bukabukaan

6.6K 110 3
                                    

Hai readers yang masih setia nunggu cerita gaje ini. Aku mau lanjut no mudah-mudahan suka yaaah 

Preeta mondar mandir gelisah di dalam ruang kerjanya. Pasalnya sejak kemarin malam Sandy tidak ada menghubunginya.  Preeta terus memutar ingatannya takut jika dia melakukan kesalahan pada sahabatnya itu. Tapi seingatnya kemarin dia masih di antar pulang oleh Sandy sikapnya masih seperti biasanya.

Preeta mulai memijit layar ponselnya. Mengetikan beberapa kata yang ingin dia kirim ke sahabatnya itu. Tapi dia urungkan karna rasa gengsinya yg begitu tinggi. 

"gak. gak. malu-maluin ah kirim pesan duluan.  Keliatan banget butuh dianya.  Tapi gue bingung, tadi pagi dia ga jemput gue sekarang udah siang bolong gini masih blm ngabarin ga ada dateng pula biasanya udah rengek minta gue keluar temenin makan."  Preeeta bicara sendiri persis seperti orang yaaang eeemm kalian simpulkan sendiri deh. 

"San lo dimana;? Tumben ga ada ke kantor?" itu bunyi pesan yang Preeta kirim pada Sandy.  Egonya yg tinggi kalah dengan kegelisahannya. 

" San jangan lupa makan yah! " dia kembali mengirim pesan pada orang yang sama, karna belum ada balasan dari orang yang dituju.

" San bales napa ih, apa gue ada salah?"

"maaf Pee gue ga bisa temenin lo makan hari ini.  Maaf juga tadi pagi gue ga jemput,  gue lagi sibuk banget. "

Preeta mengerutkan dahinya sejak kapan Sandy sahabatnya ga ada waktu menemani Preeta bahkan untuk sekedar makan. Preeta merasa ada yang aneh dengan sahabatnya karna tidak seperti Biasanya, tengah malam pun Sandy siap datang kerumah Preeta hanya untuk menemaninya ngobrol saat Preeta tidak bisa tidur. Tapi sekarang,  ada apa?

   Preeta berusaha berfikir positif dan mencoba mengerti mungkin sahabatnya benar-sedang sibuk.

.
.
Sudah lebih dati seminggu semenjak Preeta mengirim pesan pada Sandy, Sandy masih saja belum ada kabar. Hari hari Preta yang biasanya ceria sekarang dirasanya jadi hambar lagi.

Baru saja Perta membenamkan kepalanya kedalam lipatan tangannya di atas meja bunyi panggilan masuk mengejutkannya.  Dengan ogah-ogahan menjawab panggilan tanpa melihat siapa yang menelponnya.

"Haloo. " jawabnya malas.

"ko lesu gitu sih jawabnya. " Preeta mengenal suara ini.  Suara orang yang selama ini dia tunggu.  Preeta membelalakan matanya kaget lalu melihat nama yang tertera di layar hamdphone nya. 

"kemana aja? Kok baru telfon? "

"Gue lagi di bawah nih turun cepet." bukannya menjawab pertanyaan Preeta Sandy malah menyuruhnya turun.

"Males ah. " Jawab Preeta jual mahal.  Tidak ada jawaban di sebrang sana hanya suara langkah yang masuk kedalam pendengaran Preeta. 

"Pee gue di depan ruangan lo nih.  Buka dong." Preeta  langsung bangkit membuka pintu. Mendapati seseorang dengan muka kusut tak terawat sedang memandangnya.

"Kenapa ga langsung masuu.... " ucapan Preeta terhenti karna orang dihadapannya ini langsung memeluk tubuh miliknya. 

"L.. Loo kenapa San? " tanya Preeta binggung akan sikap sahabatnya.  Preeta berusaha melepaskan pelukan Sandy.

"Sebentar Pee.  Biarkan seperti ini. " pelukannya semakin erat mendekap Preeta seakan ada rasa takut kehilangan. Preeta hanya diam membiarkan ulah sahabatnya ini sampai beberapa menit.

"Sa...saaan.  gue ga bi...sa nafas. " Sandy langsung melepaskan pelukannya. 
"Maaf Pee gue ga sengaja."

"Ga papa,  yu masuk San. "

VIRGIN (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang