Manakala fajar berhembus angin sejuk
Menghampiri kalbu yang temaram
Dan satu kristal pun tumpah seadanyaManakala siang pun terasa kelu oleh pijakan
Bersendau terik yang didapat menebar hangat
Dan satu sentuhan angin sejuk pun meredamkanMalam dengan kumandangnya tiba bersahutan
Merajai insan dengan cintanyaTuan telah kembali dari berlayarnya
Menyisakan kenang setahun yang lama
Tertoreh pada temu rindu yang bersua
Kala kita masih bersama, kekasihPuan menanti ini dengan bergeming
Tiada hal tersisa saat kau telah melengking
Waktu pulang dan berangkat yang menggunjing
Puan menahan kristal turun menggelindingIsak merdu akan terkuak pada titik tak bertemu
Mendaratkan nama pada sebuah kalbu
Namun, Tuan tak hiraukan hal itu
Kini Tuan bukanlah Tuan yang duluPuan menggersangkan pikiran sejenak
Untuk Tuan yang tak acuh tinggalkan jejak
Tapak kenangan berbalut rindu yang tak bergerak
Untuk Tuan yang rela hati tak terhentak-asky-
Malam Takbir Puan
Semarang, 05 Juli 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Pensilku
PoetryLembaran demi lembaran aku padatkan dalam bentuk proposal. Yang aku sertai makna cinta dalam setiap tintanya. Mungkin baitnya tak semegah penyair termahsyur di Indonesia. Tautan tulisan yang kurang apik tak mengharuskanku untuk melangkah dalam karya...