Manis hari kala persandinganmu tiba
Eraman tangis telah terngiang kala memadu kasih
Rindu itu desisnya pelan
Ini murni soal kita yang pandai bersua
Naifku hingga lupa bahwa adanya perjodohan
Dan sudah fitrahnya Sang Tuan berhak menentukan pilihan orang tuanya
Untuk netra mengembun ini, terukir di langit jelas
.
Menyapa Sang Puan dengan tangan bersidekap anggun
Eloknya "potret couple" terpampang
Nun jauh aku tenggelam lautan
Cacar hati dengan lidah terasa kelu
Inikah cinta yang mengelana di rimba dongeng tak bernama?
Merelakan Sang Tuan yang tak membayar luka
Teruntuk sebilah hati bergetir ini
Asupan keteduhan sangat dinantinya
.
Semarang, 29 Agustus 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Pensilku
ПоэзияLembaran demi lembaran aku padatkan dalam bentuk proposal. Yang aku sertai makna cinta dalam setiap tintanya. Mungkin baitnya tak semegah penyair termahsyur di Indonesia. Tautan tulisan yang kurang apik tak mengharuskanku untuk melangkah dalam karya...