"Hai Pee?" Suara itu.
Ya Tuhan kenapa aku harus bertemu orang brengsek ini sepagi ini. Aku meliriknya malas dan berniat beranjak dari duduk ku dan melarikan diri dari orang ini."Pee... kita harus bicara. Please." Pintanya dengan mata yang seolah-olah berkaca-kaca dan memohon agar aku menurutinya. Haha sorry layaw gak menpan lagi sekarang. Basi banget. Tanpa ku jawab aku lansung pergi dari hadapan orang itu barusaja beberapa langkah orang itu mencengkram tangan ku.
"Lepasin tangan gue " pintaku santai. Karna ya hari ini aku malas bertengkar dengan siapapu..
"Pee gue mohon kita harus bicara. Please "
"Apa lagi yang mau lo omongin? Apa lagi yang harus lo jelasin ke gue? Lo mau jelasin apa hubungan lo sama dia? Gak usah gue udah tau. Lo pasti bilang lo anggap dia sebagai pelarin dari gue, iya kan? Banci tau ga sih lo." Emosiku mulai naik dengan keluarnya kata-kata dari mulutku ini.
"Maafin gue Pee. Gue ga mau pisah sama lo. Lo harus percaya sama gue Pee. Please Pee maafin gue. Gue gak bakalan ngulangin itu lagi Pee. Pleasee Pee gue mau balik sama lo," gak malu apa dia mohon-mohon sama gue gini .
Iya ga papa aku tau tapi masalahnya sekarang aku lagi di depan kelas dan asal kalian tau kita dipelototin sama banyak pasang mata dan itu membuat ku gak nyaman dan yaaah 'risih'.
"Gue udah maafin lo. Udah bangun lo." Ku memutar malas bola mataku karna dia mohon-mohon sambil bersimpuh. Gak bangetkan.
"Jadi lo mau balikan sama gue?" Tanyanya bersemagat. Oh No way yak dulu aku memang bodoh tapi gak sekarang.
"Emang gue bilang gue mau balikan sama lo? Gak kan. Gue emang maafin lo tapi kalo buat kembali lagi sama lo sorry sorry aja yaa gue ga mau masuk lobang yang sama untuk kesekian kalinya." Jawab ku memandangnya tajam.
"Udah mending lo urusin tuh semua cabe-cabean lo. Seebelum kesabaraan gue abis. Mau gue banting lagi barang lo? Atau mau gue tampar lagi?" Aku sudah mulai gerah dengan ulahnya ini. .ya ya memang dulu aku pernah melempar telpon genggamnya yang baru nan mahal sampai hancur berkeping-keping. Maklum lagi emosi..
"Oke Pee oke. Gue pergi tapi gue gabakalan tinggal diam Pee. Lo-cuma-buat gue. Gue Pee. Lo pasti balik lagi ke gue. Denger itu." Dia menekan setuap kata 'lo cuma buat gue' yang keluar dari mulut busuknya itu yang ku balas dengam putaran malas bola mataku ini.
Dia pun pergi ninggalin kami. Ya aku dan kedua sahabatku."Gila ya tu orang." Celetuk Anantha.
"Si Kenan mah emang gitu kali. Lo aja baru tau." Kali ini Chynta yang menjawab mewakiliku.
Yaa kalian tau sekarang siapa lakilaki brengsek itu. Ya namanya Kenan. Kenando Farlo yang udah ngerusak hidup ku.
Gara-gara dia mood ku semakin buruk. Lebih baik aku pergi ke atap untuk menenangkan kekacauan yang ada dalam otakku ini. Aku langsung pergi meninggalkan kedua sahabatku ini.
"Mau kemana lo Pee.?" Tanya Chynta.
"Biasa. Mau ikut gak lo pada?" Jawbku sambil berjalan tanpa menoleh pada mereka. Mereka mengikutiku ke atap. Yah kita bolos jam kali ini. Tak apa lah kalian pasti pernah melakukannya saat kalian kesal seperti ku kan.
***
"Pulang sekolah kita ke mall yuk?" Ajak Anantha."Boleh aja sih gue mah. Lagi bete juga gue di rumah. Gimana Pee lo ikut juga kan?" Tanya Chynta yang ku jawab dengan gumaman
"Udah gak usah tanya dia, sekarang mah pasti ikut-ikut aja tu orang. Kan udah gak ada yang di rante lagi. Malah sekarang lagi edan- edannya dia. Iya gak Pee? Hahah." Sialan si Anantha.
"Omongan lo Nan. Mau gue tabok lo?" Jawabku sinis.
"Eeeis sorry booosss selow bu selow. Tapi gue gak salah juga kali." Timpalnya sambil cekikikan.
Tapi memang benar apa yang di katakan sahabatku itu, dulu memang sempat mereka merasa jauh dariku, karna waktu ku lebih sering ku habiskan dengan si Kenan sialan. Mungkin bisa di bilang tak ada waktu lagi untuk sahabat-sahabatku ini karna dilarang oleh si brengsek itu. Tapi tidak lagi sekarang. Aku bersyukur bisa lepas darinya.
***
"Kita liat sesana kayaknya banyak barang baru tuh " tunjuk Chynta.
Aku dan Anantha mengikutinya. Tapi tiba-tiba Chynta membalik badannya dan membatalkan niatnya padahal tadi dia sangat bersemangat. Ada apa ini ku rasa ada yang tidak beres.
"Gak jadi gak jadi gak ada barang yang bagus." Ujarnya sambil endorong dorong badanku.
"Eh Chynta tadi lo yang ngajak kenapa ga jadi masuk? Ayok masuk aja Pee, orang barangnya bagus bagus kok." Anantha menarik ku bersamanya.
"Iya iya santai kali Nan." Jawab ku
"Ih gue mau nya kesana gak mau kesitu. Kalian gimana sih Ananta Preta." Rengek Chynta. Orang ini kenapa lagi bertingkah manja seperti ini.
"Lo kenapa sih Ta? Aneh banget tau gak?" Tanyaku
"Pokoknya gue ga mau masuk kesitu." Jawabnya kekeh. Saat ku membalik badanku berniat masuk dan meninggalkan Chynta yang aneh inim tok nantinya dia pasti ikut masuk.
Damnnn!!!! Shiit, aku langsung berdiri kaku tak bergerak. Ternyata ini yang di tutupi Chynta. Dia tidak ingin sahabatnya yaitu aku melihat ini semua.
"Peee." Panggil kedua sahabatku lirih. Aku diam tak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Maaf Pee." Chynta minta maaf padaku. Kenapa?
"Lo gak salah apa-apa Ta. Kenapa lo minta maaf?" Tanyaku merha hanya diam menatapku prihatin. Aku benci dengan tatapan itu. Tatapan setiapkali kejadian ini ku lihat.
"Yaudah lupain yang kita lihat. Kita lanjut lagi. Yuk yuk yuk." Aku menarik kedua sahabatku ke toko yang lain dan berusaha berbicara senormal mungkin dan seceria mungkin seolah tidak terjadi apa-apa.
Sejujurnya ini benar-benar membuat dadaku sesak. Melihat mereka berdua seperti tadi membuat mataku memanas. Ini benar-benar kelewatan. Aku sudah muak benar- benar muak karna bukan kali ini saja kami melihatnya..
.
Yaa segini dulu ya, coba tebak siapa yang dilihat sama Preeta.
Hiihihihi
Maaf ya kalo masih banyak typo dan kata-katanya sulit di cerna.
.
Makasih buat yang udah nyempetin baca. Jangan lupa di vote oke? ;-)13 maret 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGIN (Tamat)
RandomKisah 3 orang sahabat yang pada akhirnya satu persatu kehilangan keperawanannya pada waktu yang bukan seharusnya oleh orang yang bukan seharusnya. Semuanya berawal dari sebuah kebodohan dan akibat broken home yang mereka alami. Preeta Chynta Anan...