… Al…!!
“Al! kalo kamu ga siap-siap aku bisa telat!!” Al pun akhirnya mengangkat kepalanya dari bahuku. Ia pun melepaskan lengannya dari pinggangku. Aku menghela nafas panjang. Kemudian aku mengambil es krim dari kulkas. Tiba-tiba tangan Al dari belakang mencolek es krim dan mendaratkannya di bibirku.
“AALLLL!!” aku berbalik badan dan CUP! Mataku membelalak. Betapa piciknya Al! Lidah Al mulai menjilati bibirku yang terolesi oleh es krim.
“Manis…”gumamnya sambil mulai masuk ke dalam rongga mulutku. Aarrr… aku tak bisa menolak yang satu ini. tangan Al menahan tengkukku, kemudian aku lingkarkan tanganku di leher Al. menariknya sehingga tak adalagi batas yang menghalangi tubuh kami. Ciuman Al semakin liar. Dan…
YOUR MOMY CALLING!! OH YEAH!! THIS IS CALL FROM YOUR MOMY!!
“Argh!” Al melepaskan aku dan aku berusaha menahan diriku pada kompor dibelakang tubuhku. Sungguh ciuman Al itu mematikan. Aku berusaha mengatur nafasku yang tersengal-sengal. Aku berpikir, bagaimana setiap telfon yang masuk ke handphone Al bunyi ringtonenya berbeda-beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Love
RomanceBagaimana rasanya ditinggal orang yang kita cintai pada hari pernikahan? Hancur. Itulah yang Zaranthia rasakan ketika kekasihnya Nathan memutuskan hubungan mereka lewat telefon saat akad nikah akan berlangsung. Tapi kemudian, ada seorang pria yang m...