usaha Preeta

3.3K 71 0
                                    

Pipi ku terasa panas saat aku mengingat kejadian tadi malam.  Pagi ini aku terbangung dari tidurku masih dalam pelukan Sandy suami ku. Ya kami melakukannya tadi malam untuk yang pertama kalinya setelah menikah sekian bulan. Aku memang istri durhaka,  mungkin? 

Aku mengelus perutku yang masih rata ini,  berharap kegiatan kami tadi malam segera membuahkan hasil yang kami harapkan. 

"Selamat pagi sayang. " sapa suamiku lalu mengecup pipi ku. 

"Kenapa senyum-senyum sendiri hmmmm?" aku tak menjawabnya.  Aku mengeratkan pelukanku dan menelusupkan wajahku di dada bidang miliknya.  Malu melihat wajah tampan suamiku ini saat aku ingat lagi dengan kegiatan kami tadi malam. 

Dia membalas pelukan ku,  mengelus rambutku dan memberikan kecupan bertubi-tubi yang membuatku geli. 

"Berhenti Sandy. Hihihi" kikik ku kegelian. 

"Tidak akan.  Aku sangat bahagia pagi ini. " jawabnya dengan terus menciumiku. 

"Bangun Sandy kamu harus kerja.  Cari uang sana. " aku terus menghindar dari serangannya. 

"Baiklah - baiklah ibu negara. " dia beranjak dari tidurnya,  duduk lalu mengelus perut rata milikku.  "Papah menunggu mu nak,  cepet jadi yah papa sudah menunggu mu.  Hihihi" lalu mengecup perutku senyuman terukir di bibirku merasakan kebahagiaan yang selama ini ternyata sudah di depan mata tapi aku menyia-nyiakannya.

"Kita harus sering melakukannya supaya kita cepat punya baby. "

"oh ya kau sangat sexy dan hot tadi malam sayang. "bisik Sandi di telingaku lalu lari kekamar mandi.  Aku yakin wajahku sudah seperti udang goreng karna ucapannya.  Terdengar kikikan nya di dalam kamar mandi.

Aku segera bangun dan menyiapkan baju kerja untuk Sandy.   Segera dapur untuk menyiapkan sarapan untuk kami meski  sebenarnya aku masih merasakan perih di selangkangankku akibat ulah Sandy tadi malam.  Walau pun ini bukan yang pertama untuk ku tetap saja terasa  sakit, meskipun Sandi melakukannya dengan kasih sayang dan hati-hati.

Cup...
"ih ngagetin aja. " Sandt menciumku dan memeluk ku dari belakang. Sudah berpakaian rapi. 

"Cepat makan San nanti telat. " titahku. Dia menarik kursi yang paling dekat dengannya.  Aku mengambilkan nasi dan juga teman-temannya untuk Sandy.  Memang seperti ini kebiasaan kami setiap pagi, sudah seperti suami istri selayaknya.  Hanya saja urusan yang satu itu kami baru melakukan tadi malam..

"Terimakasih sayang. "

"Cepat habiskan San." ucapku lalu mengambil sarapan untuk ku.

***

Selesai sarapan Sandy langsung berangkat ke kantornya.  Biasanya kami pergi bersama, Sandy mengantarkan ku dulu ke kafe  lalu dia pergi ke kantor dan menjemputku lagi nanti.  Tapi hari ini aku malas pergi ke kafe badanku rasanya remuk semua. Aku hanya ingin tidur dan bergulung lagi dengan selimut tebal milik ku. 

Aku mencium punggung tangan suamiku.
"Hati-hati San bawa mobilnya "

"Siap bu bos.  Tunggu aku pulang yah,  aku sudah tidak sabar ingin cepat malam." matanya menatap ku nakal. 

"Apaan sih,  cepat sana nanti kejebak macet. " jawabku.
"ya sudah aku berangkat sayang. Siapkan untuk nanti malam. " dia mengecup pipi ku lalu bergegas pergi dengan santainya. 

Kalau saja pipi ku ini makanan sepertinya sudah masak karna sedari tadi dibuat panas terus oleh suami jahil ku ini. 
.
.
.
.
***
Author pov
Setelah dua bulan mereka melakukan untuk yang pertama kalinya.  Belum ada tanda-tanda kalau Preeta berbadan dua hanya saja badannya yang sedikit berisi. 

VIRGIN (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang