Jingga dari Tuhan

64 5 2
                                    

Teruskan jika pedangmu menghunusku
Lalu,
Lepaskan secara perlahan
Dan aku bisa merasakan, betapa perihnya itu

Hal yang sama dengan percakapan satu kalimat tadi malam
Oh, bukan
November 25 tepatnya
Sudah terhenti

Aku terenyuh dalam sekali detik
Seperti peluru yang melesat
Merongrong hari demi hari
Untuk jingga yang ku dapat

Jingga, lagi-lagi

Proses tunggu yang beranjak cerdas
Membuat nafasku tersengal kuat
Merasakan kalimat terakhir yang ku dengar
Serontak itu yang terasa

Didepan dada kedua tangan ku genggam seperti berpelukan
Dan berdiam lalu memejamkan mata
Hanya sebentar ...
Lalu berhembus udara yang tersisa setelah air bertumpahan
"Tuhan sudah berkehendak"
"Dan rencanaNya sungguh lebih indah"
Itu kekuatanku

-asky-
Smg, 10-11-2015

Lembaran PensilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang