Keanehan Preeta

3.2K 69 0
                                    

Hai aku hadir lagi nih.  Di sini aku cerita nya loncat2 ya. Haha loncat2 udah kaya maen tali aja.  Maksudnya aku percepat ke Preeta melahirkan . Happy reading ya guys.  Jangan lupa vote and comment oke

Sandy pov

Keheranan ku selama beberapa hari terakhir ini terbayar sudah. Mungkin ke anehan istri ku belakangan ini di sebabkan karna dia sedang mengandung buah cinta kami, tapi bodohnya aku sampai tidak mengetahui kalau istri ku sedang hamil dan hasilnya sekarang aku sedang menungguinya yang sedang tertidur di kasur rumah sakit  karna kecerobohan dan ke tidak tahuan ku.  Hampir saja aku kehilangan buah hati kami karna tadi dia malah mau naik motor cross dan mencoba trek di sana saat tiba-tiba dia minta nonton balapan sialan itu. Dan setelah selesai dia menaklukan treknya dia mengalami pendarahan yang membuatku kaget saat dia histeris minta di bawa kerumah sakit dan mengancam membunuhku. 

Tapi aku sangat bersyukur  dan berterimakasih pada Tuhan karna dia menyelamatkan anakku.  Anaku adalah anak yang tangguh dan kuat sehingga tidak ada masalah yang serius pada dia.  Tapi untuk kedepannya aku tidak akan membiarkan Preeta berbuat yang aneh-aneh lagi seperti tadi. 

"Saaan.!" akhirnya istri ku sudah bangun

"Iya sayang kenapa?  Ada yang sakit?" tanya ku khawatir. 
Dia hanya menggelengkan kepalanya.

"HHausss San." rengeknya.

"Tunggu sebentar aku ambilkan dulu yah." aku mengambil gelas brisi air putih di atas meja yang ada di ruangan ini.

"Ini sayang." dia langsung menenggak habis air yang ku bawakan tadi. 

"Hati-hati sayang minumnya pelan-pelan."

"Kamu ko ga ngasih tau aku, kalo kamu sedang hamil hmmm? " dia tidak menjawab pertanyaanku hanya melirik ku dari ujung matanya. 

"Lain kali kamu jangan aneh-aneh kaya tadi lagi ah.  Aku ga mau terjadi apa-apa sama kamu dan anak kita." perintahku

"Iya ah.  Berisik. Sebel aku sama kamu." dia tiba-tiba saja marah pada ku.  Loh ada apa lagi ini aku bingung sendiri jadinya sama kelakuan Preeta. 

"Ada apa sayang kok marah aku ada salah?  Ngomong kalo aku ada salah jangan diemin kaya gini ah ga baik." jawabku sambil mengelus kepalanya sayang.  .

"Kamu itu kemana kemarin aku tungguin di klinik pas mau priksa ga dateng-dateng.  Eh pas di samperin malah lagi asik berduaan sama perempuan di kantor. " cerocosnya. 
Oh jadi beberapa hari ini dia mendiamkan ku gara-gara itu.

"Maaf sayang kan aku kerja.  Udah yah jangan marah lagi ah.  Kasian bayi kita kalo kamu marah marah nanti dia jadi emosian loh kalo lahir. "

"Ah masa.  Dari mana ceritanya tuh. "  jawabnya ketus.   Membuat ku tertawa.

"Yaudah sayang aku minta maaf yah.  Lain kali ga akan aku ulangin lagi. Oke? "

"Hmmm.  Iya. " jeda sebentar." San gimana anak kita,  ga papa kan? " tanyanya sambil mengusap perutnya yang masih rata. 

"Anak kita untungnya kuat sayang dia ga papa.  Tapi jangan ulangi lagi yah. " aku mengingatkan istri ku lagi. Dia hanya menjawab dengan anggukan

"Aku ingin pulang San, aku ga betah di sini." rengeknya.

"Nanti sore kita bisa pulang sayang. "

***

Hari ini jadwal periksa kandungan Preeta ke dokter,  sejak kejadian itu aku tidak pernah melewatkan untuk mengantar istiku sayang ini ke dokter.  Seperti biasa setiap kali Preeta periksa aku yang selalu merasakan deg-degan padahal yang di periksa biasa-biasa saja.  Preeta semakin terlihat cuek di depan orang lain semenjak hamil tapi bisa mendadak sangat manja saat kami hanya berdua. 

"Anak-anak kalian sehat, kalian  bisa lihat sendiri mereka sangat aktif di dalam sana. " dokter Sesil memberikan kabar pada kami kalau anak-anak kami akan segera lahir kurang lebih dua mingguan lagi. 

Dua minggu,  kenapa dua minggu? Karna kandungan Preeta sudah menginjak bulan ke sembilan. Dan aku sangat berterima kasih pada Tuhan karna telah memberikan aku dan Preeta satu jagoan dan satu princess dalam perut istri ku.  Yaah benar anak ku kembar.

"Kelahiran bisa terjadi kapan saja,  dua minggu itu hanya prediksi saya karna hitungan bulan. Semuanya kembali lagi pada yang kuasa. " ujar dokter  Sesil. 

"Terimakasih dok. " ucap Preeta. 
"iya bu sama-sama. "

"Terimakasih  dok kalo begitu kami pulang dulu. " aku menjabat tangan dokter Sesil. 

VIRGIN (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang