berita bahagiaaa

2.8K 41 0
                                    

Aku up ulang yah part yang ini yah soalnya yang aku up kemarin banyak kata yang ilang ga tau kenapa.  Jadi gak komplit gt. Maaf bgt yaaah happy reding 😚.

Sebenarnya aku tidak peduli dengan ucapan tante-tante rese itu. Tapi aku juga sedikit khawatir dengan kondisi ku, aku hanya takut ada yang bermasalah di tubuh ku. Mengingat tentang masalaluku. Aku ingin segera hamil lagi, aku ingin membuat Sandy bahagia. Bukan, bukan hanya Sandy tapi juga aku, orangtua ku, orangtua Sandy. Aku ingin segera memberikan kebahagiaan yang selama ini mereka nanti tapi tak pernah mereka minta secara langsung karna takut menyinggungku.

"Nyonya Hermawan. ... Nyonya Hermawan. " panggilan petugas klinik mengejutkan ku.

"Ah ya saya sus. " aku menghampiri meja petugas itu

"anda sudah boleh masuk bu. Silahkan! "

"Euummm yang lain dulu saja sus, saya sedang menunggu suami saya."

"Baiklah bu. Jika suami anda sudah ada ibu bisa langsung bilang pada saya. "

"Baik terimakasih. " Aku kembali duduk menunggu Sandy suamiku. Sudah lebih dari 1jam aku menunggu orang itu tapi belum juga menunjukan batang hidungnya. Aku tidak mau kalau harus masuk sendiri walaupun dokternya perempuan.

Aku cek kembali handphone ku belum ada kabar dari Sandy. Aku lihat kembali pesan yang dia kirim tadi terakhir kali saat memberi tahu alamat klinik ini. Kemana dia?

Aku terus melirik jam tangan yang ku kenakann. Waktu terus berputar tidak terasa aku menunggu Sandy sudah dua jam lebih dan sudah berapa nomor antrian yang mendahului ku.

Aku coba telfon Sandi tapi ga diangkat-angkat kemana sih sebenarnya orang itu?

"Maaf bu apa tidak sebaiknya ibu masuk saja. Karna sebentar lagi jam praktek dokternya selesai bu. " seorang petugas klinik menghampiriku. Aku berfikir beberapa saat, sepertinya ada benarnya juga kata suster ini. Aku lebih baik masuk sekarang.

"Baik sus." aku di arahkan suster tersebut keruangan praktek dokter kandungannya.

"Terimakasih. " ucapku.

"Silahkan duduk. " dokter yang bernama Sesil yang kulihat dari papan yang ada di atas mejanya itu mempersilahkan ku duduk.

"Jadi apa keluhannya bu? Apa ada masalah dengan kehamilannya? " tanya dokter ini menanyakan kehamilanku. Yang benar saja sekarang aku hamil pun tidak.

"Maaf dok saya belum hamil, makanya saya kesini untuk periksa apa ada masalah dengan kandungan saya? Juga mau tanya-tanya tentang program kehamilan"

"Oh maaf
bu, saya kira anda hamil soalnya badan anda menunjukan seperti sedang mengandung. " jeda sebentar. "lebih baik sekarang kita periksa saja supaya tau hasilnya. Mari bu. " dokter itu berdiri lalu memberi kode kepadaku agar tidur diatas kasur atau entah lahl apa itu namanya.

"Jangan tegang yah bu rilex saja." mungkin dokter itu tau kalu sekarang aju sedang tegang. Dokter Sesil mengoleskan gel yang terasa dingin di kulit perutku. Lalu menekan kan alat di atas perut ku, munculah gambar di monitor yang entahlah aku tidak mengerti itu gambar apa.

" Kandungan nya sehat bu sudah berjalan 7 minggu. Sejauh ini janin yang ibu kandung cukup kuat dan sehat. " aku blum bisa mencerna apa yang dokter ini katakan. Kandungan? Sehat? Cukup kuat? Tujuh minggu? Jadi maksudnya....

"saya hamil dok? " tanyaku terkejut

"iya ibu seperti dugaan saya tadi ibu sedang mengandung. Dan usia kandungan ibu sudah berjalan 7 minggu lebih. Sebaiknya ibu jangan terlalu capek dan di perhatikan asupan nutrisi buat janinnya yah bu. Walaupun janinnya kuat ibu harus tetap menjaga kondisi ibu."

"Tapi saya tidak merasakan hal-hal seperti orang hamil lainnya dok. "

"Iya bu itu biasa saja terjadi karna tidak semua orang mengalami gejala kehamilan. "

Aku masih diam belum percaya dengan yang di kata kan dokter tadi. Aku sedang hamil???
Ya Tuhan terimakasih, engkau telah mempercayaiku lagi untuk bisa mempunyai buah hati. Aku berjanji akan menjaga anak ku dengan sebaik mungkin sampai terlahir kedunia ini dengan sehat. Aku sentuh perut ku yang masih rata ini menyalurkan kehangatan pada makhluk di dalam sana. Air mataku tiba-tiba saja menetes tanpa permisi. Aku bahagia.

" Selamat yah bu. " dokter Sesil menjabat tangan ku memberi selamat.
"ii...iya dok terimakasih dok. Makasih."

"Ini resep vitamin yang harus ibu ambil. Untuk tambahan nutrisi buat dedek nya bu. " dokter itu menuliskan entah apa aku tidak bisa membaca tulisannya.

"Baik dok terimakasih. " aku langsung menjabat tangannya lalu keluar dengan muka bahagia dan juga hati yang bahagia. Sungguh tidak bisa di ungkapkan bagaimana hati ku saat ini.

Terimakasih ya Tuhan engkau telah memberikan kepercayaan kepada hamba. setelah menebus resep yang dokter Sesil berikan aku ingin langsung pulang ke rumah rasanya tidak sabar aku ingin memberi tahu Sandy kabar bahagia ini. Tunggu, sepertinya aku melupakan sesuatu. Ya., Sandy sampai saat ini belum juga ada kabar. Kemana dia, tidak seperti biasanya dia seperti ini. Apalagi sampai ingkar janji. Sebaiknya aku menyusul ke kantornya saja.
.
.

Author vop

Preeta langsung menuju lantai dimana ruangan Sandy berada, semua karyawan yang berpapasan dengan nya menyapa Preeta. Preeta memberikan senyum terindahnya karna berita bahagia tadi. 

Ting

Pintu lif  terbuka. Pandangan pertama Preera  saat itu adalaha Sandi yang sedang bersama seorang perempuan.  Entah kenapa hati Preeta  terasa sakit melihat pemandangan itu.   Padahal sebelumnya Preeta  selalu tampak biasa saja dengan  keadaan ini. 

"San. " panggil Preeta nyaris tak terdengar.  Sandy  menoleh kearah Preeta.

"Sayang. " panggil Sandy  langsung menghampiri istrinya.  Sandy bersikap biasa saja dan tidak tau kalau Preeta sedang  menahan air matanya yg ingin keluar. 

" Baiklah San aku pergi dulu. " pamit wanita itu lalu cipika-cipiki pada Sandy lalu berlalu pergi tanpa menyapa Preeta.  Preeta seperti kasat mata untuk wanita tadi, mugkin.  Dan itu membuat Preeta  berpikir kalau Sandy ada main dengan wanita tadi. 

"Siapa dia? "

"Yang mana sayang? " tanya Sandy  polos. 

"Wanita tadi, terus yang mana lagi. " ketus Preeta

"Ooh yang tadi Wina.  Dia sekretaris nya Pak Budiman klien ku. Oh ya tumben kamu kesini. "

"Akrab bener.  Kenapa ga boleh aku ke sini?  Ke kantor suamiku?" Preeta berteriak.  Untung saja di lantai ini hanya ada ruangan Sandy  dan sekretaris nya. 

"Yaa.. Yaa bo...boleeh sayang. Kenapa engga. " jawab Sandy kikuk

Preeta  tak menjawab hanya memberi tatapan tajam dari sudut matanya pada Sandy. 

"Yaudah kita pulang yuk. " ajak Sandy.  Preeta sampai lupa apa tujuannya datang ke kantor suami ya itu karna tiba-tiba mood nya yang memburuk. 

Hai hai hai.  Makasih yah untuk kalian yang mau baca cerita aneh ku ini.  Aku tau ko cerita ini amat jelek dan masih jauh dari kata layak.  Maklum lah aku masih belajar.  Tapi jangan bosen2 buat paca yah.  Aku juga sangat menunggu kritik saran dan jiga masukannya.  Makasih.  😊😊😊😊

VIRGIN (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang