Pertengkaran

14.1K 347 3
                                    

Ya ampun aku sedih banget loh nulis gak ada yang ngasihvote cuma dikit pake bingits hiks ;(.  Makasih ya buat yang udah ngasih vote sama yang udah nyempetin waktunya buat baca.
Makasih loh buat nadiakuroba yang udah bikin aku semangat buat lanjutin ini kerjaan hihihi
Happy reading yaaahhh:*:*:*

Preeta pov

Sekitar pukul 9 malam akau baru sampai di rumah. Rasanya ingin sekali aku langsung berendam dengan air hangan beberapa lama tapi sayang begitu aku buka pintu langsung melihat perempuan itu. Dia mamah ku, amarah dalam hatiku langsung naik begitu saja tapi sebisa mungkin aku tahan karna aku malas bertengkar.

Aku membuang muka saat dia melihatku dan bergegas naik ke atas, tapi dia malah berbicara yang membuat kepalaku semakin mendidih.
"Preeta dari mana kamu?  Jam segini kok baru pulang?" Suaranya tidak begitu keras tidak juga lembut ya sedang-sedang sajalah.

"Ga penting! Apa peduli kalian aku dari mana?" Jawab ku datar.

"Kok kamu ngomong gitu Pee? Tentu saja kami peduli." Jawabnya dengan suara yg sedikit naik.

"Udahlah mah aku cape aku mau ke atas." Aku memutar badan dan bergegas ke kamar.

Aku langsung menuju kamar mandi ku untuk membersihkan badanku yang sangat lengket ini. Sekitar 30 menit aku baru keluar dari kamar mandi yang langsung di suguhkan wajah mamah yang duduk di pinggiran kasurku dengan tangan yang di lipat di depan dada. Huh mau apalagi dia. Aku langsung memutar mataku malas dan tidak menghiraukannya mengambil  baju untuk ku pakai.

"Pee..?" Lirihnya tapi tidak mendapatkan jawaban apapun dariku

"Preeta?"

"Apa lagi sih mah?  Udah aku malas untuk berdebat." Jawabku tanpa menoleh ke arahnya

"Kamu ingin sesuatu? Bilang Pee pasti akan mamah belikan apapun itu kalo mamah masih bisa belikan akan mamah belikan. Kamu ngomong aja jangan ngambekan gitu dong." Suaranya sedikit meninggi.

"Apa mamah pikir dengan semua uang yang mamah dan papah berikan aku akan senang, aku akan bahagia??" Teriaku padanya yang sudah ku tahan tahan dari tadi akhirnya meledak.

"Nggak mah,  apa mamah tidak berpikir kalau tingkah mamah di luaran sana itu kelewatan. Dan sangat memalukan." Ku mendaratkan tatapan tajam pada dia.

"Kamu ngomong apa Pee mamah ga ngerti. Apa yang mamah lakukan? Kesalahan apa memangnya yang menurutmu itu memalukan." Timpalnya yang sedikit tidak terima karna tidak merasa.  Mungkin.  Cih dasar.

"Apa mamah pikir aku tidak tau kalau tadi siang mamah pergi dengan laki-laki itu bermesraan di tempat umum. HAAH"  Aku sedikit memberi jeda untuk mengatur nafasku aku tidak mau di kuasai oleh amarah ku ini.

"Aku benci tiapkali tatapan itu diberikan temanku saat melihat kejadian seperti tadi. Aku benci tiapkali melihat mereka kasian padaku karna tingkah mamah itu. Aku benci semua itu. Apa kejadian yang lalau belum cukup untuk menyadarkan mamah. Apa aku harus melakukan kesalahan lagi agar mamah sadar apa aku juga harus jadi wanita murahan seperti mu?" Aku sudah tidak bisa menahan amarahku lagi semuanya keluar begitu saja.

Plaakkk...

Tamparan keras langsung mendarat di pipi mulus milikku.

"Jaga mulut mu itu Preeta!!!"

"APA?? Apa kau tersinggung dengan ucapanku?Hah?"

"Mana sopan santun mu yang selama ini?aku ini ora.."

"Ya ya memang mamah itu orang tua ku mamah juga yang telah mengandung dan membesarkan ku. Lalu mau apa? Aku sangat kecewa. Aku kira mamah sudah berubah dan tidak melakukan skandal itu lagi. Bermain-main dengam lakilaki lain yang sama sama memiliki rumah tangga. Apa kau tidak berpikir banyak orang yang disakiti oleh kelakuan kalian itu? " .

Dia hanya diam tak bergeming mungkin dia marah juga merasa semua yang ku katakan itu benar  atau apalah aku tak peduli. Dia langsung pergi meninggalkan aku dengan suara pintu yang dibanting kasar.

Chynta pov

Kedatanganku langsung di sambut oleh mami ku di depan pintu.

"Darimana kamu? Jam segini baru pulang. Kalo mau main tuh ya pulang dulu?" Seperti biasa kalo aku pulang telat pasti begini nih. Ih malesin banget punya mamih gini aamat.

"Udah mi ngomongnta. Chynta cape." Aku langsung pergi meninggalkan mami yang beediri gi depan pintu.

"Chynta!! Mau kemana kamu mami belum selesai bicara." Teriakan mami terdengar ke semua antero rumah.

"Chynta tadi Daniel nungguin kamu tadi dia dari siang di sini. Kamu tuh kelewatan udah tau dia mau kesini kamu malah ga pulang."  Haduuh terus aja mancak-mancak kaya gitu mih. Huuh

"Justru karna itu aku males pulang mi. Males aku ketemu dia. "  jawabku santai.

"Kamu itu maunya tuh apa dia itu yang terbaik buat kamu. Kamu pasti hidup senang kalo kamu nikah sama dia."  Idih si mamih kekeh amat aku mulai emosi nih mih sabar Chynta sabar

"Mami ku sayang, emangnya bahagia itu bisa di beli sama uang? Gak mi ngga. Lagian harta peninggalan almarhum papi juga gak bakalan abis kalo mami bisa ngelolanya." kutekan kata di akhir kalimat.

"Mami tau itu tapi mami mau kamu hidup terjamin. Kalo kamu sama Daniel kamu bakalan terjamin gak kaya sa.."

"STOP MI CUKUP . Cukup udah jangan ngomong lagi aku udah tau apa yang mau mami omongin. Okey memang Joy itu gak sekaya Daniel. Tapi dia bisa buat aku bahagia dan ketawa lepas yang Daniel gak bisa beri. Apa mami mau aku mati muda karna aku gak bahagia hidup sama Daniel?? " aku berhenti sejenak untuk mengambil oksigen di sekitarku.

" udah mi Chynta cape mau istirahat."

"Chynta... Chynta? Mani belum selesai ngomong heeey!!!!"

Ku banting pintu sekasar mungkin yang mengakibatkan suara yang keras.

Makasih ya yang udah baca. Jangan lupa vote sama komen ya itu bikin aku semangat lanjutin ceritanya

VIRGIN (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang